Categories: Internasional

Dua Dokter di Jepang Didakwa Karena Suntik Mati Pasien

KalbarOnline.com – Jaksa penuntut Jepang pada Kamis (13/8) mendakwa dua dokter dengan dugaan melakukan suntik mati (eutanasia) pada dan atas permintaan seorang perempuan berusia 51 tahun penderita penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS) stadium akhir.

Kedua dokter tersebut, Yoshikazu Okubo (42), operator sebuah klinik medis di Kota Natori, Prefektur Miyagi, dan Naoki Yamamoto (43), seorang dokter yang bekerja di Bangsal Shinagawa Tokyo, ditahan pada Juli.

Mereka ditahan karena diduga memberikan obat penenang barbiturat dalam dosis mematikan atas permintaan Yuri Hayashi di rumahnya di Prefektur Kyoto pada November tahun lalu.

Hayashi telah menderita ALS sejak tahun 2011. Penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig itu merupakan suatu penyakit degeneratif neurologis progresif yang membuat pasien lumpuh.

Sebelum kematiannya, Hayashi diyakini mentransfer 1,3 juta yen (1 yen = Rp139) ke rekening bank Yamamoto, menurut sumber investigasi.

Sekitar sebulan sebelum Hayashi meninggal, Okubo diyakini membeli obat penenang barbiturat, yang ditemukan dalam tubuh Hayashi setelah kematiannya.

Kedua dokter diyakini mengunjungi Hayashi di apartemennya di Kyoto pada 30 November, mengaku sebagai kenalannya.

Setelah kedua dokter pergi usai berkunjung selama 10 menit, seorang perawat mengatakan menemukan Hayashi dalam kondisi tak sadarkan diri.

Menurut tim penyelidik, Okubo mulai berkomunikasi dengan Hayashi melalui pesan langsung di Twitter sekitar 11 bulan sebelum kematiannya.

Selama komunikasi tersebut, diyakini mereka membicarakan perihal biaya dan logistik untuk eutanasia, yang tergolong sebagai tindak kejahatan di Jepang.

“Saya tidak tahu mengapa saya harus hidup dengan tubuh seperti ini,” tulis Hayashi secara daring sebelum kematiannya, seperti dikutip Antara dari Xinhua.

Karena tingkat keparahan ALS yang dideritanya, Hayashi harus menggunakan alat yang memungkinkannya menulis dengan komputer yang mendeteksi gerakan mata.

Kantor Jaksa Penuntut Umum Distrik Kyoto pada Kamis mendakwa kedua dokter tersebut atas tuduhan pembunuhan dengan persetujuan. (*)

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Harisson Minta OPD Perbaiki SOP dan Temuan BPK: Jangan Sampai Berulang

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri exit meeting pemeriksaan terinci atas…

25 mins ago

Pj Gubernur Harisson Sambangi Stan Pameran Dekranasda Kalbar di Solo

KalbarOnline, Surakarta - Setelah menyaksikan pameran mobil hias dan budaya serta kriya di kawasan Jalan…

28 mins ago

Pj Gubernur Harisson Terima Kunjungan Ketua KDEKS Banten

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson didampingi beberapa kepala perangkat daerah…

30 mins ago

Harisson Minta Pengawasan Pangan Dilakukan Secara Konsisten dan komprehensif

KalbarOnline, Pontianak - Pj Gubernur  Kalbar, Harisson membuka Rakor Penguatan Pengawasan Ketahanan Pangan dan Promosi…

34 mins ago

Pj Gubernur Harisson Harap Pesparawi Kalbar Mampu Dulang Prestasi di Tingkat Nasional

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson secara resmi mengukuhkan pengurus Lembaga Pengembangan…

36 mins ago

Gara-gara Sabu, Remaja di Kubu Raya Nekat Curi Kabel Listrik Milik Perusahaan

KalbarOnline, KUBU RAYA - Seorang remaja berinisial RM (22 tahun), warga Kabupaten Kubu Raya, ditangkap…

37 mins ago