Categories: Sekadau

Pengentasan Stunting Jadi Prioritas Pemkab Sekadau

KalbarOnline, Sekadau – Salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Sekadau dalam bidang kesehatan di tahun 2020 ini yakni pengentasan angka stunting. Hal itu disampaikan langsung oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau, Henry Alpius. Ia mengatakan, para orang tua wajib mengetahui gejala, dampak dan pola pencegahan terhadap stunting.

Di mana, jelas Henry, stunting merupakan kondisi yang menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Salah satu ciri sunting yang paling dan mudah dikenali yakni tinggi badan anak yang tidak ideal (pendek).

“Itu (Stunting) disebabkan kurangnya asupan gizi pada janin sejak dalam kandungan, hingga usia 1000 hari atau usia dua tahun. Usia ini rentan terkenda stunting,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Selasa (25/2/2020).

Gejala stunting, lanjut dia, akan terlihat jika anak sudah berusia dua tahun. Kondisi ini menyebabkan tubuh gampang terserang penyakit seperti hipertensi, stroke, diabetes dan penyakit lain.

Stunting menyebabkan fungsi tubuh tidak seimbang. Mudah sakit, kemampuan penalaran berpikir berkurang. Sehingga berdampak pada produktivitas penderitanya karena rentan sakit,” tukasnya.

Di Kabupaten Sekadau sendiri, kata dia, angka penderita stunting pada tahun 2018 mencapai 31 persen. Sedangkan secara nasional pada tahun 2018 mencapai angka 27 persen.

“Artinya, dari 10 anak, tiga di antaranya terkena stunting. Ini menjadi perhatian kita bersama,” katanya.

Untuk mengurangi angka stunting, pihaknya terus menggalakkan program pencegahan di antaranya program seribu hari kelahiran. Henry menjelaskan, penanganan stunting oleh Dinkes dibagi dalam dua metode.

Yang pertama intervensi spesifik. Contohnya promosi kesehatan, pemberian makan tambahan bayi dan anak, promosi ibu menyusui minimal enam bulan, peningkatan pelayanan kesehatan mulai ibu hamil sampai menyusui.

“Kita anjurkan ibu hamil wajib memeriksakan diri di posyandu. Karena stunting bisa menyerang sejak janin masih di dalam kandungan. Program tahun ini kita akan beri bendera ibu hamil. Tiap rumah ibu hamil diberi tanda. Ini supaya setiap ibu hamil dapat diberikan asupan gizi yang tepat,” terang Henry.

Selain itu, pemberian imunisasi juga sangat penting bagi anak. Faktor lain seperti cacingan juga bisa menyebabkan stunting.

“Yang penting bagi kami adalah bagaimana mencegah agar jangan menikah dini. Sebab, tubuh ibu rentan mengalami masalah seperti pendarahan dan lain-lain saat melahirkan. Secara mental, ibu yang menikah usia muda juga kurang siap,” imbuhnya.

Metode kedua yakni intervensi sensitif. Pola ini memerlukan koordinasi lintas sektoral. Beberapa contoh intervensi sensitif seperti ketersediaan sumber pangan, sanitasi dan air bersih, pemberdayaan masyarakat melalui posyandu dan polindes, peningkatan pengasuhan di tingkat keluarga dan masyarakat, hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak mampu.

“Sebab faktor lingkungan yang tidak sehat juga berpengaruh memicu munculnya stunting. Makanya perlu kerjasama lintas sektoral dari instansi terkait, hingga pihak desa. Kita ingin stunting ditangani secara komprehensif agar tujuan kita tercapai,” jelas Henry.

Dinkes Sekadau juga akan mengkampanyekan gerakan masyarakat sehat dan pelayanan kesehatan gratis ke daerah-daerah, khususnya daerah terpencil.

“Program pelayanan kesehatan daerah terpencil ini sedang berjalan. Kita fokus mengunjungi daerah-daerah yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan,” bebernya.

Khusus untuk anak yang sudah terlanjur terkena stunting, Henry mengatakan cukup sulit untuk ditanggulangi. Namun, bisa dikurangi dampaknya dengan pola hidup sehat.

“Caranya bisa dengan olahraga rutin, makan bergizi, perilaku hidup bersih dan sehat,” ungkap mantan Plt direktur RSUD Sekadau ini.

Henry juga mengajak para orangtua untuk meningkatkan kesadaran kesehatan dan menjaga pola hidup sehat.

“Yang utama adalah pemahaman dari keluarga. Penting untuk menjaga kesehatan anak sejak dini. Sebab di masa emas inilah karakter dan tumbuh kembang anak terbentuk,” tandasnya. (Mus)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Peringatan Hardiknas 2024, Pj Bupati Romi: Mengenang Perjalanan Merdeka Belajar

KalbarOnline, Kayong Utara - Pemerintah Kabupaten Kayong Utara menggelar Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)…

5 hours ago

Tim Jatanras Polresta Pontianak Tangkap Komplotan Pencuri Kabel, Satu Orang Masih Buron

KalbarOnline, Pontianak - Tim Jatanras Sat Reskrim Polresta Pontianak berhasil menangkap komplotan pencurian kabel listrik…

5 hours ago

Warga MHS Ketapang Dihebohkan ODGJ Gorok Leher Sendiri Hingga Tewas

KalbarOnline, Ketapang - Warga Desa Sungai Jawi, Kecamatan Matan Hilir Selatan (MHS) dibuat heboh dengan…

5 hours ago

Kadiskop UKM Kalbar Turun Langsung Monitoring Tumbuh Kembang Anak Asuh Stunting

KalbarOnline, Pontianak - Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Kalbar, Junaidi bersama Anggota Korps Pegawai Republik…

6 hours ago

Pimpin Upacara Hardiknas, Harisson Serukan Keberlanjutan Program Merdeka Belajar

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson memimpin upacara peringatan Hari Pendidikan…

6 hours ago

Lutfi Al Mutahar Optimis Jadi Calon yang Diusung PAN di Pilwako Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Lutfi Al Mutahar meyakini kalau dirinyalah yang akan diusung oleh Partai Amanat…

19 hours ago