Categories: Sekadau

Warga Tionghoa Ceng Beng di Sungai Ayak Sekadau

KalbarOnline, Sekadau – Masyarakat tionghoa disekitaran wilayah Sungai Ayak berbondong – bondong pergi membersihkan dan bersembahyang di pusara leluhur.

Tidak sedikit yang berdatangan bahkan pulang dari luar daerah atau pulau. Kawasan pemakaman umum di daerah Padung pun sontak menjadi ramai karena dikunjungi para sanak family untuk menghormati dan mengingat nenek moyang.

“Untuk orang Tionghoa, perayaan ini dilakukan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang,” ungkap Hendra Mok, seorang warga Sungai Ayak yang sudah menetap di Pontianak, Sabtu (24/3).

Dia melanjutkan, tidak ada kata terpaksa, semua dengan kesadaran bagi yang mampu dan ingin pulang tentu akan pulang untuk menghormati dan juga mengingat para leluhur. Setiap orang berdoa di depan nenek moyang, menyapu pusara dan bersembahyang.

“Bersembahyang dengan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang dan berbagai asesoris, sebagai persembahan kepada nenek moyang. Upacara ini adalah sangat penting bagi kebanyakan orang Tionghoa,” tutupnya sembari diiyakan oleh Willy Then.

Sementara warga Sungai Ayak lainnya, Anton yang dijumpai dikawasan pemakaman umum di daerah Padung pun senada membenarkan pernyataan Hendra Mok.

“Ini salah satu cara kita mengingat para leluhur dan tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala, yang bisa kita pertahankan, ya kita lakukan untuk menghormati para nenek moyang,” pungkasnya didampingi sang kakak, Joni Yang.

Festival Qingming atau yang lebih dikenal dengan Ceng Beng (bahasa Hokkian) adalah ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah kubur sesuai dengan ajaran Khong Hu Cu.

Untuk orang Tionghoa, perayaan ini dilakukan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang.

Setiap orang berdoa di depan nenek moyang, menyapu pusara dan bersembahyang dengan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang dan berbagai asesoris, sebagai persembahan kepada nenek moyang.

Upacara ini adalah sangat penting bagi kebanyakan orang Tionghoa, terutama petani, dan biasanya dapat dilaksanakan 10 hari sebelum atau sesudah hari Ceng beng.

Juga pada waktu Ceng Beng, orang melakukan tamasya keluarga, mulai membajak sawah pada musim semi. Hal populer lain yang melakukan adalah memainkan layang-layang (dalam berbagai bentuk binatang, atau karakter dari Opera Cina). (Mus)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Ini Daftar Anggota DPRD Kabupaten Kubu Raya Terpilih Hasil Pemilu Tahun 2024

KalbarOnline, Kuhu Raya - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kubu Raya telah menetapkan 45 nama…

4 mins ago

Ini Daftar Anggota DPRD Kota Pontianak Terpilih Hasil Pemilu Tahun 2024

KalbarOnline, Pontianak - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pontianak telah menetapkan 45 nama Anggota Dewan…

6 mins ago

Pemprov Kalbar Siapkan Puluhan Penari Terbaik pada Momen HUT Kemerdekaan 17 Agustus di IKN

KalbarOnline, Pontianak - Peringatan 17 Agustus 2024 bakal menjadi momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Republik…

9 mins ago

Korban yang Jatuh dari Tongkang di Sungai Kapuas Sintang Ditemukan Meninggal Dunia

KalbarOnline, Sintang - Mohamad Indra Maulana, warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia setelah…

12 mins ago

Lagi, Bocah 8 Tahun di Landak Tewas Akibat Rabies

KalbarOnline, Landak - Kasus kematian akibat rabies kembali terjadi di Kabupaten Landak. Kali ini menewaskan…

14 mins ago

Terdakwa Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Gadis SMA Pontianak Divonis 12 Tahun Penjara

KalbarOnline, Pontianak - Pengadilan Negeri (PN) Pontianak telah memutus perkara kasus persetubuhan dan kekerasan seksual…

16 mins ago