KalbarOnline, Pontianak – Program Guru Garis Depan (GGD) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak berjalan maksimal. Sebab para guru yang lolos seleksi dalam program ini dan bertugas di Kalimantan Barat banyak yang memilih mengundurkan diri.
“Mereka mundur karena melihat medan yang akan ditempuh tidak sesuai dengan gambaran mereka,” ungkap Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya, belum lama ini.
Kendati demikian, tidak seluruh tenaga pendidik yang lolos ditempatkan di perbatasan dan pedalaman dalam program ini memilih mengundurkan diri.
Untuk mengisi kekosongan itu Pemerintah Kabupaten/Kota, seperti Bengkayang, Landak dan Kapuas Hulu memilih membuka guru honorer guna mengganti Guru Garis Depan yang sudah mengundurkan diri.
Wagub menilai persoalan ini menjadi dilema yang menghantui dunia pendidikan Kalimantan Barat.
Sebab saat ini Kalbar masih kekurangan tenaga guru terutama di daerah pedalaman dan perbatasan.
Sementara mereka yang direkrut pemerintah guna menutupi kekurangan guru di provinsi ini tidak mengetahui secara detail kondisi perbatasan dan pedalaman Kalimantan Barat yang masih minim akan fasilitas.
“Harapannya ke depan program ini bisa mempertimbangan sarjana lokal yang direkrut guna memenuhi kekurangan tenaga guru di daerah perbatasan dan pedalaman Kalbar,” tandasnya. (Fai)
KalbarOnline, Solo - Berbagai kerajinan khas Kalimantan Barat (Kalbar) dipamerkan dalam Expo HUT ke-44 Dewan…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Kalimantan Barat, tanah yang kaya akan keindahan alam, menyimpan sebuah permata…
KalbarOnline, Sintang - Air Terjun Sarai Sawi mungkin belum begitu dikenal luas, namun keindahan alamnya…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Goa Beluan, destinasi eksotis yang tersembunyi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Apakah Anda bosan dengan destinasi snorkeling yang biasa-biasa saja? Kalimantan Barat…
KalbarOnline, Pontianak - Sungai Kapuas, menjadi salah satu sungai terpanjang yang mengalir di Indonesia, bukan…
Leave a Comment