Categories: Sintang

Meski Menjadi Komoditas Andalan, Biaya Produksi Lada Terbilang Mahal

KalbarOnline, Sintang – Lada merupakan komoditas andalan di wilayah perbatasan Kabupaten Sintang.

Lantas, menjadi sumber perekonomian masyarakat di tengah tidak menentunya harga komoditas karet dan sawit.

Kepala Bidang (Kabid) Sarana Prasarana dan Pengendalian Hama Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Sintang, Endang Gunawan tak menampik warga perbatasan gencar menanam lada.

Namun, besarnya biaya produksi lada membuat warga masih berpikir membudidayakannya secara kontinuitas.

“Lada bisa dibilang tanaman musiman, tapi bukan musiman karena alam ya. Musiman karena perhitungan bisnisnya. Biaya budidaya lada ini cukup mahal. Petani tidak akan menanam, jika hasil tidak menutupi biaya produksi. Kalau mendengar harga tidak bagus, maka tidak nanam,” ujarnya seperti dilansir dari Pontianak.tribunnews.com.

Kecenderungan para petani memantau harga lada dari negara tetangga yakni Malaysia.

Ketika harga lada mahal atau tinggi, petani akan segera menanam.

Tidak hanya saat menanam, pemanenan lada juga kebanyakan menyesuaikan momen harga tinggi.

“Ketika melihat harga tinggi, maka yang lebih banyak dijual petani ya lada hitam. Panennya cepat dan lebih mudah. Masih hijau ndak perlu tunggu warnanya merah, terus dijemur dan dijual. Kalau lada putih kan nunggu merah, perlu dikupas, dijemur, baru jual. Harga juga tentu berubah dari waktu ke waktu,” paparnya.

Sistem panen seperti ini tentu membuat pihaknya sulit mengukur besarnya produksi lada secara pasti dalam setiap hektarenya hingga kini. Pasalnya, produksi tentu fluktuatif.

“Kalau di dalam buku sih sekian-sekian ya dalam luasan tertentu. Namun di daerah agak sulit diambil datanya. Kayak jagung lah ya, kan ada diambil saat masih baby cornatau jagung muda yang untuk sayur itu. Ada juga yang saat tua. Kita sadar juga lah para petani juga tentu melihat harga dan untung. Kayak lada ini, kalau harga mahal dan bisa dipanen hijau, kenapa tunggu merah,” pungkasnya. (Sg)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Danau Empangau: Permata Tersembunyi di Bunut Hilir

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Danau Empangau, yang terletak di Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu,…

6 hours ago

Mengabadikan Keindahan Alam di Bukit Penjamur: Destinasi Sunrise dan Sunset Terbaik di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Kalimantan - Bukit Penjamur, sebuah spot menakjubkan untuk menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam,…

6 hours ago

Bejat! Delapan Pria di Suhaid Setubuhi Gadis 15 Tahun Secara Bergiliran

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Delapan pria di Kecamatan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat melakukan…

6 hours ago

Kasus Perdagangan 109 Kilogram Sisik Trenggiling Mulai Sidang

KalbarOnline, Mempawah - Pengadilan Negeri Mempawah menggelar sidang perdana perkara perdagangan sisik trenggiling sebanyak 109,54…

6 hours ago

Bapaslon Muda-Suyanto Mundur dari Jalur Perseorangan

KalbarOnline, Pontianak - Bakal pasangan calon (bapaslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat tahun 2024,…

6 hours ago

Wabup Wahyudi Minta Dinas Terkait Proaktif Wujudkan Kapuas Hulu Layak Anak

KalbarOnline, Putussibau - Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat membuka secara resmi rapat koordinasi kabupaten…

9 hours ago