Dilematis Kebakaran Hutan dan Lahan
KalbarOnline, Sekadau – Kabut asap kerap dikaitkan dengan aktivitas bakar ladang oleh masyarakat. Kondisi ini pun menimbulkan dilematis.
“Soalnya masalah pembakaran ladang itu berkaitan dengan perut. Masyarakat petani tradisional memang tidak bisa mengelak untuk membakar ladang,” ujar Dimas Jon S.Sos, Pemerhati Sosial Kemasyarakatan Sekadau saat dimintai tanggapannya, belum lama ini.
Menurutnya, membakar ladang merupakan salah satu cara petani tradisional dalam bertani.
“Jadi susah juga kalau kita larang petani membakar lahan,” tuturnya.
Yang dapat dilakukan, kata Dimas, adalah mengatur jadwal membakar ladang. Pengaturan jadwal yang dimaksud, bisa dilakukan dengan membagi zona membakar ladang.
“Misalnya di kecamatan ini, diatur minggu ini. Kemudian, kecamatan diatur minggu berikutnya. Jadi tidak menumpuk sama-sama,” saran Dimas.
Dimas meyakini, dengan cara demikian dapat mengurangi kabut asap.
“Paling tidak, tidak terlalu pekat lah,” pungkas Dimas. (bdu/Mus)
KalbarOnline, Pontianak - Mengaku mendapat bisikan gaib, Syarif Muhammad Ikhsan (39 tahun) nekat terjun ke…
KalbarOnline, Pontianak - Seorang pria berinisial Ib (48 tahun) di Pontianak ditangkap Tim Macan Unit…
KalbarOnline, Kubu Raya - Satreskrim Polres Kubu Raya mengungkapkan selama 2024, terhitung dari Januari hingga…
KalbarOnline, Kubu Raya - Polres Kubu Raya dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Kalbar…
KalbarOnline.com – Angin segar sekaligus kabar baik bagi warga Kota Pontianak khususnya para pencinta sepak…
KalbarOnline.com – Sebanyak 29 anggota Panwaslu Kelurahan se-Kota Pontianak dilantik oleh Ketua Bawaslu Kota Pontianak…
Leave a Comment