Dilematis Kebakaran Hutan dan Lahan
KalbarOnline, Sekadau – Kabut asap kerap dikaitkan dengan aktivitas bakar ladang oleh masyarakat. Kondisi ini pun menimbulkan dilematis.
“Soalnya masalah pembakaran ladang itu berkaitan dengan perut. Masyarakat petani tradisional memang tidak bisa mengelak untuk membakar ladang,” ujar Dimas Jon S.Sos, Pemerhati Sosial Kemasyarakatan Sekadau saat dimintai tanggapannya, belum lama ini.
Menurutnya, membakar ladang merupakan salah satu cara petani tradisional dalam bertani.
“Jadi susah juga kalau kita larang petani membakar lahan,” tuturnya.
Yang dapat dilakukan, kata Dimas, adalah mengatur jadwal membakar ladang. Pengaturan jadwal yang dimaksud, bisa dilakukan dengan membagi zona membakar ladang.
“Misalnya di kecamatan ini, diatur minggu ini. Kemudian, kecamatan diatur minggu berikutnya. Jadi tidak menumpuk sama-sama,” saran Dimas.
Dimas meyakini, dengan cara demikian dapat mengurangi kabut asap.
“Paling tidak, tidak terlalu pekat lah,” pungkas Dimas. (bdu/Mus)
KalbarOnline, Kubu Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menggelar kegiatan Gerakan Tanam Padi (Gertam) 2024…
KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati Ketapang, Farhan menghadiri Anniversary 3 tahun sekaligus halal bihalal Generasi…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Ketapang,…
KalbarOnline, Ketapang - Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkab Ketapang, Heryandi menjadi inspektur upacara…
KalbarOnline, Pontianak - Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) periode 2010 - 2018,…
KalbarOnline, Pontianak - Tradisi halal bihalal yang menjadi agenda rutin tahunan setiap bulan Syawal dalam…
Leave a Comment