Categories: Ketapang

Satpam PT Arrtu Plantation Gunakan Atribut TNI Dalam Bertugas

Dapat Menimbulkan Image Negatif Prajurit atau Institusi Militer Kepada Masyarakat

KalbarOnline, Ketapang – Oknum satpam perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Arrtu Plantation Kemuning Estate di Desa Sei Melayu, Kecamatan Sei Melayu, Kabupaten Ketapang, berinisial AL diduga nekat berpakaian seragam lengkap Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat melaksanakan tugasnya sebagai Satpam di pos jaga yang diduga kuat untuk menakut-nakuti masyarakat sekitar perusahaan.

Keberadaan oknum Satpam yang memakai atribut lengkap TNI tersebut sangat membuat resah masyarakat sekitar, pasalnya setiap ada masyarakat yang membawa olahan kayu dari dalam lokasi perusahaan tersebut saat melintasi pos jaga tempat oknum Satpam tersebut bertugas selalu ditahan olehnya dengan dalih di razia.

Terpisah, Sudarmaji selaku Komandan Regu (Danru) Security PT Arrtu Plantation saat dikonfirmasi tim KalbarOnline Ketapang via telepon, Minggu (30/4), membenarkan bahwa anak buahnya di perusahaan tersebut saat bertugas selalu berpakaian seragam lengkap TNI.

“Iya, memang benar ada (Security-red) berpakaian lengkap TNI, dan dia (AL.red) orang baru ‎di perusahan,” aku Sudarmaji.

“Pihak perusahaan juga mengetahui jika ada anggota Satpam saat bertugas di pos jaga dengan seragam lengkap TNI,” timpalnya.

Duplikasi penggunaan seragam dan atribut militer oleh sipil seperti yang terjadi saat ini setidaknya membawa dampak kurang baik di kalangan internal TNI maupun masyarakat. Di kalangan internal prajurit TNI, duplikasi penggunaan seragam dan atribut militer oleh sipil dinilai telah “melukai” hati prajurit TNI.

Pembiaran penggunaan seragam dan atribut tersebut pada akhirnya akan menurunkan moril prajurit, karena tidak ada lagi kebanggaan terhadap seragam dan atribut yang dipakainya, karena tidak ada bedanya dengan intansi sipil.

Adapun Dampak eksternal, duplikasi penggunaan seragam dan atribut militer oleh sipil dapat menimbulkan image negatif prajurit atau institusi militer. Hal ini terjadi bila masyarakat sipil yang menggunakan seragam dan atribut militer melakukan perbuatan yang tidak terpuji di masyarakat.

‎Selain melanggar hukum, penggunaan seragam dan atribut militer oleh masyarakat sipil, sejatinya sangat membahayakan dirinya sendiri. Karena bila terjadi konflik militer mereka dapat menjadi sasaran tembak kelompok militer dalam konflik bersenjata.

Hingga berita ini diturunkan tim KalbarOnline masih menunggu keterangan resmi dari pihak Kodim 1203 Ketapang. (Adi LC)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Rokidi Duduki Jabatan Penting di Kepengurusan LPTQ Kalbar

KalbarOnline, Pontianak - Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi menduduki jabatan penting di kepengurusan Lembaga Pengembangan…

2 hours ago

Pj Gubernur Harisson Harapkan HMI Kuat Secara Intelektual dan Mandiri Secara Finansial

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri kegiatan pelantikan pengurus Badan Koordinasi (Badko)…

17 hours ago

Kodim Putussibau Razia Pemain Layangan di Wilayah Putussibau Kota

KalbarOnline, Putussibau - Anggota Kodim 1206/Putussibau beserta Satpol PP Kabupaten Kapuas Hulu melaksanakan razia penertiban…

19 hours ago

Jadi Tuan Rumah, Polda Kalbar Ajak Masyarakat Dukung dan Sukseskan Kejuaraan Proliga Volley 2024

KalbarOnline, Pontianak - Polda Kalbar meminta kepada seluruh masyarakat Kalbar dapat mendukung dan turut memeriahkan…

19 hours ago

Pj Gubernur Harisson Buka Kejurnas Angkat Besi di GOR Pangsuma Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson membuka kejuaraan nasional (kejurnas) angkat…

19 hours ago

Harisson Lantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalbar Periode 2024 – 2029

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson melantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalimantan Barat…

19 hours ago