Categories: Sekadau

5 Tahun Menahan Sakit, Lisan Pasrah Karena Tak Ada Biaya Untuk Berobat

Warga Dusun Emparak Desa Nanga Pemubuh

KalbarOnline, Sekadau – Lagi-lagi ada warga Kabupaten Sekadau yang mengalami penyakit kronis, sementara keadaan ekonomi menekan hidup.

Dikarenakan tidak ada biaya untuk berobat ke rumah sakit, Lisan (38) warga Dusun Emparak Desa Nanga Pemubuh, Kecamatan Rawak Hulu ini, harus pasrah menahan sakit yang dideritanya sejak lima tahun silam.

Ibu tiga anak ini yang bersuamikan Masam (38) yang bekerja sebagai petani dan buruh di kebun sawit daerah setempat.

Masam menceritakan bahwa ia pernah membawa istrinya untuk mengecek ke pos kesehatan setempat.

“Namun pihak kesehatan menyarankan untuk cek dan berobat ke RS besar saja. Kita bingung dan tidak tau dapat dari mana uang untuk berobat, untuk ke kota Sekadau saja tidak ada, bagaimana untuk bayar pengobatan, dan makan minum di RS itu. Dengan demikian kami memutuskan untuk tidak berobat, sampailah sekarang, terhitung sudah lima tahun lamanya,” ceritanya.

Selama ini untuk pengobatan istrinya hanya dilakukan dengan cara pengobatan kampung (tradisonal).

“Mau berobat, biaya tidak ada, buat makan kami dan 3 (tiga) anak saya ini saja susah,” keluhnya sedih.

Sementara Lisan mengaku bahwa keluarganya sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), Jamkesmas, BPJS di kesehatan Tapang Perodah.

“Saya dan suami ada kartu BPJS tapi kita tidak berani, nanti kalau sudah berobat ada obat yang tidak ada dan, tidak ditanggung BPJS, nanti kami mau bayar pakai apa, sementara duit tak punya sama sekali,” tuturnya pasrah.

Ia juga mengatakan saat ini dirinya dan keluarga hanya pasrah menunggu tuhan memanggil melalui penyakit yang secara medis belum diketahui sesungguhnya, meski sudah di cek namun tidak ada keterangan jelas dari pihak kesehatan.

“Waktu cek, hanya di pegang-pegang, diliat, kemudian disarankan ke RS besar saja udah gitu,” tandasnya.

Kemiskinan seakan menjadi momok yang mengerikan dan terus merongrong keadaan ekonomi masyarakat. Hal ini sudah seharusnya menjadi sebuah cerminan tersendiri bagi Pemerintah Indonesia untuk dapat terus berusaha dan berupaya mengatasi permasalahan tersebut.

Benar memang, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi atau mengatasi masalah kemiskinan, akan tetapi tetap saja permasalahan kemiskinan belum dapat teratasi. (Mus)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Polisi Selidiki Video Viral Aksi Perundungan di Sentap Ketapang

KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort ( Polres) Ketapang saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait viralnya…

3 hours ago

Kembangkan Minat Baca Sejak Dini, Disperpusip Gelar Lomba dan Bazar Buku

KalbarOnline, Pontianak – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Pontianak sukses menggelar acara Lomba Bercerita…

6 hours ago

Pulau Simping: Keindahan Tersembunyi di Singkawang yang Wajib Dikunjungi

KalbarOnline, Singkawang - Singkawang, sebuah kota di Kalimantan Barat, dikenal dengan pesona alamnya yang memikat.…

6 hours ago

Puluhan Pasutri Hadiri Seminar Mengatasi Kesulitan Hamil di Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Puluhan pasangan suami istri (pasutri) yang sedang berusaha atau melakukan program untuk…

6 hours ago

RSUD Soedarso Kembali Laksanakan Proctorship Intervensi Vaskular

KalbarOnline, Pontianak - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso kembali mengadakan proctorship bersama Rumah Sakit…

6 hours ago

Pj Gubernur Kalbar Targetkan 17 Juni GOR Terpadu Ayani Mulai Diujicobakan

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson memastikan, bahwa pada 17 Juni…

6 hours ago