Tanggapi Kasus Perceraian di Pontianak, Ini Penjelasan Sutarmidji

Minta jajarannya bijak dalam menggunakan sosial media

KalbarOnline, Pontianak – Wali Kota Pontianak, Sutarmidji membenarkan bahwa ada beberapa berkas pegawai di lingkungan Pemerintahan Kota Pontianak yang telah ia tanda tangani, karena mengajukan gugatan cerai.

Dirinya mengatakan apabila dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, yang mengajukan perceraian memang didominasi oleh perempuan.

Bahkan dicontohkannya dari 10 yang mengajukan perceraian delapan adalah perempuan. Sedangkan laki-laki ia katakan hanya bagian kecil saja yang mengajukan perceraian.

“Memang yang selalu mendominasi ini adalah perempuan, dari 10 yang saya tandatangan delapannya perempuan. Bahkan dari sepuluh itu didominasi guru, bisa 60-70 persen,” ujarnya seperti dilansir dari Pontianak.tribunnews.com.

Baca Juga :  Polda Kalbar Amankan Truk Bermuatan Ratusan Kayu Illegal

Wali Kota dua periode ini juga mengatakan bahwa tidak mengetahui secara pasti apa penyebab fenomena perceraian sikalangan ASN dan didominasi perempuan dan tenaga pendidk tersebut. Namun besar kemungkinan, hal ini diakibatkan ketidakseimbangan penghasilan dan adanya masalah lain.

Ia berasumsi dengan banyaknya guru megajukan gugatan cerai, bisa saja karena penghasilannya lebih besar, karena menurutnya penghasilan guru saat ini lebih besar di atas PNS biasa.

“Kita tidak tahu secara pasti, kenapa lebih banyak guru yang minta cerai. Tapi kalau dilihat penghasilan guru saat ini besar dari PNS lainnya, mungkin ada kesenjangan pendapatan,” tuturnya.

Baca Juga :  Gubernur Sutarmidji ke Bupati Mempawah yang Baru : Kawal Pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing

Soal usia rata-rata diatas 30-35 yang mengajukan cerai, ia menilai wajar. Yang tak wajar ketika beberapa waktu lalu, ada kasus guru perempuan berusia 57 tahun yang mengajukan cerai. Suaminya saat itu berumur 60-an. Saat itu, dia mengaku tidak menandatangani pengajuan tersebut.

“Sudah dilakukan pembinaan dari sisi agama dan lainnya. Tapi memang mungkin jodohnya di situ, atau salah jodoh, gimana atau apalah,” imbuhnya.

Dia pun ingin para jajarannya bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan berlebihan dan harus pandai-pandai dalam berkomunikasi dengan pasangan. (Fai)

Comment