Petani Karet Sekadau Harapkan Ini Kepada Gubernur Kalbar Terpilih

KalbarOnline, Sekadau – Harga komoditas karet tidak seperti harga tahun – tahun dulu. Namun saat ini harga karet bagi masyarakat Kabupaten Sekadau pada khususnya bahkan masyarakat petani karet Kalimantan Barat pada umumnya tidak lagi menjadi primadona dan andalan sebagai mata pencarian hidup untuk menggerakan roda perekonomian.

Sekarang petani karet maupun masyarakat Sekadau yang bertanam karet tidak lagi menggantungkan hidup dengan komoditi karet yang sempat menjadi andalan masyarakat.

Salah seorang warga Desa Sungai Sambang, Abo Jainal, yang memiliki kebun karet menuturkan, karet tidak lagi menjadi komoditi andalan bagi dirinya dan masyarakat setempat.

Baca Juga: Keluhkan Harga Karet Anjlok, Warga Kapuas Hulu Harap Jika Bang Midji – Norsan Terpilih Dapat Stabilkan Harga Karet di Kalbar

Baca Juga :  Potensi Pendapatan Daerah Terkendala Sistem Penagihan dan Data

“Tidak seperti di tahun 2000, harga perkilogram karet pernah mencapai harga Rp22.000. Tetapi sekarang harga karet anjlok. Herannya, pemerintah tidak pernah menemukan solusi untuk mengatasi persoalan harga karet ini, sehingga berlarut-larut,” ucapnya, saat ditemui KalbarOnline, belum lama ini.

Menurutnya, masyarakat kampung dulunya banyak yang bergantung dengan sektor perkebun karet untuk menggerakan roda perekonomian sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Sekarang karet tidak lagi menjadi andalan kami, terus terang kami sangat mengeluhkan kondisi harga karet yang anjlok sampai hari ini,” tukas Jainal.

Baca Juga :  16 Penghargaan Prestisius Jadi Kado Istimewa HUT ke-65 Pemprov Kalbar

“Kami masih sangat menaruh harapan kepada Pemerintah terlebih khusus kepada pemimpin Kalimantan Barat yang nantinya terpilih, siapapun yang menjadi Gubernur Kalbar tidak ada masalah bagi kami, yang penting dapat memperjuangkan harga karet yang anjlok ini, jika yang menang dan terpilih menjadi Gubernur, kami harap dapat memperjuangkan nasib petani karet dan mampu menstabilkan kembali harga komoditi karet seperti di dekade tahun 2000 lalu, sehingga kesejahteraan maupun roda perekonomian petani karet maupun masyarakat yang memiliki kebun karet dapat meningkat dan bergairah lagi dan tidak menjadi kebun sawit yang gersang atau gundul,” tandasnya. (Mus)

Comment