Hadiri Gawai Dayak di Lubuk Kedang, Bupati: Nilai Luhur Budaya Tidak Boleh Hilang Oleh Zaman Modernisasi

KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang, Jarot Winarno didampingi pejabat dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Komandan Kodim 1205 Sintang Letkol Inf Marsana, Wakil Ketua DPRD Sintang Terry Ibrahim, dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah, membuka dan menghadiri Gawai Dayak di Dusun Lubuk Kedang, Desa Nanga Kelapan, Kecamatan Ketungau Tengah, Sabtu (5/8).

Bupati Sintang, Jarot Winarno dihadapan masyarakat Lubuk Kedang menyampaikan salah satu langkah kebijakan pemerintah untuk membangun sebuah wilayah tentu tidak melihat dari suku apa, agama apa dan ras apa. Namun semua kita perlakukan sama. Mari kita saling bersatu padu untuk membangun sebuah wilayah yang kita cintai ini.

“Dalam pelaksanaan gawai Dayak ini tentunya kami bersama rombongan dapat hadir membuka gawai Dayak ini. Kami menghargai dan menyadari pentingnya nilai-nilai luhur budaya adat istiadat kita sebagai orang Dayak. Ini tidak boleh hilang dan luntur oleh zaman modernisasi, namun patut kita jaga dan lestarikan,” terang Bupati.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sintang menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Sintang, akan selalu hadir ditengah masyarakat untuk memberikan dampak dan kondisi pembangunan yang ada. Karena wilayah Ketungau Hulu dan Ketungau Hilir ini termasuk daerah 3T yaitu terisolir, tertinggal, dan terluar serta merupakan beranda terdepan dari bangsa Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Sintang.

Baca Juga :  Maulid Tradisional MTAMT Sekadau Resmi Ditutup

“Makanya pembangunan di wilayah Ketungau ini kita kebut, kita kerjakan bersama-sama dengan Pemerintah Pusat yang telah membuat jalan paralel perbatasan. Dan Pemerintah Kabupaten Sintang juga berusaha untuk membangun dan berkoordinasi. Pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan juga kita topang dan kita dukung, sesuai dengan prime mover Pemerintah Kabupaten Sintang bahwa kita membangun wilayah dari pinggiran. Inilah salah satu langkah pemerintah berada di tengah masyarakat yang sesuai dengan nawacita Presiden Republik Indonesia,” tutur Bupati.

“Saya juga menyadari, semua adat budaya itu baik, sebab dapat mengatur hubungan kita antara sesama manusia, baik itu beda agama, beda suku, kita harus semuanya bersatu padu, sebab dengan bersatu padu kita akan dapat bersama-sama membangun wilayah yang kita cintai ini. Saya mengingatkan kepada masyarakat yang hadir, sekarang musim kemarau telah tiba kalau mau bakar-bakar, harus ada prosedurnya, yaitu lapor kepada aparat desa setempat, kalau membakar lahan jangan sekaligus satu hektar, kalau bisa dibagi-bagi. Kemudian membuat batasan atau sekat untuk api agar tidak menyebar ke wilayah lahan yang lain, kita harus menunggu apinya padam baru pergi, jangan main tinggal begitu saja, dengan demikian kearifan lokal masih kita akomodir dan selalu kita jaga, mari kita jaga lingkungan sekitar kita dan mari kita lestarikan bersama,” imbuh Bupati Jarot.

Baca Juga :  Pemkab Sintang Siapkan 32 Lokasi Pengungsian Korban Banjir

Sementara Ketua Panitia Gawai, Timan dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan gawai Dayak ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan guna melestarikan adat istiadat leluhur dari nenek moyang pada dahulu kala sebagai bentuk rasa bersyukur kepada Tuhan atas panen yang kita lakukan.

“Gawai Dayak ini semakin berharga karena langsung dihadiri oleh Bapak Bupati Sintang, dan ini juga dapat memberikan dorongan motivasi kepada kami bahwa pentingnya mengingat budaya luhur dan menjaganya,” terang Timan.

Kepala Desa Nanga Kelapan, Disi menjelaskan bahwa di desanya masih merasakan adanya kekurangan pembangunan.

“Mohon kepada bapak bupati Sintang bersama rombongan kiranya dapat memperhatikan wilayah ini dan bantuan apa saja bisa disalurkan kepada kami, agar dapat memberikan perhatian secara merata,” pinta Disi. (Sg)

Comment