Cegah Bencana Asap, BPBD Kalbar Serahkan Bantuan Pemadam Api ke Desa dan Sekolah di Mempawah dan Kubu Raya

KalbarOnline, Pontianak – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar menyerahkan bantuan peralatan pemadam api ke sejumlah desa dan sekolah tangguh bencana di dua kabupaten, Mempawah dan Kubu Raya.

Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar, Daniel menyampaikan, bantuan ini diberikan guna mencegah bencana asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di dua wilayah tersebut.

“Total sudah ada lima lokasi yang diberikan bantuan peralatan karhutla, antara lain di Desa Galang, Kabupaten Mempawah, Desa Sungai Asam, Desa Arang Limbung, Desa Sungai Malaya dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 di Kabupaten Kubu Raya,” ujarnya, Sabtu (27/05/2023).

Pihaknya berharap, bantuan tersebut dapat mengoptimalkan operasi pemadaman jika terjadi karhutla di wilayah-wilayah tersebut. “Dan jika pun tidak terjadi kebakaran, maka peralatan tersebut dapat digunakan untuk pembasahan lahan secara rutin,” katanya.

SMAN 4 Sebagai Sekolah Tangguh Bencana

Sekilas tentang SMAN 4 di Kabupaten Kubu Raya yang ditetapkan sebagai salah satu sekolah tangguh bencana. Sekolah ini turut mendapatkan bantuan peralatan karhutla oleh Pemerintah Provinsi Kalbar melalui BPBD Provinsi Kalbar yang diserahkan langsung oleh Kepala BPBD Provinsi Kalbar.

Adapun yang dimaksud sekolah tangguh bencana adalah kemampuan sekolah dan komunitasnya untuk menghadapi berbagai ancaman bencana alam maupun non alam.

Sekolah siaga bencana adalah kunci utama untuk melindungi para siswa dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif dan aman dari bencana.

Baca Juga :  Pastikan Ketersediaan Stok Pangan Cukup Jelang Ramadan dan Lebaran, Pemkot Pontianak Gelar Rakor TPID

Sedangkan desa/kelurahan tangguh bencana adalah sebuah desa/kelurahan yang telah diberikan pelatihan oleh BPBD Provinsi Kalbar untuk mengenali ancaman bencana di wilayahnya, sehingga desa/kel tersebut mampu mengorganisir SFM untuk mengurangi kerentanan.

Kasus Karhutla Turun Signifikan

Gubernur Kalbar, Sutarmidji sebelumnya menyampaikan apresiasi atas kinerja dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalbar serta stakeholder terkait lainnya karena mampu menurunkan tingkat karhutla di provinsi ini. Karena seperti diketahui, dalam tiga tahun terakhir, jumlah kasus karhutla di Kalbar, yakni dari 2019 hingga 2022 terus terjadi penurunan yang signifikan.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah berhasil menekan jumlah titik panas (hotspot) karhutla di Kalbar. Di mana tahun 2019 sebanyak 11.804 hotspot, kini menjadi 1.602 hotspot di tahun 2022,” katanya.

Sementara total luas lahan yang terdampak karhutla di seluruh kabupaten/kota se-Kalbar, sejak 2019 hingga 2022 disebutkan dia mencapai 129.980 hektare. Angka itu menurun dari sebelumnya yang pernah mencapai 151.819 hektare.

Berdasarkan data luas terbakar tahun 2022, ada lima kabupaten tertinggi sebaran luas karhutla di Kalbar. Yaitu Kabupaten Ketapang sekitar 4.573 hektare, Kabupaten Sambas sekitar 3.460 hektare, Kabupaten Mempawah sekitar 3.343 hektare, Kabupaten Kubu Raya sekitar 2.475 hektare, dan Kabupaten Sanggau sekitar 2.196 hektare.

Baca Juga :  Pangdam XII/Tanjungpura Turun Langsung Tanggulangi Karhutla

Meski demikian, Pemprov Kalbar berharap, pihak-pihak terkait tidak terlena akan penurunan angka kasus karhutla di Kalbar. Sebab saat ini, berdasarkan prakiraan BMKG, Indonesia memasuki musim El Nino yang mana jumlah intensitas curah hujan tidak banyak.

Diperkirakan, El Nino akan terjadi di pertengahan tahun ini, adapun dampak El-Nino yaitu pengurangan curah hujan yang dapat memicu mudahnya terjadi karhutla, serta berdampak pada kekeringan. Untuk curah hujan di wilayah Kalbar juga semakin rendah, diperkirakan bulan Juli hingga bulan September 2023 dominan curah hujan kategori rendah.

“Oleh karenanya semua harus tetap siaga dan waspada mengantisipasi perubahan iklim dan cuaca,” kata gubernur.

Guna mengantisipasi karhutla di Kalbar, Sutarmidji turut meminta dilakukannya pemulihan pada ekosistem gambut. Yakni pada 17 kesatuan hidrologis gambut yang tersebar di tujuh kabupaten se-Kalbar dengan luasan 154.869 hektare.

Caranya, dengan pembangunan infrastruktur pembahasan gambut. Berupa sumur bor sebanyak 491 unit, dan sekat kanal sebanyak 845 unit. Lalu revegetasi seluas 180 hektare dan revitalisasi atau peningkatan ekonomi masyarakat sejumlah 172 paket serta pendampingan desa peduli gambut.

Selain itu, dirinya juga meminta seluruh perusahaan perkebunan untuk menyiagakan satuan pemadam kebakarannya untuk mengantisipasi terjadinya karhutla serta memberdayakan masyarakat desa peduli api dalam mencegah karhutla. (Jau)

Comment