Buka Rakernas II IKA-PMII, Menko Muhadjir Singgung Desain Besar Pembangunan SDM dan Kebudayaan Indonesia

KalbarOnline, Kubu Raya – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyinggung mengenai desain besar pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kebudayaan Indonesia saat membuka Rakernas II IKA-PMII di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalbar, Jumat (26/05/2023).

Dirinya berharap, desain besar itu dapat kompatibel dengan rencana kerja Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) di masa-masa yang akan datang.

Adapun tahap-tahap desain besar tersebut, dijelaskan Muhadjir, dimulai dari prenatal, yakni 1000 hari awal kehidupan sampai kemudian di akhir adalah masa lanjut usia (lansia) di umur 60 tahun ke atas.

“Dari masing-masing etape (perkembangan manusia) ini, masing-masing perlu intervensi dari pemerintah maupun kekuatan-kekuatan yang lain termasuk kekuatan sosial, termasuk dari PMII dan alumninya,” ujar Muhadjir yang kala itu mewakili kehadiran Presiden RI, Joko Widodo.

Lebih lanjut Muhadjir menilai, bahwa terdapat potensi SDM yang sangat dahsyat dari IKA-PMII. Oleh karenanya, ia beharap IKA-PMII bisa mengambil bagian dari desain besar pembangunan manusia dan kebudayaan Indonesia ke depan.

“Dengan sumber daya yang dahsyat tadi, dan tersebar di semua tekno struktur kehidupan di Indonesia, saya berharap dari IKA-PMII bisa melihat di mana bisa mengambil bagian itu,” ujarnya.

Senada dengan Muhadjir, dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum IKA-PMII, Akhmad Muqowam juga berharap, agar pelaksanaan Rakernas II IKA-PMII ini bisa menghasilkan keputusan-keputusan yang bisa berkontribusi pada internal serta eksternal IKA-PMII.

“Semoga apa yang kita doakan bersama ini bisa menjadi terwujud untuk masa yang akan datang,” sampainya.

Baca Juga :  Listyo Calon Tunggal Kapolri, DPR Segera Gelar Fit and Proper Test

Menurut Akhmad Muqowam, banyak materi pidato dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kemudian memantik diskusi dari IKA-PMII. Misalnya, pemerintahan Presiden Jokowi menjadikan pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai dasar tolak ukur pencapaian pembangunan nasional. Kemudian presiden juga menggagas impian Indonesia 2015 – 2085, yang di dalamnya ada tujuh poin pernyataan.

Pertama Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.

“Ini masih PR (pekerjaan rumah) hari ini, literasi, orang membaca di antara 200 sekian negara, Indonesia tingkat bacanya baru di urutan ke-60. Literasi kita masih (urutan) sekitar 80-90. Karena itu pernyataan presiden jadi PR kita semua bahwa SDM yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia itu tolak ukurnya apa,” tanyanya.

Lalu yang kedua, adalah masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai etika.

“Saya kira ini sudah menjadi common sense kita sebagai negara yang ber-bhinneka tunggal ika,” katanya.

Selanjutnya yang ketiga, Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia.

“Impian Presiden Jokowi yang saya kira dalam konteks periode panjang, ini menjadi satu momentum bagi kita sekarang untuk memastikan bahwa produk dari pemerintah hari ini ada sesuatu yang harus kita lakukan pada generasi yang akan datang, salah satunya ini adalah Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia,” paparnya.

Karena itulah menurutnya, dalam berbagai kesempatan ia sering menyampaikan, bahwa untuk menjadi pusat peradaban dunia, pekerjaan bangsa ini masih sangat banyak. Dalam tujuh poin pernyataan presiden, kata dia, untuk poin pertama dan ketiga, dipastikan bahwa ada pekerjaan yang bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tapi segenap kekuatan sosial kemasyarakatan, termasuk IKA-PMII.

Baca Juga :  Kejar SDM Unggul, Menko PMK Minta TIK di Pendidikan Terus Ditingkatkan

“Jadi kebetulan di PMII ini ada ikatan alumni khusus para dosen yang ketuanya Profesor Abdurrahman Mas’ud. Jadi ada kurang lebih 2.800 alumni PMII yang profesinya sebagai dosen,” katanya.

“Ada banyak sekali sekitar 200-an profesor, S-3 juga banyak, minimal S-2. Saya kira sahabat-sahabat say aini akan memberikan backup habis kepada IKA-PMII pada semua level,” sambung Akhmad Muqowam.

Dengan demikian, dirinya sangat berharap, kontribusi dari IKA-PMII tidak hanya kuat pada sisi lapangan, tapi juga kuat pada sisi pendidikan teoritis akademik. Karena hal itu menjadi salah satu materi yang difokuskan dalam rakernas ini, selain hal-hal internal organisasi.

“Saya yakin sahabat-sahabat saya dari (pengurus) wilayah (IKA-PMII) membawa banyak pemikiran, yang dalam dua hari ini akan kami diskusikan. Bentuk bagaimana kontribusi kita pada lingkungan paling dekat, kemudian paling jauh. Secara internal, secara eksternal, dan sebagainya,” pungkasnya.

Sebelumnya, pembukaan Rakernas II IKA-PMII tersebut mengangkat tema “Urgensi dan Kompetensi SDM Aswaja Untuk Peradaban Bangsa”.

Pembukaan kegiatan itu tampak dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, diantaranya Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ari, Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, Muhammad Hanif Dhakiri. Selain itu hadir pula Gubernur Kalbar, Sutarmidji serta para pejabat dan tokoh lainnya. (Jau)

Comment