Categories: KesehatanPontianak

Tiga Orang Meninggal Karena DBD, Gubernur Kalbar Minta Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

KalbarOnline, Pontianak – Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar mencatat sebanyak 207 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi selama Maret sampai Mei 2023. Dari jumlah itu, tiga orang diantaranya meninggal dunia.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Kalbar, Sutarmidji meminta agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaannya dengan melakukan berbagai upaya pencegahan terhadap penularan DBD di tempat tinggalnya masing-masing.

“Lebih waspada dan minta lakukan antisipasi di wilayah terjangkit dengan melakukan fogging, hilangkan genangan air, dan kalau menggunakan wadah penampungan air agar selalu dikontrol,” pintanya, Rabu (24/05/2023).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Feery Safariadi membenarkan adanya tren kenaikan pada kasus DBD dalam tiga bulan terakhir ini. Dari 207 kasus itu, 63 kasus diantaranya terjadi pada Maret, 73 kasus pada April dan 71 kasus terjadi pada bulan Mei.

Sementara untuk kasus kematian yang disebabkan oleh DBD ini, terjadi di tiga kabupaten, yakni Sintang, Melawi dan Ketapang. Sampai minggu ke-20 tahun 2023, masing-masing sudah ada satu kasus kematian di tiga kabupaten tersebut.

“Secara epidemiologis angka kematiannya (Kalbar) menjadi 0,81, standarnya memang di bawah satu. Tetapi satu kejadian kematian itu sudah menjadi perhatian penuh. Karena ini harusnya bisa dicegah, dan (kematian) itu terjadi di bulan April dua kasus, dan Mei satu kasus kematian,” jelas Feery.

Dalam rangka pencegahan kasus DBD, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar turut mengimbau masyarakat untuk melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

“Awasi jangan sampai ada genangan-genangan air. Dinas Kesehatan kabupaten/kota juga agar lebih mengaktifkan pelacakan jentik. Jadi gerakan satu rumah satu jentik itu lebih diperhatikan. Kemudian pemberdayaan masyarakat,” katanya.

Feery menjelaskan, DBD merupakan penyakit demam yang disertai dengan manifestasi perdarahan. Biasanya, DBD memiliki pola yang diawali dengan demam tinggi, lalu ada fase demam menurun dan kemudian meningkat kembali.

“Untuk melihat demam biasa atau DBD, dokter akan melakukan pemeriksaan lab untuk melihat gambaran darah rutinnya. Masyarakat jangan terlalu panik, tetap tenang, harus berobat dan konsultasi dengan dokter, fasilitas layanan kesehatan terdekat, atau dinkes setempat. Untuk bisa dicatat di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR),” sampai Feery. (Jau)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Bupati Kapuas Hulu Hadiri Perayaan Syukuran Panen Padi di Desa Tanjung Karang

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menghadiri acara Dange atau Gawai Dayak di…

1 hour ago

Wabup Ketapang Lepas Siswa Peserta Calon Paskibraka Tingkat Provinsi Kalbar Tahun 2024

KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati (Wabup) Ketapang, Farhan melepas secara resmi keikutsertaan siswa peserta Calon…

1 hour ago

Pria di Kubu Raya Lakukan Aksi Pencurian di 11 TKP Demi Sabu dan Judi Slot

KalbarOnline, Kubu Raya - Seorang pria berinisial DN (23 tahun), warga Kabupaten Kubu Raya ditangkap…

1 hour ago

Diduga Lakukan Pelecehan ke ART dan Anak Angkat, Oknum Anggota Polres Kayong Utara Dilaporkan

KalbarOnline, Kayong Utara - Seorang oknum polisi di Kayong Utara diduga telah melakukan pelecehan terhadap…

1 hour ago

Kamaruzaman Penuhi Panggilan Pemeriksaan Kejati Kalbar Sebagai Saksi Kasus Dana Hibah Yayasan Mujahidin

KalbarOnline, Pontianak - Syarif Kamaruzaman memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Barat sebagai saksi…

1 hour ago

Warga Resah, Individu Orang Utan Berkeliaran dan Rusak Kebun Warga Sukadana

KalbarOnline, Kayong Utara - Sejumlah warga mengaku resah dengan keberadaan satu individu orang utan yang…

1 hour ago