Yamitema Laoly Dituding Lakukan Monopoli Bisnis di Lapas se Indonesia, Yasonna: Biasalah Politik

KalbarOnline, Jakarta – Yamitema Laoly, anak dari Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) RI, Yasonna Laoly, dituding telah melakukan monopoli bisnis di semua lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia. Informasi ini telah viral di media sosial Twitter sejak beberapa hari terakhir.

Viralnya kabar ini diduga dipicu oleh statemen Kanjeng Raden Tumenggung Irwan Susetyo Pakusadewo atau yang lebih dikenal Tio Pakusadewo saat menjadi tamu podcast di YouTube Uya Kuya TV.

Dalam wawancaranya bersama Uya Kuya, pemeran film “The Raid” itu sempat menyinggung soal adanya keterlibatan anak menteri dalam sebuah yayasan yang mengatur atau memonopoli sejumlah bisnis di dalam lapas.

“Yang menggagas (yayasan) itu bekas napi koruptor. Cuma dia pintarlah, link-nya banyak. Terus, dia menggaet salah satu anak menteri,” kata Tio.

Tio mengaku mengetahui hal itu saat dirinya mendekam di dalam penjara lantaran kasus narkoba. Namun saat ditanya Uya Kuya, siapa anak menteri yang dimaksudkannya tersebut, Tio enggan menjawabnya, dengan alasan tak mau berpolemik.

“Entar kalau gue sebut, lo repot, gue repot. Pokoknya ada lah. Dia (anak menteri tersebut paling banyak berkuasa di penjara. Kayaknya ada beberapa penjara, enggak cuma Cipinang,” kata Tio.

Baca Juga :  Gugatan Asimilasi Dihentikan, Yasonna Fokus Penanganan Covid-19

Belakangan, dugaan anak menteri yang disebut Tio itu mengarah kepada Yamitema Laoly. Karena kebetulan Yamitema memang memiliki sebuah yayasan bernama Jeera Foundation yang bekerja sama dengan lapas untuk membantu para narapidana agar memiliki pengetahuan dan keterampilan.

Namun jika dikatakan Yamitema Laoly menguasai atau memonopoli seluruh bisnis di lapas se Indonesia termasuk kantin dan seterusnya, hal itu tidak lah benar.

“Ah bohong besar itu,” tegas Yasonna Laoly saat diwawancarai sejumlah media baru-baru ini.

Yasonna membenarkan, jika Yayasan Jeera Foundation memang memiliki kerja sama dengan lapas untuk membantu para narapidana dalam memiliki keterampilan, namun tidaklah separah seperti yang digambarkan oleh Tio Pakusadewo dalam YouTube channel Uya Kuya.

Yasonna bahkan mengungkapkan, kalau Tio Pakusadewo sebenarnya pernah direkrut oleh Yayasan Jeera Foundation sebagai salah satu pelatih narapidana untuk mendapatkan keterampilan. Namun karena Tio melakukan pelanggaran berat, maka ia dikeluarkan.

Baca Juga :  Yasonna Ungkap Pola Pikir Digital Mampu Menekan Pungli di Kemenkumham

“Itu kan si Tio (Pakusadewo) yang pernah dua kali di sana (dipenjara, red), dia juga pernah dipakai Jeera menjadi pelatih. Jadi Jeera itu yayasan yang membina napi, (ada yang menjadi) barista, (pengrajin) kulit, mereka memang ada kerja sama dengan koperasi di tempat dia (Tio dipenjara) itu,” katanya.

“Tio pernah diminta (jadi) pelatih tapi karena dia melakukan pelanggaran berat, diberhentikan,” tambahnya.

Tak hanya dikeluarkan, atas pelanggaran berat itu, Tio bahkan sempat dimasukkan ke dalam sel pengasingan.

“Bahkan dia pernah dimasukkan ke straft cell (sel pengasingan),” ungkap Yasonna tanpa menjelaskan pelanggaran berat apa yang telah dilakukan Tio Pakusadewo.

Saat disinggung, apa peran Yamitema Laoly sendiri dalam Yayasan Jeera Foundation, Yasonna menegaskan tidak ada. Politisi PDIP itu pun lantas menyatakan kalau tudingan-tudingan yang datang menyudutkannya itu hanyalah “permainan politik” semata.

Nggak ada (peran Yamitema), ada yayasan aja, (tapi) dia (Yamitema) nggak ikut di dalam, biasalah politik,” tutup Yasonna. (Jau)

Comment