Categories: HeadlinesKetapang

Mangkrak, Proyek Bangunan Rumah Adat Melayu Ketapang Ditumbuhi Semak Belukar

KalbarOnline, Ketapang – Pembangunan proyek Rumah Adat Melayu Kabupaten Ketapang di Jalan Pangeran Kusuma Jaya, Kelurahan Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong saat ini kondisinya masih mangkrak. Proyek milik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ketapang itu telah mulai dikerjakan pada 2019 dan dilanjutkan di tahun berikutnya.

Berdasarkan penelusuran melalui sistem elektronik pengadaan barang dan jasa pada laman LPSE Ketapang, proyek bangunan Rumah Adat Melayu Ketapang ini telah mendapat empat kali kucuran dana APBD Ketapang sejak pertama kali direncanakan melalui kajian arsitektur pada tahun 2014 senilai Rp 80 juta, kemudian di tahun 2018 kembali dikucurkan Rp 491 juta untuk DED Rumah Adat Melayu Ketapang melalui dinas PUPR.

Setelahnya mulai dikerjakan bagian pondasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun 2019 dengan APBD senilai Rp Rp 1,4 miliar. Kemudian dilanjutkan lagi pada APBD Perubahan Ketapang di tahun 2020 senilai Rp 900 juta lebih.

Hasil penelusuran KalbarOnline di lokasi proyek cikal bakal bangunan yang konon akan menelan anggaran senilai Rp 50 miliar itu saat ini kondisinya telah menjadi hutan semak belukar. Bahkan jalan menuju lokasi sudah sulit untuk dilalui akibat tertutup tumbuhan liar.

Karena ditumbuhi rumput semak belukar, lokasi proyek Rumah Adat Melayu Ketapang ini dimanfaatkan warga untuk dijadikan tempat menggembala hewan ternak sapi.

“Katanya disini mau dibangun rumah adat, tapi sudah lama tidak ada dikerjakan lagi oleh tukang bangunan,” ujar Sa’i (51 tahun), satu diantara warga sekitar saat ditemui KalbarOnline, Senin (27/03/2023).

Proyek pembangunan Rumah Adat Melayu Ketapang ini sempat mencuat di publik akibat pemberitaan di sejumlah media. Aktivis anti korupsi Ketapang juga telah menyoroti mengenai dugaan adanya indikasi mark up pada pelaksanaanya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ketapang pada tahun 2021 yang kala itu masih dijabat oleh Yulianus sempat melontarkan statement untuk melanjutkan pembangunan Rumah Adat Melayu yang akan menjadi ikon Ketapang ini hingga rampung seratus persen.

Saat ini, KalbarOnline masih menghimpun informasi dan mencoba mengkonfirmasi berbagai sumber terkait penyebab dihentikannya pembangunan Rumah Adat Melayu Ketapang. (Adi LC)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Air Terjun Riam Macan: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat yang Sarat Makna Religi

KalbarOnline, Bengkayang - Kalimantan Barat tidak hanya kaya akan keanekaragaman budaya dan suku, tetapi juga…

5 hours ago

Kilas Balik Sejarah Putussibau Tahun 1895, Pernah Dipimpin Controleur LC Westenenk

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan HUT…

15 hours ago

Staf Ahli Bupati Ketapang Bacakan Pembukaan UUD 45 pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

KalbarOnline, Ketapang - Menggunakan pakaian adat nusantara, Staf Ahli Bupati bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik…

15 hours ago

Wakili Bupati Ketapang, Dharma Buka Penilaian dan Lomba Kelurahan se-Kalbar di Desa Istana

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Dharma…

15 hours ago

Atlet PPLP Kalbar Katyea E Safitri Jadi Pembawa Bendera Merah Putih di Opening Ceremony ASG 2024

KalbarOnline, Vietnam - Berkekuatan 50 personel, kontingen Indonesia beratribut kemeja batik biru yang dikombinasikan dengan…

16 hours ago

Menelusuri Keindahan Air Terjun Saka Dua di Sanggau Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Salah satu destinasi yang…

20 hours ago