PT Best Profit Futures Pontianak Gelar Seminar Peningkatan Kualitas Layanan Nasabah

KalbarOnline, Pontianak – Dalam rangkaian Peringatan Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) yang diadakan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). PT Best Profit Futures (BPF) cabang Pontianak berkolaborasi dengan Bappebti menggelar seminar dan pelatihan dalam upaya meningkatkan kualitas, layanan serta perlindungan kepada nasabah.

Agenda yang menghadirkan narasumber pemeriksa PBK ahli madya yakni Yovian Andri dan Hary Lesmana dari Bappebti Kementerian Perdagangan ini digelar di Hotel Golden Tulip pada Senin (20/03/2023).

Branch Manager PT BPF cabang Pontianak, Lilianti mengungkapkan, seminar dan pelatihan tersebut dalam upaya meningkatkan kualitas wakil pialang berjangka. Agar kedepan nasabah semakin teredukasi peluang dan resiko di bidang perdagangan berjangka komoditi. Selain itu nasabah juga terlindungi dan mampu membedakan perusahaan legal dan ilegal.

“Agenda ini bukan hanya sekedar pelatihan tapi juga untuk mengedukasi wakil pialang berjangka maupun masyarakat bisa semakin mengerti industri ini ternyata bermanfaat jika mengerti peluang dan resiko,” kata Lilianti.

Baca Juga :  Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kalbar Dukung Revisi UU KPK

Dirinya menyebut, sejak awal BPF berkomitmen terus mengedukasi nasabah agar tidak hanya sekedar memikirkan untung akan tetapi juga harus memahami risiko yang bakal dihadapi. Terutama di tengah semakin bertumbuhnya minat masyarakat untuk trading. Sehingga harus dibarengi dengan edukasi yang cukup kepada masyarakat luas.

“Kita berharap minat masyarakat diimbangi dengan edukasi yang tepat, jangan sampai salah memilih perusahaan serta tidak mengerti praktek ilegal yang sedang marak,” jelasnya.

Lili juga menegaskan untuk menjadi nasabah BPF menurutnya memerlukan tahapan yang panjang yang harus dilewati. Mulai dari nasabah sudah harus bisa melakukan simulasi dan mengerti trading, lalu melakukan registrasi online. Pada tahapan tersebut ada risiko yang sudah dipaparkan kepada nasabah dengan terang dan jelas.

“Jika nasabah tidak siap dengan risiko maka boleh mundur,” katanya.

Dikatakannya setelah melewati tahapan prosedural baru dilakukan verifikasi data setelah dilanjutkan dengan pertemuan untuk memastikan tim lapangan berkerja dengan baik. Terutama untuk menyampaikan terkait bukan hanya peluang tapi resiko yang dihadapi nasabah setelah itu baru dilakukan penyetoran.

Baca Juga :  FPR Kalbar Sebut Pemerintahan Jokowi-JK Rezim Boneka Amerika Serikat

“Penyetoran itu tahap akhir, kita edukasi nasabah industri ini belum tentu layak untuk semua investor itu pun mereka sudah harus mengetahui pengetahuan terkait trading dan telah melakukan transaksi disimulasi,” jelasnya.

Ditempat yang sama, pemeriksa PBK ahli madya Yovian Andri menyebut, kalau saat ini Bappebti tengah menggencarkan bulan literasi yang bertujuan meningkatkan literasi pemahaman PBK. Termasuk kegiatan seminar dan pelatihan tersebut untuk memberikan pemahaman serta mendorong wakil pialang BPF agar bisa melakukan kegiatan sesuai aturan dan ketentuan.

“Wakil pialang kita harapkan mampu mengedukasi nasabah dan mengerti sehingga saat transaksi bisa memberikan nilai tambah pada perekonomian,” ungkap Yovian Andri.

“Kita ingin peserta pelatihan ini bisa menginformasikan kepada calon nasabah terkait investasi yang benar terutama yang logis dan legal,” tutupnya. (Jau)

Comment