Di Hadapan Mendagri, Sutarmidji Paparkan Kondisi Inflasi Kalbar

KalbarOnline, PontianakAdministered price atau biaya komoditi yang ditentukan oleh pemerintah pusat menjadi penyebab cukup tingginya angka inflasi Kalimantan Barat. Di tahun 2022, inflasi Kalbar berada di angka 6,30%. Angka ini di atas angka inflasi nasional yakni 5,51%.

Hal itu dipaparkan Gubernur Kalbar, Sutarmidji di hadapan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, dalam rapat koordinasi nasional terkait pengendalian inflasi yang dihadiri melalui aplikasi Zoom Meeting dari ruang Data Analytics Room, Kantor Gubernur Kalbar, Senin (30/01/2023).

“Kalau dari sektor pangan, inflasi Kalbar hanya 1,42% dan terbilang relatif rendah. Namun, yang tinggi itu komponen-komponen yang ditentukan oleh pemerintah pusat, seperti angkutan udara, harga rokok, BBM, dan listrik, yang mencapai angka 2,83%,” sambung Sutarmidji.

Sejumlah kepala OPD hadir mendampingi Gubernur Kalbar, Sutarmidji pada rapat nasional terkait pengendalian inflasi bersama Mendagri, Tito Karnavian, Senin (30/01/2023). (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

Tingginya kebutuhan daging sapi dan daging babi menjelang hari besar keagamaan, seperti Cheng Beng atau Sembahyang Kubur bagi masyarakat Tionghoa, menjadi faktor lain penyebab meningkatnya angka inflasi, khususnya di Kota Pontianak dan Kota Singkawang.

“Ada 93.000 ekor babi mati akibat Flu Babi Afrika di tahun 2022. Kemudian, sapi yang terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ada sekitar 1.822 ekor. Untungnya, yang tidak mati kurang dari 100 ekor,” ungkap gubernur.

Terjadinya bencana alam di beberapa wilayah Kalbar, seperti banjir yang terjadi di Kapuas Hulu, Sanggau, Sintang dan Sekadau, dikatakannya juga menjadi pemicu meningkatnya angka inflasi.

Data terkait pengendalian inflasi Kalbar yang disampaikan Gubernur Kalbar, Sutarmidji dalam rapat nasional bersama Mendagri, Tito Karnavian, Senin (30/01/2023). (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

“Untung saja sentra produksi beras di Sambas tidak terkena banjir, sehingga kita bisa menjaga kenaikan harga. Namun, ada satu komoditi di Kalbar yang harus dijaga yakni minyak goreng, karena ada tren kenaikan harga,” katanya.

Insya Allah, tahun 2023 saya optimis inflasi Kalbar bisa di bawah angka nasional,” ujar Sutarmidji menutup paparan.

Rakor yang berlangsung selama 3 jam itu turut dihadiri beberapa kepala perangkat daerah di lingkup Pemprov Kalbar dan diikuti secara virtual oleh seluruh kepala daerah di Indonesia. (Jau)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Cari Duit Untuk Judi Online, Pasangan Sejoli Ini Malah Mencuri di Swalayan

KalbarOnline, Kubu Raya - Demi mendapatkan uang untuk bermain judi online, pasangan siri di Pontianak…

19 mins ago

Romi Wijaya Ikuti RUPSLB BPD Kalbar Tahun 2024

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham Luar…

21 mins ago

Tips Penggunaan Antibiotik yang Tepat

KalbarOnline, Pontianak - Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang sering…

37 mins ago

Pameran Seni Merawat Ingatan Warga, Rekomendasi Gallery Date untuk Libur Panjang di Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Pameran Seni "Merawat Ingatan Warga" bisa menjadi salah satu pilihan untuk menikmati…

39 mins ago

Ani Sofian Dorong Perempuan Lebih Berperan dalam Pembangunan Kota

KalbarOnline, Pontianak – Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian menilai peran perempuan dalam pembangunan masih…

42 mins ago

Ketua POPTI Kalbar Jadi Pembicara Nasional Hari Talasemia Sedunia 2024

KalbarOnline, Pontianak - Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Talasemia Indonesia (POPTI) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Windy…

6 hours ago