Categories: HeadlinesPontianak

Prostitusi Anak Bawah Umur Kian Marak di Pontianak

KalbarOnline, Pontianak – Aktivitas prostitusi di Kota Pontianak kian marak terjadi, mirisnya, tak hanya wanita dewasa, melainkan gadis yang masih di bawah umur juga ikut menjajakan dirinya kepada pria hidung belang.

Hal ini seperti temuan pada Jumat 18 November 2022, sekitar pukul 05.00 WIB, dimana dua gadis di bawah umur ditemukan sedang berada di dalam kamar nomor 339 di Hotel 95 Kecamatan Pontianak Selatan.

Salah satu modus yang kerap digunakan ialah melalui aplikasi Michat. Dengan menggunakan aplikasi ini, penyedia jasa dan pelanggan bisa bebas melakukan tawar menawar secara langsung.

Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara, Devi Tiomana mengungkapkan, dua gadis bawah umur tersebut ditemukan sedang menunggu tamu di dalam kamar hotel.

“Kami mendapatkan informasi, ternyata benar terdapat dua anak yang masih di bawah umur melakukan kegiatan prostitusi,” kata Devi Tiomana.

Dari situ, pihaknya kemudian langsung berkoordinasi dengan DP2KBP3A dan Satpol PP Kota Pontianak. “Dua anak di bawah umur ini kita amankan tepat pukul 07.45 wib,” ujarnya.

Devi memaparkan, dua anak ini tidak sendiri, karena saat dilakukan penggerebekan, teman-teman dari anak tersebut sudah melarikan diri.

“Kedua anak yang diamankan itu, sudah dibawa Satpol PP dan diserahkan ke Dinas P3A Kota Pontianak,” jelasnya.

Maraknya prostitusi di Kota Pontianak, dijelaskan Devi, lantaran anak-anak tersebut tidak memiliki aktivitas yang edukatif, khususnya untuk pengembangan diri dan kemampuan mereka.

“Anak-anak ini tergiur dengan gaya hidup yang hedon dan lingkungan pergaulan yang kurang responsif anak,” jelas Devi.

“Untuk mendapatkan itu semua, anak-anak yang masih labil ini mencari jalan pintas dengan melakukan prostitusi,” tambahnya.

Kemudian dikatakan Devi, proses pembinaan kepada anak-anak yang pernah terjaring juga nyaris tidak ada. Hal ini menyebabkan anak yang sudah tertangkap kembali melakukan aktivitas itu lagi.

“Kembali ke lingkungan itu lagi dan dengan modus yang sama,” kata Devi.

Selain itu, dipaparkan Devi, proses penegakan hukum yang terkadang tidak rampung.

“Kasus anak-anak butuh pengawalan saat diproses oleh APH. Selanjutnya terkait tanggung jawab orang tua dan keluarga yang sangat rendah, sehingga anak-anak ini terjun bebas ke dunia prostitusi tersebut,” ujar Devi. (Jau)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Kilas Balik Sejarah Putussibau Tahun 1895, Pernah Dipimpin Controleur LC Westenenk

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan HUT…

13 mins ago

Staf Ahli Bupati Ketapang Bacakan Pembukaan UUD 45 pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

KalbarOnline, Ketapang - Menggunakan pakaian adat nusantara, Staf Ahli Bupati bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik…

17 mins ago

Wakili Bupati Ketapang, Dharma Buka Penilaian dan Lomba Kelurahan se-Kalbar di Desa Istana

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Dharma…

19 mins ago

Atlet PPLP Kalbar Katyea E Safitri Jadi Pembawa Bendera Merah Putih di Opening Ceremony ASG 2024

KalbarOnline, Vietnam - Berkekuatan 50 personel, kontingen Indonesia beratribut kemeja batik biru yang dikombinasikan dengan…

57 mins ago

Menelusuri Keindahan Air Terjun Saka Dua di Sanggau Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Salah satu destinasi yang…

5 hours ago

Dapat Bisikan Gaib, Syarif Muhammad Nekat Terjun dari Jembatan Kapuas, Polisi: Ini Upaya Bunuh Diri

KalbarOnline, Pontianak - Mengaku mendapat bisikan gaib, Syarif Muhammad Ikhsan (39 tahun) nekat terjun ke…

8 hours ago