Tokoh Populer Bakal Banjiri Pilkada Kubu Raya, Pengamat Politik: Pemilu 2024, Pemilu yang Menentukan

KalbarOnline, Kubu Raya – Sejumlah tokoh populer diprediksi bakal membanjiri perhelatan akbar Pilkada Kabupaten Kubu Raya 2024. Kendati tak semua bisa naik ke panggung besarnya, namun tirisannya, sosok-sosok yang akan menghiasi kampanye-kampanye ke depan merupakan sosok populer dengan track record yang sulit terbantahkan, baik gagasannya maupun kiprahnya di masyarakat.

Sebut saja, dari kalangan politisi, ada Rusman Ali yang merupakan mantan Bupati Kubu Raya, Sujiwo yang kini masih aktif sebagai Wakil Bupati Kubu Raya dan sekaligus Bendahara Umum DPD PDI Perjuangan Kalbar, Anggota DPRD Provinsi Kalbar dari PAN, Ardiansyah, Anggota DPRD Provinsi Kalbar dapil Kubu Raya dan Mempawah yang juga Bendum Partai Hanura Kalbar, Suib, bahkan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syarif Abdullah Alkadrie dan Anggota DPD RI, Sukiryanto.

Kemudian ada pula nama-nama tersohor lainnya, seperti Wakil Ketua DPRD Kubu Raya dari Partai Golkar, Suharso, Sekretaris DPD Partai Demokrat Kubu Raya yang juga Wakil Ketua DPRD Kubu Raya, Usman, Anggota DPRD Kubu Raya dari PKS, Muhammad Amri, politisi PKB, Jainal Abidin dan seterusnya.

Tak hanya dari kalangan politisi, nama-nama yang juga mencuat menjadi perbincangan publik dan digadang mampu meraup kans signifikan juga berasal dari kalangan birokrat, seperti Sekda Kubu Raya saat ini, Yusran Anizam, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalbar, Syarif Kamaruzaman, termasuk figur perempuan yakni Rosalina Muda Mahendrawan yang merupakan istri dari Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, dan sebagainya.

Melihat dari ramainya tokoh-tokoh potensial dan populer yang muncul, mengindikasikan bahwa demokrasi di Kubu Raya tumbuh surplus, dimana masyarakat akan diberikan banyak pilihan dan kebebasan untuk menentukan, sehingga tak hanya sebagai slogan, pemilu 2024 diharapkan benar-benar menjadi pesta demokrasi yang meriah, bak hidangan saprahan yang kaya akan menu-menunya nan istimewa.

Sejalan dengan itu, agar proses demokrasi bisa berjalan sempurna, sejumlah kalangan dan masyarakat turut berharap agar dalam pemilihan bakal calon nantinya hendaknya dapat melibatkan suara publik, diantaranya melalui uji publik, survei dan lain sebagainya.

Artinya penentuan siapa-siapa bakal calon yang akan diusung maju sebagai calon bupati atau wakil bupati nantinya–tidak hanya diputuskan oleh petinggi parpol dan kalangan elit semata, namun juga melihat aspirasi masyarakat bawah.

Hal itu dimaksudkan selain agar masyarakat merasa memiliki sosok pemimpin idealnya, juga guna mengantisipasi bias politik transaksional yang selama ini terbenam jauh di benak masyarakat akar rumput.

Dari situ, siapapun yang bakal berada di puncak piramid nantinya, masyarakat tentu akan merasa sangat berpuas hati, bahwa sosok yang bakal memimpin Kubu Raya di periode 2024 – 2029 merupakan sosok yang benar-benar qualified, bukan macam beli kucing dalam karung.

Suib, Ketika Rakyat Memanggil..

Salah satu figur yang cukup ramai diperbincangkan dalam kontestasi Pilkada Kubu Raya 2024, ialah Suib. Namanya cukup lekat di bibir dan ingatan sebagian besar masyarakat, lantaran kiprahnya sebagai tokoh dan juga wakil rakyat saat ini.

Kepada KalbarOnline, Suib menyampaikan, selama jabatan itu merupakan pengejawantahan dari bentuk pengabdian kepada masyarakat, dirinya akan selalu siap. Bagi Suib, rakyat merupakan tuan bagi dirinya.

“Saya hari ini sebagai wakil rakyat, tugas saya bukan menjadi seorang konseptor untuk menata dan mempercantik tata dan ruang pemerintahan dan taman-taman kota, tapi berupaya sebisa saya melaksanakan dan mewujudkan apa yang menjadi keinginan rakyat,” ujarnya.

“Intinya saya ini orang yang disuruh-suruh rakyat, jika saya disuruh ke timur saya jalan ke arah timur, jika disuruh ke barat ya saya berupaya untuk sampai ke barat, jadi tugas utama saya merealisasikan apa yang menjadi keinginan masyarakat,” jelas Suib.

Oleh karenanya, Suib pun mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan jabatan apa pun yang akan dipercayakan publik kepadanya nanti, toh selama ini ia terus berupaya mewujudkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat, terutama masyarakat yang telah memilihnya di dapil Kubu Raya dan Mempawah.

“Nah pilkada ini masih lama, saya belum kepikiran ke arah sana, jika di kemudian hari pasca pileg, masyarakat Kubu Raya dan partai saya disuruh harus maju, ya apa boleh buat, ya maju. Tapi pada prinsipnya, saya apa kata masyarakat dan partai, kita lihat nanti ya,” ungkap pria ramah ini.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum IKA-PMII Kalbar ini tidak mengelak jika dorongan yang menuntut dirinya maju ke kursi Kubu Raya 1 terus mengalir, baik dari masyarakat maupun orang-orang terdekat. Namun lagi-lagi, ia menyatakan kalau kuasa penuh berada di tangan masyarakat dan keputusan partai tempatnya bernaung.

“Wajar saja kalau ada masyarakat yang mendorong. Karena proses demokrasi inikan lahir dari masyarakat, pemimpin ditentukan masyarakat. karena aturan mainnya yang punya kuasa penuh masyarakat,” ujarnya.

“Sah-sah saja masyarakat mendorong siapapun. Berkaitan dengan saya, terima kasih dorongannya, akan saya pertimbangkan. Tapi jujur, sampai hari ini saya belum berpikir ke arah sana,” sambung Suib.

Kembali saat di singgung, jika kedua komponen tersebut menghendaki dirinya untuk terjun dalam pilkada Kubu Raya, Suib dengan mantap akan menjawab panggilan itu.

“Saya, kalau sudah perintah partai, apapun saya ikuti, apalagi Pak Ketum, Pak Oesman Sapta. Ketika beliau perintahnya–walaupun saya harus menerima konsekuensi di luar keinginan saya–saya tetap laksanakan perintah itu,” jelasnya.

Suib menekankan, apapun keputusan Partai Hanura nantinya, tentu hal itu akan sejalan dengan keinginan dan hati nurani rakyat.

“Sebagai kader yang komitmen, loyal, apapun keputusan partai, kalau sudah diperintah partai, saya tak bisa menolak dan (tidak lagi) mempertimbangkan banyak hal,” pungkasnya.

Sujiwo: Fokus Selesaikan Tugas Wabup

Siapa yang tak kenal Sujiwo. Wakil Bupati Kubu Raya yang selalu aktif dalam berbagai kesempatan, tak hanya urusan pemerintahan, tapi juga sosial, olahraga, keagamaan, komunitas dan lain sebagainya.

Baca Juga :  Tinjau BIAN di SDN 23 Pontianak, Kadiskes Kalbar Pantau Kesiapan Logistik dan Kendala Pelaksanaan

Kepopuleran Bendahara Umum PDIP Kalbar itu memang sulit untuk ditawar lagi. Wajar saja, jika sosok pria kelahiran 5 September 1969 tersebut digadang-gadang oleh masyarakat cocok menempati kursi empuk Bupati Kubu Raya–sepeninggalnya Muda Mahendrawan purna tugas pada 2024 mendatang.

“Sampai sekarang saya belum memutuskan. Tentunya saya harus melalui pertimbangan yang matang,” ucap Sujiwo baru-baru ini.

Kendati posisinya sebagai orang nomor 2 di Kubu Raya saat ini sangat menguntungkan, namun pria yang mendapat penghargaan sebagai warga kehormatan Korps Brimob Polri itu tetap tak mau gegabah.

Ia pun mengaku belum bisa menentukan langkah soal kelanjutan karier politiknya dalam waktu dekat ini. Pasalnya ia masih menunggu hasil survei untuk menakar kekuatan politik dan mengukur tingkat elektabilitasnya.

Sembari menunggu hasil survei, pria yang juga menjabat selaku Ketua Pengurus Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) Kubu Raya ini akan fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Bupati Kubu Raya hingga 17 Februari 2024 mendatang.

Selain hasil survei, lanjut Sujiwo, dirinya juga perlu mendengarkan masukan dari berbagai tokoh masyarakat dan ulama sebelum memutuskan maju di pilkada mendatang. Sujiwo merasa penting untuk mendengar masukan para tokoh guna mengetahui kriteria pemimpin yang mereka harapkan.

“Saya akan tetap fokus selesaikan tugas sebagai wakil bupati sampai Februari 2024. Sambil saya mempetimbangkan dari semua aspek, ketika rakyat menghendaki, maka saya akan siap. Betulkah rakyat menghendaki saya jadi bupati? Nah, membaca rakyat menghendaki atau tidak, maka jawabannya adalah survei,” terangnya.

“Di samping itu, saya juga akan ‘roadshow‘ ke tokoh-tokoh masyarakat, ulama, tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh-tokoh lainnya untuk mendengarkan saran dan masukan,” timpal mantan wakil rakyat 4 periode berturut-turut tersebut.

Ardiansyah Bulat Rebut Kubu Raya 1

Ardiansyah yang kini menjabat selaku Ketua Fraksi PAN DPRD Kalbar, telah memastikan dirinya akan maju di pemilihan kepala daerah Kubu Raya tahun 2024 mendatang.

“Saya positif maju untuk menjadi calon Bupati Kubu Raya. Dari awal, ini sudah saya sampaikan ke masyarakat yang bertanya keseriusan saya di Pilkada Kubu Raya,” ucapnya mantap.

Lebih lanjut Ardiansyah menyatakan, ada dua hal yang membulatkan tekadnya untuk maju ke gelanggang pilkada di kabupaten terbungsu di Kalbar ini. Pertama dorongan dari partai yang menaunginya. Kedua, karena Kubu Raya memang merupakan tempatnya dibesarkan.

“Hasil Rakorda PAN akan mengusung kadernya untuk menjadi calon Bupati Kubu Raya. Dengan amanah ini saya pastikan akan maju menjadi calon Bupati Kubu Raya,” tegasnya.

Lantaran Ardiansyah dan orangtuanya serta kakeknya yang juga tinggal dan besar di wilayah tersebut, dirinya pun cukup paham dengan seluk beluk permasalah, potensi dan solusi yang dibutuhkan Kubu Raya.

“Saya juga bersekolah di Kubu Raya, jadi ini juga menjadi panggilan saya untuk kembali ke Kubu Raya untuk membesarkan daerah,” ucapnya.

Meski merupakan kabupaten termuda di Provinsi Kalbar, namun menurut Ardiansyah, Kubu Raya memiliki potensi yang sangat besar yang saat ini belum tergali maksimal. Apabila semua sektor potensial di Kubu Raya ditingkatkan, ia yakin, postur APBD Kubu Raya akan meroket, bahkan bisa melebihi Kota Pontianak.

“Pontianak itu PAD-nya sudah mentok, lain dengan Kubu Raya, ada banyak sektor yang bisa ditingkatkan, salah satunya sektor pertanian,” ungkapnya.

Pengembangan sektor pertanian pun disampaikannya, dapat dilakukan dengan inovasi dan kecerdasan. Sebagai legislator yang telah menjabat empat periode di DPRD Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar itu, ia haqqul yaqin mampu menggali potensi tersebut.

“Saya yakin saya mampu. Pengembangan pertanian harus dilakukan mulai dari SDM-nya. SDM petani yang harus ditingkatkan. Tinggalkan pola pertanian lama, kita gunakan pertanian modern, apabila setahun petani hanya bisa dua kali panen, kita ciptakan panen dalam setahun empat kali,” tuturnya.

Disinggung soal ramainya nama populer dan potensial yang juga digadang-gadang bakal maju di Pilkada Kubu Raya 2024, Ardiansyah mengaku tak masalah. Justru hal itu menurutnya sesuatu yang baik untuk demokrasi masyarakat di Kubu Raya. Karena dengan demikian, kata dia, masyarakat akan terdidik dengan paparan visi dan misi calon yang beragam dan bisa memilih mana yang mereka anggap cocok.

“Masyarakat tentunya akan menilai figur mana yang menurut mereka cocok untuk dipilih, semakin banyak calon tentu semakin banyak pilihan dan saya menilai itu hal yang baik,” ucapnya.

Kamaruzaman Digelitik Nyalon Bupati

Pilihan demokrasi masyarakat Kabupaten Kubu Raya cukup beragam. Tak hanya sederet nama politisi yang diumbar untuk maju di pilkada 2024 mendatang, namun terdapat pula sejumlah calon dari kalangan birokrat yang turut diidam-idamkan mampu membawa perubahan besar bagi wilayah yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Pontianak itu.

Nama Syarif Kamaruzaman salah satunya. Pria yang kini menjabat selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalbar itu turut digelitik oleh sejumlah kalangan dan masyarakat agar mau mencalonkan diri sebagai Bupati Kubu Raya berikutnya.

“Untuk sementara masih fokus dengan yang saat ini sebagai aparatur sipil negara di Pemerintah Provinsi Kalbar. Karena kami pengabdiannya masih di posisi ASN. Sementara belum terpikir untuk berpolitik, karena nanti akan membuat kita tidak fokus dengan (tugas) yang dihadapi saat ini,” ujarnya dalam satu kesempatan.

Kamaruzaman menyiratkan, bukan dirinya tidak mau menerima permintaan masyarakat, hanya saja untuk saat ini waktunya belum pas, dimana ia harus menyelesaikan pengabdiannya terlebih dahulu sebagai ASN.

“Jadi sekarang masih fokus saja sebagai ASN Pemprov Kalbar. Karena usia pensiun itu kalau masih dipercaya Pak Gubernur masih 4 tahun (lagi). Makanya kalau cerita pilkada Kubu Raya, kita belum mikir ke sana. Kalau kita ada pikiran ke sana, nanti bisa mengurangi kinerja kita sebagai ASN,” terangnya.

Baca Juga :  Bawaslu Ketapang Akan Panggil Parpol dan KPU Soal Tahanan Lapas Masuk DCT Pemilu 2024

Sungguhpun demikian, Kamaruzaman menilai jika dorongan masyarakat kepada dirinya untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar sebagai pemimpin Kubu Raya, merupakan sesuatu hal yang wajar.

Menurutnya, masyarakat pastinya akan membaca peta calon atau sosok yang memiliki track record yang bagus.

“Kita apresiasi yang mendorong. Artinya selama ini kita yang bukan orang politik, artinya masyarakat menilai kinerja kita. Artinya orang selama ini mengenal kita orang Kubu Raya walaupun kita bekerja di provinsi,” ujarnya.

Akar Rumput Inginkan Rusman Ali Kembali

Kendati sempat memutuskan untuk absen di pilkada Kubu Raya tahun 2018 silam, namun sebagian masyarakat tidak rela jika Rusman Ali harus pensiun begitu saja. Pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Kubu Raya periodisasi 2014 – 2019 itu terus didesak agar mau kembali ke panggung besar pilkada 2024 mendatang.

Rusman Ali tidak menampik jika kalangan akar rumput memberikan dorongan yang besar kepadanya, namun dengan rendah hati, pria kelahiran 14 September 1956 ini menyatakan dirinya akan maju jika Tuhan memang menghendaki demikian.

Insya Allah saya maju. Sebab ada permintaan masyarakat agar saya maju kembali. Beberapa waktu belakangan, nama saya juga banyak disebut-sebut masyarakat akar rumput. Kalau Tuhan menghendaki, saya bakal maju dan berjuang untuk Kubu Raya tercinta,” kata Rusman Ali seperti dilansir dari laman online Pontianak Post.

Ia mengakui, banyaknya aspirasi masyarakat yang menginginkannya menjadi Bupati Kubu Raya 2024 – 2029 itu diserap saat dirinya berjalan-jalan ke berbagai daerah di sembilan kecamatan di Kubu Raya.

“Mudah-mudahan Allah SWT menghendaki, saya siap berjuang untuk Kubu Raya tahun 2024 mendatang,” ucapnya.

Pemilu 2024, Pemilu yang Menentukan

Pengamat politik, Ireng Maulana berpandangan bahwa pemilu tahun 2024 merupakan pemilu yang paling menentukan bagi keberlangsungan generasi unggul Indonesia di masa mendatang. Karena generasi yang akan dipimpin di 2024 tersebut akan berhubungan kait dengan generasi pada tahun 2030 dan tahun 2045–atau biasa yang disebut dengan generasi emas Indonesia.

Tak terkecuali pada konteks pemilihan umum di Provinsi Kalbar maupun daerah seperti di Kubu Raya. Yang mana ia menilai, siapapun yang bakal mencalonkan diri di 2024 tak bisa lagi membawa ide-ide konservatif yang hanya berkutat pada urusan-urusan domestik, seperti pembangunan jalan, jembatan, sekolah, menambah ruang kelas, taman, trotoar dan seterusnya.

Lebih dari itu, Ireng menyatakan, calon pemimpin 2024 harus lompat dengan membawa ide-ide yang fresh. Calon pemimpin yang datang dengan solusi bagaimana menjawab tantangan “manusia” masa depan atau yang mafhumnya disebut Generasi Z atau Gen-Z.

“Cara dunia bekerja di 2030, 2045, sangat berbeda dengan cara kerja dunia 10 tahun lalu yang lebih konservatif dan mementingkan masalah-masalah (seperti) infrastruktur, masalah-masalah ‘tradisional’, jalan, jembatan dan sebagainya,” kata Ireng, diwawancarai eksklusif oleh KalbarOnline, Selasa (16/11/2022).

Karena Gen-Z menurut Ireng, merupakan “jenis” yang sama sekali berbeda dengan generasi hari ini. Secara psikologis, Gen-Z ini, kata dia, tidak senang diatur dan bahkan mereka bukan minta untuk dilayani. Bukan dalam artian rebel, namun Gen-Z lekat dengan kemandirian, independen dan visioner–sehingga secara umum mereka adalah kaum yang tidak mau terikat dengan patronasi kebijakan pemerintah.

“Kita khawatir, pemerintah (pemimpin yang dihasilkan dari pemilu 2024) tidak mampu menyesuaikan keinginan mereka. Mereka independen, secara psikologis mereka tidak mau terikat patronasi kebijakan, mereka akan menciptakan ekosistem baru,” jelasnya.

Oleh karenanya, alumni Iowa State University, Amerika Serikat yang kini menetap di Kabupaten Sintang itu menganggap, bahwa regenerasi kepemimpinan di 2024 harus benar-benar terjadi.

“Pemimpin yang benar-benar bisa memastikan bahwa bonus demografi harus selamat ke ekosistem milenium. Harus ada pondasi kebijakan (yang holistik), melihat tantangan milenium itu,” ujarnya.

Lebih lagi, lanjut Ireng, bahwa perubahan-perubahan dunia akan terasa lebih cepat di masa depan dibandingkan hari ini. Jika sosok-sosok kolot yang masih akan bertengger di kursi kepemimpinan 2024, maka akan kasihan masyarakatnya, mereka akan terus terkungkung di ketiak peradaban miskin, dan sulit untuk bisa naik kelas menjadi warga dunia (kosmopolitan).

“Harus lahir inovasi baru, karena masa depan itu memiliki masalahnya yang khas–yang tidak pernah kita temui di masa lalu,” tekan Ireng.

Alhasil, kepekaan-kepekaan seperti itu yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin masa depan. Ia menyarankan ceruk-ceruk kampanye model usang harus segera ditinggalkan.

“Jangan takut tidak populer, selama dia menawarkan (mampu) melayani kebutuhan masyarakat (masa depan). Ini bukan soal umur (tua atau muda), bukan. Ini soal mindset,” jelasnya.

Kubu Raya Bisa Jadi Role Model di Kalbar

Ireng Maulana berpandangan, kendati Kabupaten Kubu Raya baru terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pontianak pada tahun 2007. Namun secara etalase, kabupaten yang kini dipimpin oleh Muda Mahendrawan itu bisa menjadi role model, panutan, teladan, rujukan, bagi kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Kalbar.

“Kalau proses transisi perubahan kepemimpinan masa depan itu terjadi,” camnya.

Karena kendati terbilang muda, Ireng menilai Kabupaten Kubu Raya memiliki banyak sekali potensi yang bisa digali. Sehingga ia berpesan kepada masyarakat Kubu Raya yang akan menjadi pemilih di pemilu 2024, pilihlah pemimpin yang mempunyai mindset future leadership.

“Kalau (perubahan) ini sudah mulai diperbincangkan, maka penetrasi gagasan ini tidak sia-sia. Saya usulnya calon-calon itu diuji publik dulu, undang pakar-pakar, akademisi, tokoh, perwakilan-perwakilan masyarakat, karena kita semua (masyarakatnya) mau tau ide mereka apa. Karena pemilu ini menentukan,” kata Ireng. (J)

Comment