Operasi Bibir Sumbing Semarakkan Hari Kesehatan Nasional 2022 di Kalbar

KalbarOnline, Pontianak – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 tahun 2022, pemerintah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalbar menggelar berbagai kegiatan selama kurang lebih sebulan lamanya.

“Dimulai dari 20 Oktober yang lalu kami mengadakan rangkaian kegiatan dan nanti akan berakhir upacaranya tanggal 29 November, bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Korpri, digabungkan upacaranya,” ujar Kepala Dinkes Provinsi Kalbar, Hary Agung Tjahyadi, Jumat (11/11/2022).

Hary menyampaikan, HKN sendiri diperingati setiap tanggal 12 November pada setiap tahunnya. Agenda peringatan ini rutin dilaksanakan oleh pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Kalbar. Rangkaian kegiatan yang dilakukan pun berbagai macam, termasuk bakti sosial operasi bibir sumbing yang dilakukan Dinkes Kalbar hari ini.

“Beberapa rangkaian kegiatan di HKN ini–hari ini kita mengadakan kegiatan bakti sosial bibir sumbing–bekerja sama dengan satu yayasan dan juga pihak swasta untuk menopang dukungan terhadap kegiatan operasi bibir sumbing,” katanya.

“Kemudian besok (Sabtu) pagi ada sunatan massal sekitar 100 anak yang akan dilakukan sunatan,” tambahnya.

Adapun untuk operasi bibir sumbing tersebut, dikatakan Hary, dilaksanakan di RSUD Soedarso, baik terhadap pasien sumbing pada celah bibir atau celah langit-langit. Ia menyebutkan, awalnya terdapat 16 orang yang terdaftar, namun berdasarkan skrining ulang dokter ahli bedah hanya bisa dilakukan 10 operasi.

“Tapi hari ini satu lagi batal karena kondisinya belum memungkinkan jadi dilakukan sembilan pasien yang operasi,” katanya.

Adapun pasien yang datang itu berasal dari beberapa kabupaten di Kalbar, diantaranya 4 orang dari Sanggau, 1 orang dari Sintang, 1 orang dari Sambas, 1 orang dari Kubu Raya, 1 orang dari Landak dan 1 orang dari Sekadau.

Baca Juga :  Wako Pontianak: PPKM Darurat Diganti Jadi Level 1-4

“Dari pasien ini banyak yang pasien masih bayi umur tiga empat bulan, tapi ternyata masih ada juga pasien yang usia remaja,” katanya.

Hary menjelaskan, bahwa perlu diinformasikan terus-menerus kepada masyarakat terkait dengan penanganan bibir sumbing yang sebenarnya bisa dilakukan operasi untuk mengembalikan fungsi, baik itu fungsi untuk pengunyahan karena berkaitan dengan rongga mulut dan kemudian juga fungsi pernafasan dan sebagainya.

“Ini hal penting, karena kalau tidak ditangani sejak dini bisa kekurangan nutrisi. Minimal si anak itu untuk menyedot atau mengunyah makanan. Ini memang harus dilakukan sejak awal. Karena masih ada yang remaja, berarti informasi ini harus terus disampaikan, edukasi ke masyarakat tentang penanganan bibir sumbing,” jelasnya.

Lebih jauh ia menerangkan, berdasarkan data yang ada saat ini, bahwa prevalensi bibir sumbing di Kalbar sebesar 0,08 persen dari kelahiran. Jadi, setiap bayi lahir–sekitar 650-1000 bayi itu terdapat satu kasus bibir sumbing.

“Kalau kalbar ini kan setahun sekitar 107 ribu bayi kelahiran. Kalau misalkan minimal lah 1/1000 ya sekitar setahun itu risiko terjadi bibir sumbing sekitar 100 anak. Jadi hitungannya masih cukup besar untuk bibir sumbing,” bebernya.

Hary menyatakan, selain operasi, kegiatan bakti sosial seperti ini dapat dijadikan upaya untuk mengedukasi perihal binir sumbing secara luas. Karena sebenarnya, saran dia, kalau ada anak bibir sumbing dapat secara cepat dilakukan tindakan.

Baca Juga :  Sosialisasi SOP Penerbitan Surat Tanda Registrasi Elektronik

“Minimal 3 bulan setelah kelahiran, karena setelah 3 bulan otot dan kulit anak itu sudah agak kuat. Ketika disambungkan tidak robek, dan paru-paru juga sudah cukup kuat, mampu untuk dilakukan anestesi dan sebagainya. Hanya saja ini yang perlu terus disampaikan,” katanya.

Hary mengatakan, bahwa penanganan terhadap pasien bibir sumbing ini tak berbeda jauh dengan penanganan terhadap pasien penyakit katarak, yang sebenarnya bisa dilakukan oleh rumah sakit yang punya dokter spesialis bedah plastik atau dokter gigi spesialis bedah mulut.

“Yang sekarang ini adalah tim dokter gigi spesialis bedah mulut. Nah kalau RS (rumah sakit) itu punya dokter spesialis tadi, harusnya dia punya kemampuan melakukan tindakan meskipun memang belum semua RS punya dokter spesialis mulut sama spesialis bedah plastik tadi,” katanya.

“Tapi kan bisa dirujuk ke RS-RS besar. Nah ini yang perlu terus disampaikan ke masyarakat, bahwa bisa dilakukan secara cepat, tidak menunggu terlambat bahkan masih ada yang remaja itu sebenarnya kan dibiarkan, akhirnya mengganggu nutrisi,” tambahnya.

Sehingga, input intake nutrisi yang seharusnya bisa didapat namun menjadi berkurang lantaran terkena masalah bibir sumbing. Tak hanya itu, kalau dari awal rongga mulut pasien terganggu dan pernafasannya juga terganggu, maka akhirnya pada status gizinya pun akan berkurang.

“Ini sebenarnya bisa dilakukan dengan BPJS. Hanya saja tadi, kadang masyarakat akses informasinya kurang. Sehingga dengan kegiatan kegiatan seperti ini sebenarnya memberikan informasi sepuas-puasnya pada pihak-pihak, termasuk masyarakat lebih aware (sadar) kasus itu bisa ditangani,” katanya. (Jau)

Rangkaian kegiatan HKN ke-58 tahun 2022 oleh Dinkes Provinsi Kalbar. (Foto: Istimewa)
Rangkaian kegiatan HKN ke-58 tahun 2022 oleh Dinkes Provinsi Kalbar. (Foto: Istimewa)

Comment