Dinkes Kalbar Datangkan Obat Penawar GGA

KalbarOnline, Pontianak – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat telah mendapatkan obat antidotum bagi penyakit Gangguan Ginjal Akut (GGA) misterius dalam bentuk Fomepizole. Obat ini berfungsi untuk menawar dari keracunan diethylene glycol-DEG dan ethylene glycol-EG.

Kabar gembira ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Hary Agung Tjahyadi, Senin (31/10/2022).

Alhamdulillah tadi siang pukul 11.30 WIB, antidotum-nya dalam bentuk Fomepizole sudah kita peroleh di Kalbar, dan di pukul 14.00 WIB sudah kita masukkan obat penetralisir keracunan diethylene glycol-DEG dan ethylene glycol-EG,” ujarnya kepada wartawan.

Hary menyampaikan, bahwa bantuan obat dari pemerintah pusat ini tak terlepas dari hasil komunikasi dan koordinasi yang terus dilakukan Dinkes Kalbar dengan Kemenkes RI. Usulan atau pengajuan permohonan untuk mendapatkan antidotum atau obat penawar ini pun telah dilakukan sejak Kamis lalu.

“Karena memang Kemenkes telah berupaya mencarikan antidotum dan ada antidotum dari Singapura dan Jepang yang dimasukkan ke Indonesia untuk penanganan kasus gagal ginjal akut ini,” katanya.

Hary menjelaskan, untuk di Indonesia sendiri, ketersediaan antidotum sangat lah sedikit, dan pihaknya hanya dikirimi dua vial. Ia berharap, dengan antidotum ini, bisa membantu keselamatan satu anak pasien suspek asal Kota Singkawang yang kini tengah dirawat di RSUD dr. Soedarso.

Sebelumnya, Hary turut mengungkapkan kondisi terkini pasien suspek berusia 8 tahun tersebut. Dimana secara hasil laboratorium penyelidikan epidemiologi, pihaknya mengkategorikan sebagai bukan hanya dugaan akan tetapi sudah probable.

“Jadi probable yang ginjal akut yang progresif atipikal,” kata Hary.

Artinya, lanjut Hary, kondisi yang dialami dan dari hasil penyelidikan epidemiologi terkait riwayat penggunaan obat dan lainnya terhadap pasien tersebut mengarah ke arah ginjal akut yang progresif atipikal. 

“Oleh karena itu sudah kita laporkan ke Kemenkes terkait satu pasien ini. Probable ini artinya kasus ini tidak ada riwayat kelainan ginjal atau penyakit ginjal kronis sebelumnya,” ujarnya.

“Kondisinya disertai dengan gejala prodromal seperti demam, diare, muntah, batuk, pilek dan dalam pemeriksaan laboratorium adanya peningkatan ureum kreatinin lebih dari 1,5 kali. Itu sudah dimasukkan kepada probable,” terang Hary. (Jau)

adminkalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Kantor Pertanahan Mempawah Ikut Tanam Pohon Serentak bersama Kementerian ATR/BPN

KalbarOnline, Mempawah - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada Tanggal 5…

5 hours ago

Setelah Pontianak, Disdikbud Kalbar Buka Dua SMA di Kubu Raya dan Bengkayang

KalbarOnline, Pontianak - Setelah membuka sekolah baru SMA Negeri 14 Pontianak di Kecamatan Pontianak Tenggara,…

7 hours ago

Marak “Manusia Silver” di Pontianak, Dokter Icha: Bisa Terkena Kanker Kulit

KalbarOnline, Pontianak - Keberadaan "manusia silver" masih banyak ditemukan di Pontianak, Kalbar. Hal ini mendapat…

8 hours ago

Sekda Ketapang Buka Sosialisasi Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati, Sekda Ketapang, Alexander Wilyo membuka kegiatan sosialisasi Rancangan Peraturan Daerah…

8 hours ago

Peringati HUT ke-60, Bank Kalbar Gelar Donor Darah

KalbarOnline, Pontianak - Berbagai kegiatan digelar oleh Bank Kalbar dalam rangka memperingati ulang tahunnya (HUT)…

8 hours ago

Pj Bupati Kamaruzaman Apresiasi Ajang Pemuda Pelopor

KalbarOnline, Kubu Raya – Penjabat (Pj) Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman mengatakan, bahwa kepeloporan pemuda…

8 hours ago