Adat Budaya Melayu Hampir Dilupakan Masyarakat

KalbarOnline, Ketapang – Keberadaan Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Ketapang sangatlah strategis sebagai fasilitator perkembangan seni budaya melayu di Kabupaten Ketapang.

Demikian antara lain yang disampaikan Wakil Bupati Ketapang, Farhan saat membuka Pagelaran Adat Seni Budaya Melayu MABM Kabupaten Ketapang Tahun 2022 sekaligus Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H, Sabtu (15/10/2022), di Lapangan Sepakat Ketapang.

Wabup dalam sambutannya juga menegaskan, bahwa pada zaman modern ini budaya Melayu cenderung dilupakan masyarakat.

“Pada akhir-akhir ini adat budaya ini (Melayu) hampir dilupakan oleh masyarakat terutama para generasi muda kita yang cenderung kepada seni budaya luar yang lebih modern,” ujarnya saat membacakan sambutan Bupati Ketapang.

Lebih lanjut, ia berpesan agar pelestarian adat dan budaya harus dilakukan dengan cara yang tepat cerdas dan inovatif.

Baca Juga :  Lapas Ketapang Raih Penghargaan Sebagai Produsen Data Kategori Instansi Vertikal Terbaik Kedua Tahun 2023

“Budaya kita adalah budaya yang terbuka, nilai luhur adat dan budaya bangsa kita harus diwariskan kepada anak cucu kita sebagai sumber jati diri bangsa,” ujarnya.

“Namun kita juga perlu membekali generasi muda kita dengan hal-hal yang diperlukan untuk hidup bersaing serta survive dalam dunia yang terus berkembang,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua MABM Ketapang, Rustami mengucapkan tahniah kepada panitia pagelaran budaya melayu MABM Ketapang yang bersemangat tinggi dalam melaksanakan kegiatan ini.

“Tentunya dengan harapan yang tinggi hendaknya hari ini menjadi momentum akan kemajuan adat budaya pada umumnya khususnya adat budaya Melayu Ketapang,” harapnya.

Baca Juga :  Wabup Farhan Tegaskan Komitmen Pemkab Ketapang Dukung Eksistensi Pesantren

Selain itu, beliau juga menjelaskan terkait Hasta Gune Raksasa yang dibawa saat pawai dengan berisikan telur sebanyak 1444 butir–merupakan perlambangan dan penghargaan anak melayu sebagai generasi penerus yang berguna bagi agama, bangsa negara, orangtua, berguna bagi lingkungan kerja serta berguna bagi organisasi yang diikutinya.

“Selain itu hasta gune mengartikan bahwa generasi muda Melayu menyebar kedelapan penjuru mata angin, menyebar kebaikan”, tutupnya.

Selanjutnya dalam kegiatan juga dilakukan sunatan massal dengan peserta kurang lebih tiga ratusan anak. Sementara pada malam harinya ditampilkan pagelaran seni budaya Melayu berupa tarian jepin dan gendang tar sebagai penutup festival budaya melayu tahun 2022. (Adi LC)

Comment