Sekda Kalbar Pimpin Rakor TPID Kenaikan IHK di Tiga Kabupaten Kota

KalbarOnline, Pontianak – Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, Harisson memimpin Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar di ruang rapat kerja Wakil Gubernur Kalbar, Rabu (05/10/2022). 

Rapat koordinasi ini digelar seiring dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga daerah yang ada di kalbar yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Prov Kalbar. Ketiga daerah tersebut diantaranya Kota Singkawang, Kota Pontianak dan Kabupaten Sintang.

Dalam kesempatan itu, Sekda Harisson memaparkan, berdasarkan data yang diterima, Kota Pontianak mengalami Inflasi pada bulan September 2022 yang lalu–month to month–sebesar 1,58% dan Inflasi Tahun Kalender 2022 sebesar 5,31% dan Inflasi Year on Year sebesar 5,43%. 

Sedangkan untuk Kota Singkawang, pada Inflasi bulan September 2022 sebesar–month to month–sebesar 1,66% dan Inflasi Tahun Kalender 2022 sebesar 4,38% dan Inflasi Year on Year sebesar 5,20%. 

Baca Juga :  Edi Kamtono Sebut RTH Mampu Dongkrak Indeks Kebahagiaan Warga Pontianak

Untuk Kabupaten Sintang, pada Inflasi bulan September 2022 sebesar–month to month–sebesar 1,37% dan Inflasi Tahun Kalender 2022 sebesar 5,95% dan Inflasi Year on Year sebesar 8,59%.

Harisson pun berharap agar tiga daerah yang dimaksud dapat mengendalikan inflasi daerahnya masing-masing. 

“Inflasi kita ini kan sedang naik sebesar 1,57% di bulan September, dimana sebelumnya di bulan Agustus deflasi sekitar 0,07%. Sedangkan inflasi kita year on year sekitar 5,71%. Ini masih di bawah rata-rata nasional,” ungkap Harisson.

Dirinya pun menjelaskan, kalau pada umumnya penyebab terjadinya inflasi dikarenakan penyesuaian harga BBM dan ditambah kenaikan harga daging babi di Kota Singkawang.

Baca Juga :  Kendalikan Inflasi, Pemprov Kembali Sebar 15 Ribu Paket Sembako Seluruh Kalbar

“Kalau di Kota Singkawang harga daging babi yang meningkat, karena stok atau persedian daging babi sedang berkurang sehubungan dengan hewan peternak babi terkena virus flu babi, sehingga banyak yang mati. Kita berupaya untuk mengimpor, tetapi persyaratannya hewan babi impor yang siap potong,” ujarnya.

Sebelumnya, kegiatan tersebut turut dihadiri Kepala BPKP Perwakilan Provinsi Kalbar, Ayi Riyanto, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar, Herti Herawati, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Kalbar, Frans Zeno dan Perwakilan tiga daerah yang terdampak kenaikan IHK tersebut. (Jau)

Comment