Dampak Perkawinan Anak Pada Aspek Pendidikan, Kesehatan dan Kemiskinan

KalbarOnline, Ketapang – Wakil Bupati Ketapang melalui Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Maryadi Asmu’ie membuka kegiatan lokakarya dampak perkawinan anak pada aspek pendidikan, kesehatan dan kemiskinan bersama multi stakeholder forum di Kabupaten Ketapang, Kamis (06/10/2022), di Hotel Grand Zuri Ketapang.

Maryadi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa isu perkawinan anak merupakan isu sensitif yang harus dihadapi oleh banyak perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Ketapang. 

“Berdasarkan data dari UNICEF, secara global terdapat 700 juta perempuan yang hidup saat ini menikah ketika masih berusia anak,” jelasnya.

Baca Juga :  PT CSC Gelar Sosialisasi Kesiapsiagaan Karhutla di Sandai

Maryadi menyampaikan, masalah perkawinan anak saat ini telah menjadi salah satu dari 5 isu prioritas arahan Presiden RI kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dimana dimintakan, agar advokasi dan sosialisasi pencegahan perkawinan anak terus dilakukan pemerintah bersama seluruh stakeholders.

Selain itu, disampaikan Maryadi, bahwa perkawinan anak merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap anak, yang memiliki banyak dampak negatif dan sangat berbahaya tidak hanya bagi anak dan keluarga, tetapi juga negara.

Baca Juga :  Kelola Layanan Posbakum PN Ketapang, LBH Borneo Tanjungpura Indonesia Siap Bantu Masyarakat Tak Mampu

“Seperti stunting, tingginya angka kematian ibu dan bayi, tingginya angka putus sekolah, tingginya angka pekerja anak yang diberi upah rendah sehingga turut meningkatkan angka kemiskinan, serta dampak lainnya,” terang beliau.

Lebih lanjut, ia pun berharap kepada para peserta lokakarya yang hadir bisa berperan dalam merumuskan kebijakan yang efektif dan efisien dalam mencegah perkawinan anak. (Adi LC)

Comment