Kementan RI Ekspor Komoditi Pertanian Kalbar ke 9 Negara Asia dan Eropa

KalbarOnline, Pontianak – Kementerian Pertanian (Kementan) RI secara resmi melepas ekspor komoditi pertanian Kalbar ke 9 negara yang berada di benua asia dan eropa, pada Sabtu (30/07/2022) kemarin. Negara-negara tersebut diantaranya Cina, Malaysia, Paraguay, Pakistan, Tanzania, Kanada, Amerika Serikat, Belanda dan Spanyol.

Secara seremonial, sejumlah komoditi pertanian dengan nilai Rp 162.555.293.310 tersebut dilepas oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan Samuel Maringka melalui Pelabuhan Dwikora Pontianak, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar.

Dalam kesempatan itu, Jan mengatakan, bahwa Kementan RI berkomitmen untuk terus menguatkan aktivitas produksi (on farm) maupun aktivitas pasca-produksi (off farm) dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mendorong pengusaha dan eksportir agar melipatgandakan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat atau dikenal sebagai Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).

“Melalui program Gratieks (gerakan tiga kali ekspor) ini, kita berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan surplus pertanian  di saat semua negara mengalami krisis pangan,” katanya.

Hal itu terbukti, lanjut Jan, bahaya dari tahun ke tahun, ekspor yang dilakukan selalu mengalami peningkatan–yang semula dari Rp 390,16 triliun pada 2019, lalu naik menjadi Rp 451,77 triliun pada 2020 dan meningkat lagi menjadi Rp 625,04 triliun pada 2021.

Baca Juga :  Irjen Kementan Serahkan Ratusan Bibit Unggul dan Pupuk ke Petani Subah Kabupaten Sambas

“Kami harapkan pada 2022 ini tetap seperti yang diharapkan. Dua minggu lalu kita juga melakukan ekspor daging ayam ke Singapura. Kita juga akan melakukan ekspor beras ke negara tertentu. Artinya, kita sudah memenuhi di dalam, baru kita ekspor,” sampai Jan.

Ia menjelaskan, adapun sejumlah komoditas pertanian yang diekspor kali ini diantaranya karet lempengan, air kelapa, kelapa bulat, kelapa parut kering, serabut kelapa, lidi nipah, santan kelapa, palm kernel expeller (PKE), pinang biji, vanili dan RDB Palm Stearin.

“Di Kalbar, produk seperti kelapa, lada bahkan durian juga didorong untuk diekspor. Ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi pertanian pada tingkat masyarakat berjalan baik,” ujarnya.

Seperti halnya kelapa bulat, sambung dia, sebagai salah satu komoditi yang cukup potensial untuk diekspor ke berbagai tujuan. Dimana China adalah tujuan utama dari ekspor kelapa bulat di samping Thailand dan Vietnam.

“Sedangkan untuk karet lempengan, tujuan ekspor paling banyak yaitu ke India di samping China, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Malaysia, Amerika dan Jepang,” jelasnya.

Jan juga menjelaskan, terdapat beberapa  komoditi pertanian yang mengalami peningkatan ekspor di tahun 2022 ini, diantaranya cangkang sawit, santan kelapa, bungkil kelapa, tepung kelapa, air kelapa, daun sawit, vanili, nipah, jamur kering dan bibit lada–dengan nilai peningkatan ekspor mencapai Rp 84.893.670.744.

Baca Juga :  Teroris Christchurch Dihukum Seumur Hidup Tanpa Pembebasan Bersyarat

“Ini menjadi catatan penting bagi kita bahwa krisis yang dihadapi berbagai negara tidak begitu berdampak pada sektor pertanian. Di tengah pandemi Covid-19, ekspor pertanian kita justru meningkat,” katanya.

“Ini merupakan upaya pemulihan ekonomi nasional yang bisa dirasakan masyarakat terutama yang bekerja di sektor pertanian. Ini harus kita pertahankan kita harapkan ke depan Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia,” pungkasnya.

Lebih jauh, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak, Amir mengatakan, total volume ekspor komoditas pertanian yang tercatat di Balai Karantina Pertanian Kelas Pontianak Semester I tahun 2022, mencapai 291.858 ton senilai Rp 1,85 triliun atau 36,25% dari target Rp 5,08 triliun.

Sepuluh komoditas dengan nilai ekspor tertinggi pada semester I tahun 2022 yaitu karet, senilai Rp 376.538.978.862,00, RDB palm stearin senilai Rp 357.676.280.715, kelapa bulat Rp 264.091.649.146 dan palm kernel expeller senilai Rp 169.515.513.467.

Kemudian komiditi RDB Palm Olein yang senilai Rp 86.760.300.000, santan kelapa senilai Rp 68.433.198.701, cangkang sawit senilai Rp 41.129.981.805,00, kelapa parut Rp 31.110.395.538, pinang Rp 11.510.249.508, dan buah durian Rp 1.800.000.000. (Jau)

Comment