Tinjau BIAN di SDN 23 Pontianak, Kadiskes Kalbar Pantau Kesiapan Logistik dan Kendala Pelaksanaan

KalbarOnline, Pontianak – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Hary Agung Tjahyadi menyempatkan diri untuk meninjau pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang pada kesempatan ini dilakukan di SDN 23 Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kamis pagi, 19 Mei 2022.

Peninjauan tersebut guna memantau kesiapan petugas, logistik selama pelaksanaan imunisasi serta berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait hambatan selama pelaksanaan imunisasi berlangsung.

Suntik Imunisasi diberikan kepada siswa-siswi mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan jumlah siswa sekitar 300an orang.

Tetapi, menurut data keterangan yang disampaikan oleh Rohana, Plt Kepala SDN 23 menyampaikan bahwa jumlah yang menerima imunisasi di SDN 23 masih di bawah 50 persen dari jumlah seluruh siswa dan juga siswi.

Baca Juga :  Selain Tempat Ibadah, Masjid Sebagai Pusat Pemberdayaan Umat

“Untuk pelaksanaan kali ini kita belum sampai 50 persen, murid kita berjumlah 300 lebih tapi yang datang cuma sekitar 50 persen,” ujar Rohana.

Rohana kemudian melanjutkan sebab sedikitnya anak yang mengikuti imunisasi dikarenakan banyak orang tua yang tidak mengizinkan anaknya dengan alasan tertentu.

“Ada yang bilang habis sakit, lagi batuk, intinya orang tua masih banyak yang khawatir,” lanjutnya.

Di sisi lain, Hary Agung kemudian menyampaikan, bahwa pelaksanaan imunisasi ini harus disosialisasikan kepada para orang tua dan juga mengedukasikan betapa pentingnya imunisasi bagi kesehatan dan daya tahan tubuh anak.

Baca Juga :  Kasus Covid-19 di Pontianak Landai, Kesadaran Warga Terapkan Prokes Meningkat

“Strategi ke depannya adalah melakukan sosialisasi kepada orang tua murid, setelah melakukan sosialisasi baru kita adakan imunisasi kembali,” ungkap Hary Agung Tjahyadi.

Lebih lanjut, Hary Agung menyampaikan bahwa ini merupakan salah satu tantangan yang dihadapi, dan pihak kesehatan akan berupaya melakukan sosialisasi kepada orang tua dan mencari strategi yang lebih baik lagi untuk pelaksanaan imunisasi lebih lanjut.

“Yang harus dipahami bahwa ini adalah suatu program yang manfaatnya untuk kebaikan anak-anak kita. Kayaknya memang masih ada pemahaman yang masih belum dipahami oleh masyarakat, sehingga nanti teman-teman dari kesehatan akan terus berupaya untuk melakukan upaya sosialisasi,” jelasnya. (*)

Comment