Khawatir dengan Kondisi Alam Kalbar, Sutarmidji Ajak Mahasiswa Jadi Agen Perubahan Jaga Kelangsungan Hidup

KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyampaikan kekhawatirannya akan kondisi lingkungan dan alam saat ini. Seperti misalnya gambut, pendangkalan daerah aliran sungai (DAS) di sepanjang Sungai Kapuas dan sebagainya.

“Mari kita berfikir maju ke depan, bersama memikirkan langkah perbaikan apa yang bisa kita ambil untuk lingkungan kita. Saya berprinsip untuk tidak mau menjadi orang yang berperan dalam perusak lingkungan. Kita kesampingkan kepentingan politis,” kata Sutarmidji.

Sutarmidji menyampaikan itu saat menjadi keynote speaker dalam kuliah umum merdeka belajar kampus merdeka.

Kuliah umum itu mengusung tema ‘pengelolaan sumber daya alam berbasis Indeks Desa Membangun di Kalbar sebagai wujud kontribusi provinsi penyangga terhadap pembangunan Ibu Kota Negara’ yang digelar di Gedung Konferensi Untan, Sabtu, 9 April 2022.

Baca Juga :  Klaim Program KB Berjalan Baik, Sutarmidji: Pontianak Sudah Bicarakan Meningkatkan Indeks Kebahagiaan Penduduk

Karena itu, mahasiswa diharapkan Sutarmidji dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga kelangsungan hidup, ekosistem dan lingkungan.

“Mahasiswa Fakultas Kehutanan harus ada desa binaan yang diseriusi. Karena kita harus memperbaiki lingkungan, kemudian apapun kesejahteraan masyarakat harus dari desa,” kata Sutarmidji.

Sementara Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan Bambang Hendroyono yang turut hadir di kesempatan itu menyampaikan tentang pengimplementasian Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030.

Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 telah disusun secara komprehensif dan ilmiah melalui pendekatan analisis spasial, seperti indeks kualitas hutan, nilai konservasi tinggi (HCV), jasa lingkungan ekosistem tinggi, serta indeks biogeofisik (IBGF) serapan karbon maupun Karhutla.

Baca Juga :  Lomba Mancing Lamparet, Edi Ajak Warga Jaga Kebersihan Parit

“Folu Net Sink ini adalah semua yang telah kita lakukan selama beberapa tahun terakhir ini dan dalam mengendalikan perubahan iklim bahwa Indonesia punya komitmen kuat untuk berkontribusi menurunkan emisi yang telah ditetap sebesar 29 persen,” jelasnya.

Bambang mengungkapkan, komitmen penurunan emisi harus dengan aksi nyata yang dilakukan di kawasan hutan baik itu hutan konservasi, hutan lindung maupun hutan produksi.

Tak hanya itu tentunya kontribusi penurunan emisi ini harus melalui aksi mitigasi yang harus dilakukan oleh semua pihak.

Comment