Lomba Desain Fashion Seragam Kantor Kombinasi Tenun Kalbar, Lismaryani: yang Simple Tidak Ribet

KalbarOnline, Pontianak – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menggandeng Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar menggelar Lomba Desain Fashion Seragam Kantor Kombinasi Tenun Kalbar.

Babak Final Lomba Desain Fashion Seragam Kantor Kombinasi Tenun Kalbar ini berlangsung di Aston Hotel Pontianak, Rabu (30/3/2022).

Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar, Ny Lismaryani Sutarmidji mengatakan, lomba fashion yang diadakan terkait seragam dinas kerja, harus memakai baju yang berciri khas 14 kabupaten dan kota di Kalbar.

“Saya juga sudah sampaikan ke 14 kabupaten kota, baju kerja itu yang simple tidak ribet karena memang untuk kerja,” kata Lismaryani.

Melalui ajang ini, menurut Lismaryani, memang ada beberapa yang cocok untuk dijadikan baju kerja para Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Bagi yang juara 1 lomba ini kita lihat lagi nanti, karena memang baju kantor harus seperti itu seperti dari Kabupaten Kubu Raya yang memang tenun yang dikombinasikannya cocok. Tetapi kalau ciri khas Kubu Raya itu coraknya muara,” kata Lismaryani.

Bagi anak sekolah dari Sekadau yang menjadi pemenang lomba fashion ini, kata Lismaryani, mendapat beasiswa.

“Memang kita lebih melirik desainer muda yang potensi untuk berkembang. Di Kalbar ke depan akan kita bina dan lakukan pelatihan berlanjut. Kita akan selalu mensupport kabupaten dan kota dalam melakukan inovasi produk masing-masing,” ucap Lismaryani.

Baca Juga :  Gubernur Kalbar Serahkan Penghargaan Bagi Paskibraka, Penggiat, Atlet dan ASN Berprestasi

Ketua Dekranasda Kalbar, Lismaryani Sutarmidji berharap pelaku UMKM dapat mengelola usahanya. Dengan mengutamakan menyediakan produk-produk kerajinan sesuai tuntutan pasar atau trend. Tetapi tidak mengesampingkan ciri khas daerah agar dapat bersaing menembus pasar ekspor.

“Saya berharap dukungan OPD terkait untuk turut mensukseskan program-program Dekranasda dalam mendukung UMKM daerah lebih maju dan berkembang,” ujar Lismaryani.

Sehingga, lanjut dia, dapat meningkatkan daya kreasi dan inovasi intelektual pada perajin untuk dapat membentuk kemampuan daya saing industri dan selera global.

Ia menyebut, selama ini Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki masalah hak kekayaan intekektual.

“Hak kekayaan intelektual ini sangat penting dalam mendukung perajin dan UMKM di daerah,” ingat Lismaryani.

Oleh karena itu, hasil karya atau temuan perajin industri ketika didaftarkan dapat dilindungi, dihormati dan dihargai, agar tidak terjadi klaim atas hasil karya oleh negara lain.

“Selain itu, perajin juga dapat mengevaluasi demi meningkatkan kualitas produknya dalam menciptakan daya saing,” harap Lismaryani.

Ia berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar dapat menciptakan program-program regenerasi perajin.

“Seharusnya, Disdikbud Provinsi Kalbar dapat membuat program untuk mendukung kreativitas di Kalbar. Agar hasil karya nenek moyang kita dapat dilestarikan dan tidak punah ditelan zaman. Kemudian, juga dapat dijadikan warisan kebudayaan yang perlu dipatenkan hak ciptanya oleh Disdikbud,” harap Lismaryani

Baca Juga :  Bupati Sis Minta Dekranasda Perkuat Pemasaran Produk Kapuas Hulu di Sosial Media

Di tempat yang sama, Kepala Disporapar Kalbar Windy Prihastari mengucapkan terima kasih kepada Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar atas sinergi dan kolaborasi terhadap pelaksanaan lomba tenun pakaian seragam kantor dengan kombinasi kain tenun.

Kemudian, ia juga patut berbangga bahwa kain tenun dari Kalbar, yakni tenun Sidan mendapat dua penghargaan sekaligus di nasional yang kemudian sedang dibawa ke UNESCO. Dalam waktu dekat akan diurus hak intelektualnya.

Disporapar berharap kedepan bisa melaksanakan berbagai event dengan memaksimalkan perajin di Kalbar.

Windy juga menyinggung terkait Pontianak Fashion Week seperti yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Solehudin Uno saat berkunjung ke Kalbar, bahwa dengan beragam ciri khas produk lokal di Kalbar bisa dibuat sebuah ajang seperti Pontianak Fashion Week.

“Nanti bisa saja Pontianak Fashion Week mengalahkan Paris Fashion Week karena dibelah dunia manapun tidak akan dapat yang seperti ini. September saat Kulminasi rencana akan diadakan Pontianak Fashion Week dan untuk itu kami terus melakukan kordinasi dengan Kemenparekraf,” ujar Windy.

Namun bukan hanya itu, usai lebaran pun akan ada ajang kreatifitas Indonesia yang dilakanakan di Kota Pontianak salah satunya. “Jadi nanti kita bisa meunjukkan kain khas Kalbar dan ini merupakan event nasional,” ucap Windy.(*)

Comment