Categories: HeadlinesPontianak

Perusak Kuburan di Pontianak Pernah Bacok Bibi dan Pamannya Hingga Tindak Pidana Lain

KalbarOnline, Pontianak – Dari catatan Kepolisian, RM (21) terduga pelaku perusakan kuburan di Kota Pontianak pernah beberapa kali melakukan tindak pidana.

Kapolresta Pontianak Kombes Pol Andi Herindra mengungkapkan, pada tahun 2019, RM pernah menganiaya sang bibi dan pamannya di Kecamatan Pontianak Timur.

“Saat itu kasus tersebut tidak dilanjutkan, karena hasil kesimpulan psikiater pada saat itu bahwa yang bersangkutan merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Akhirnya dilakukan rehabilitasi di Dinas Sosial,” kata Andi Herindra kepada wartawan, Rabu, 30 Maret 2022.

Keluar dari tempat rehabilitas atas kasus penganiayaan tak membuat RM jera. Tahun 2020, RM justeru melakukan tindak pidana lagi yaitu mencuri genset dan kotak amal di salah satu masjid di Kota Pontianak.

“Ditangkap juga pada saat itu, kemudian direhabilitasi. Direkomendasikan pada waktu itu dirawat di Rumah Sakit Jiwa Singkawang selama 6 bulan. Muncul-muncul ke Pontianak terus melakukan perusakan kuburan di Pontianak,” kata Andi Herindra.

Kombes Pol Andi Herindra menjelaskan, laporan yang diterima pihaknya terkait kasus perusakan kuburan sejatinya hanya di 1 tempat kejadian perkara (TKP) yakni di komplek pemakaman muslim di Jalan Abdurahman Saleh, Kota Pontianak.

“Tapi dari pengakuan yang bersangkutan, dia mengaku telah melakukan perusakan kuburan di tempat lain, total ada 5 TKP. Ini masih kami data kuburan yang dirusak ini,” kata Andi.

Pihak Kepolisian sampai saat ini belum bisa menetapkan status tersangka terhadap RM. Dari analisa sementara pihak Kepolisian, RM diduga merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Hal ini dikarenakan keterangan yang diberikan RM kepada pihak Kepolisian yang selalu berubah-ubah.

Karena itu pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan pemeriksaan psikologi untuk mengetahu kondisi kejiwaan RM.

“Saat ditangkap tidak ada perlawanan, yang bersangkutan justeru seperti orang normal dan merasa tidak bersalah. Ketika diinterogasi pun polos-polos saja. Tapi keterangannya berubah terus,” kata Andi Herindra.

Andi Herindra menegaskan, seluruh proses pemidanaan terhadap yang bersangkutan tergantung pada hasil pemeriksaan psikologi yang dilakukan psikiater.

“Kalau memang dinyatakan ODGJ maka kasus ini tidak bisa kami lanjutkan. Tapi kalau dari hasil pemeriksaan psikologi menyatakan yang bersangkutan ini ternyata normal, maka kita akan ajukan pemidaannya,” pungkas Andi.

boskalbaronline

Leave a Comment
Share
Published by
boskalbaronline

Recent Posts

Launching Pilgub Kalbar 2024, Ketua KPU RI Ajak Masyarakat Berpartisipasi

KalbarOnline, Pontianak - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Barat melakukan launching Tahapan Pemilihan Gubernur…

6 hours ago

Bupati Fransiskus Nostalgia di Reuni SMA Karya Budi Putussibau ke 40 Tahun

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan membuka reuni akbar sekaligus syukuran SMA Karya…

6 hours ago

Wakil Bupati Kapuas Hulu Minta Panitia Bimbingan Manasik Haji Berikan yang Terbaik

KalbarOnline, Putussibau - Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat menyampaikan, bahwa penyelenggaraan ibadah haji merupakan…

6 hours ago

Ditinggal Pemilik, Dua Rumah Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Ludes Terbakar

KalbarOnline, Putussibau - Dua unit rumah milik Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu di Jalan Diponegoro…

9 hours ago

Sekda Ketapang Pimpin Rapat Persiapan Peresmian Balai Kepatihan Jaga Pati

KalbarOnline, Ketapang - Persiapan dan pelaksanaan peresmian Balai Kepatihan Jaga Pati akan dilaksanakan pada tanggal…

10 hours ago

Menteri AHY Dampingi Presiden Joko Widodo Serahkan 10.323 Sertipikat Tanah untuk Masyarakat Banyuwangi

KalbarOnline.com, Banyuwangi - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala…

10 hours ago