Stunting Masalah Klasik, Satono: 14 Abad Lalu Islam Telah Mengingatkan

KalbarOnline, Sambas – Bupati Sambas Satono menyebut stunting sebagai permasalahan klasik di dunia ini. Bahkan sudah diingatkan sejak 14 abad silam.

“Islam telah mengingatkan kepada kita semua di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 9,” kata Satono, asat konferensi pers RAN PASTI Kalbar  Senin 14 Maret 2022.

Adapun arti Surat An-Nisa ayat 9 tersebut yakni:

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang khawatir terhadap (kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaknya mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”

“Barangkali lemah yang dimaksud Allah dalam ayat tersebut adalah generasi stunting. Sudah diingatkan 14 abad yang lalu,” kata Satono.

Baca Juga :  Pj Ketua PKK Kalbar Sebut Percepatan Penurunan Stunting Harus Dilakukan Secara TSM

Menurut Satono, kalau di Kabupaten Sambas, untuk menangani masalah stunting ini tentu banyak pendekatan yang bisa dilakukan.

Satono menekan pada 3 poin penting untuk mencegah dan mengatasi stunting di Kabupaten Sambas secara khusus dan Provinsi Kalbar secara umum, yakni:

1. Maksimalkan Sosialisasi

Sangan sampai, kata Satono, informasi tentang perang penurunan angka stunting hanya berkutat di kota besar.

“Karena 80 persen populasi penduduk di Kalbar ada di kampung-kampung terpencil. Maksimalkan sosialisasi, sampai ke paling bawah. Tidak hanya di hotel,” kata Satono.

Menurutnya, masih banyak masyarakat Kalbar ini yang belum rutin mengakses Media Sosial (Medsos).

“Karena kesibukan mereka ke ladang, ke kebun dan sebagainya, semata-mata untuk mata pencaharian hidup sehari-hari,” kata Satono.

Baca Juga :  Berhasil Turunkan Stunting Secara Signifikan, Pontianak Raih Penghargaan dari Gubernur Kalbar

Apalagi pandemi Covid-19 sudah berlangsung 2 tahun yang membuat membebani kondisi perekonomian.

“Cukup menjadi beban bagi mereka di Kabupaten Sambas. Belum lagi Sambas ini penyumbang terbesar PMI (Pekerja Migran Indonesia) di Kalbar,” ungkap Satono.

2. Tingkatkan Sinergisitas di Semua Komponen

Menurut Satono, semua pihak harus bersatu padu, mensolidkan barisan, menyatukan tekad, duduk satu meja untuk menangani masalah stunting.

“Kita bisa menyampaikan pesan-pesan stunting ini melalui pesan agama. Bisa melalui Gereja, melalui Vihara dan Masjid,”  kata Satono.

3. Intervensi Masif Sesuai Tupoksi Masing-masing

“Sebagai Kepala Daerah kita harus jadi panglima perang stunting. Bagaimana generasi kita ke depan, zuriat kita ke depan, menjadi zuriat yang kuat dan tangguh. Generasi emas,” tutup Satono.(*)

Comment