Pertandingan Justitia Futsal XIX Championship Berakhir Ricuh

KalbarOnline, PontianakVideo kericuhan pemain dan suporter pada pertandingan futsal di GOR Pangsuma Pontianak, Jumat, 18 Februari malam beredar di media sosial. Pertandingan Justitia Futsal XIX Championship 2022 tersebut ricuh dalam laga yang mempertemukan SMA Negeri 4 Pontianak VS MAN 2 Pontianak.

Belum diketahui pasti penyebab ricuh tersebut. Namun dari informasi yang didapat KalbarOnline.com, kericuhan itu disebabkan oleh kebijakan wasit yang dinilai tak memberikan keputusan yang tepat sehingga merugikan salah satu tim.

“Sudah selesai. Biasalah suporter,” kata sumber KalbarOnline yang enggan disebutkan namanya, Jumat malam.

Sumber tersebut mengatakan, saat ini kericuhan telah berhasil diredam oleh panitia.

“Mulai besok kegiatan digelar tanpa penonton,” pungkas sumber tersebut.

Ultimatum Panitia

Wakil Ketua Satgas Covid-19 Kalbar Harisson turut menanggapi hal ini. Harisson mengultimatum panitia pelaksana turnamen yang digelar Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura itu. Dia meminta panitia pelaksana untuk mematuhi aturan yang ditetapkan Satgas Covid-19.

Baca Juga :  Cara KLHK Sadarkan Masyarakat Buka Lahan Tanpa Bakar

Terlebih lagi, kata Harisson, saat ini Kota Pontianak sedang berada dalam pelaksanaan PPKM Level 3 sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2022.

Jika merujuk pada aturan tersebut, kegiatan olahraga/ pertandingan olahraga diperbolehkan

dengan catatan antara lain;

  1. Diselenggarakan oleh Pemerintah tanpa penonton atau suporter dengan penerapan prokes yang ketat,
  2. Olahraga mandiri/individual dengan penerapan prokes ketat,
  3. Fasilitas olahraga di ruang terbuka diizinkan dibuka dengan jumlah orang 50 persen dari kapasitas maksimal dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau penerapan prokes secara lebih ketat yang pengaturannya lebih lanjut diatur oleh pemerintah daerah,
  4. Fasilitas pusat kebugaran/gym diizinkan dibuka dengan jumlah orang 50% dari kapasitas maksimal dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat yang pengaturannya lebih lanjut diatur oleh pemerintah daerah.
Baca Juga :  BPP HIPMI : Mosi Tak Percaya 11 Ketua BPC ke BPD HIPMI Kalbar Tak Sesuai Kaidah Organisasi

Meski tak memberikan pernyataan pedas, namun Harisson menyesalkan kericuhan yang terjadi antar suporter dalam turnamen tersebut.

“Di era pandemi, di mana Kota Pontianak saat ini berada pada PPKM level 3, adanya penonton dalam event pertandingan olahraga justru membuat tidak kondusif, selain menyebabkan kerumunan juga rentan untuk terjadi tawuran,” pungkas Harisson.

Sementara panitia penyelenggara melalui akun instagram resminya @justitiafutsal memberikan klarifikasinya. Melalui Instastory-nya, akun tersebut menuliskan bahwa kericuhan yang terjadi disebabkan miskomunikasi dan kesalahpahaman.

“Klarifikasi. Atas kejadian kericuhan yang sempat terjadi di pertandingan terakhir hari ini antara MAN 2 Pontianak dan SMA 4 Pontianak hanya miskomunikasi dan salah paham dan sudah melakukan mediasi antara kedua belah pihak dan permasalahannya sudah selesai

mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terima kasih,” tulis akun tersebut.

Comment