Indonesia Bisa Skakmat Dunia Lewat Batu Bara

Indonesia Bisa Skakmat Dunia Lewat Batu Bara

KalbarOnline.com – Harga batu bara bergerak ‘liar’ akhir-akhir ini. Adalah Indonesia yang membikin harga si batu hitam tidak keruan.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 170/ton. Ambles 3,95% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Pada perdagangan sebelumnya, harga batu bara berkurang 1,67%. So, dalam dua hari perdagangan harga komoditas ini ambrol 5,55%.

Akan tetapi, belum lama ini harga batu bara sempat melonjak tajam. Bahkan pada 6 Januari 2022, harga naik naik 11,35% dalam sehari. Ini adalah kenaikan harian tertinggi sejak 3 November 2021.

Sebelum naik 11,35%, harga batu bara naik masing-masing 0,34% dan 6,37%. Jadi dalam tiga hari harga melesat 18,85%.

Apa yang membuat harga batu bara naik-turun luar biasa tajam dalam hitungan hari? Penyebabnya adalah kebijakan pemerintah Indonesia.

Pada awal tahun, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk melarang ekspor batu bara selama sebulan. Kebijakan ini ditempuh karena pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di dalam negeri sedang kritis.

Masalahnya, Indonesia adalah negara eksportir batu bara terbesar di dunia. Pada 2019 (sebelum pandemi virus corona), Indonesia mengirim 455 juta ton batu bara ke pasar global. Batu bara asal Indonesia menyumbang 41% pasar dunia.

China, India, dan Jepang adalah importir batu bara terbesar dunia. Celakanya, batu bara itu kebanyakan datang dari Indonesia. Di China, hubungan yang memburuk dengan Australia membuat Indonesia kini jadi pemasok batu bara utama.

Baca Juga :  Biofarma Pastikan Harga Vaksin Covid-19 Indonesia Sekitar Rp 200.000

Dalam 11 bulan pertama 2021, China mendatangkan 178 juta ton batu bara asal Indonesia. Angka ini lebih dari 60% dari tital impor batu bara.

Di Jepang, batu bara Indonesia juga berperan penting. Pada 2019, sekitar 12% impor batu bara Negeri Matahari Terbit datang dari Ibu Pertiwi.

Ketiadaan pasokan batu bara dari Indonesia sempat membuat Jepang ‘keringat dingin’. Kedutaan Besar Jepang di Indonesia sampai mengirim surat ke pemerintah Indonesia, meminta batu bara berkalori tinggi (yang tidak digunakan oleh pembangkit listrik di Tanah Air) tetap bisa dikirim ke Negeri Sakura.

“Larangan ekspor yang begitu tiba-tiba berdampak serius terhadap aktivitas ekonomi di Jepang dan kehidupan masyarakat sehari-hari,” sebut surat itu.

Di India, situasinya hampir sama dengan China. Pada 2019, batu bara asal Indonesia menyumbang 49% dari total impor batu bara. Indonesia menduduki peringkat teratas negara pemasok batu bara ke Negeri Bollywood.

“Kami tidak melihat ada pengiriman sejak 31 Desember 2021,” sebut seorang trader di Gujarat (India) seperti dikutip dari Reuters.

Tidak hanya dari luar, dunia usaha dalam negeri pun bereaksi. Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menegaskan nama baik Indonesia di mata dunia dipertaruhkan akibat larangan ini.

Baca Juga :  Ketapang Juara Pertama Nasional Dalam Penerapan Aplikasi Srikandi

“Nama baik Indonesia sebagai pemasok batu bara dunia akan anjlok. Selain itu, upaya kita untuk menarik investasi, memperlihatkan diri sebagai negara yang ramah investor dan iklim berusaha yang pasti dan dilindungi hukum akan turun reputasinya,” tegas Arsjad, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Menghadapi polemik itu, sikap pemerintah pun mengendur. Kemarin, Luhut Binsar Pandjaitan (Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi) mengungkapkan pemerintah Indonesia siap untuk kembali membuka keran ekspor batu bara.

“Ada beberapa belas kapal yang diisi batu bara telah diverifikasi malam ini telah dilepas. Kemudian nanti kapan mau dibuka ekspor bertahap dimulai Rabu,” kata Luhut.

Luhut menyebut saat ini pasokan batu bara untuk pembangkit listrik sudah memadai. “Sudah semua baik, jumlah hari itu kita sudah bertahap bisa 15 hari mengarah ke 25 hari, untuk cadangan,” tuturnya.

Perubahan sikap ini membuat sentimen pengerek harga batu bara memudar. Malah harga turun drastis karena pasokan ke pasar dunia akan kembali memadai.

‘Drama’ ini membuktikan bahwa peran Indonesia begitu besar di percaturan dunia. Sepanjang batu bara masih menjadi sumber utama pembangkit listrik di berbagai negara, maka Indonesia bisa membuat dunia ‘skakmat’. (CNBC)

Comment