Polemik Pengangguran Terdidik di Provinsi Kalimantan Barat

Polemik Pengangguran Terdidik di Provinsi Kalimantan Barat

KalbarOnline.com – Dengan jumlah penduduk sebanyak 276,5 juta jiwa, Indonesia menempati posisi keempat dalam daftar negara dengan populasi paling banyak di dunia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat banyak tersebut mengakibatkan Indonesia harus mengadapi masalah ketenagakerjaan. Tingginya jumlah penduduk yang tidak diiringi dengan kesempatan kerja menyebabkan tingginya jumlah pengangguran.

Ditambah lagi efek dari pandemi COVID-19 yang tidak berkesudahan menyebabkan lesunya perekonomian sehingga banyak orang kehilangan pekerjaan. Pengangguran merupakan masalah serius karena dapat menimbulkan berbagai masalah dari sisi sosial-ekonomi. Tingginya pengangguran berdampak pada terhambatnya pertumbuhan ekonomi serta menurunkan standar kehidupan masyarakat.

Polemik Pengangguran Terdidik di Provinsi Kalimantan Barat
Dedhy Sugiharjo (Foto penulis)

Permasalahan pengangguran ini juga dialami oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat selama empat tahun terakhir selalu mengalami peningkatan, yang awalnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 4,26 persen pada tahun 2018 terus mengalami peningkatan hingga mencapai 5,82 persen pada tahun 2021.

Permasalahan pengangguran yang terus meningkat ini diperburuk dengan masih tingginya persentase pengangguran terdidik di dalamnya. Pengangguran terdidik adalah pengangguran dari penduduk usia 15 tahun ke atas yang tingkat pendidikannya SMA sederajat dan di atasnya.

Dominasi Pengangguran Terdidik

Data terbaru yang diterbitkan oleh BPS Kalimantan Barat menunjukkan terdapat peningkatan pengangguran terdidik di Provinsi Kalimantan Barat. BPS mencatat pengangguran terdidik pada tahun 2020 sebanyak 84.677 orang atau 55,87 persen dari total pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat.


Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2019 dimana pengangguran terdidik ada sebanyak 61.168 orang atau 55,47 persen dari total pengangguran. Meskipun jika dilihat dari persentase peningkatannya hanya 0,4 persen, namun jika kita perhatikan secara agregat maka terdapat peningkatan di atas 20.000 orang yang memiliki status pengangguran terdidik.

Baca Juga :  PAN Bahu Membahu Berkontribusi Bantu Masyarakat dan Korban Banjir

Hal ini tentu menjadi suatu ironi ketika anggapan masyarakat bahwa orang yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mudah memperoleh pekerjaan, namun ternyata kenyataannya tidak demikian. Data di atas membuktikan bahwa pengangguran terdidik justru mendominasi pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat dengan proporsinya yang lebih dari 50 persen.

Bagaimana Solusinya?

Sebagai masukan kepada pemerintah terkait masalah pengangguran terdidik ini diharapkan untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru yang berkualitas. Terutama di tengah kondisi pandemi COVID-19, dibutuhkan pasar tenaga kerja yang fleksibel dan tenaga kerja yang adaptif. Pemerintah sudah sangat baik dalam usaha mengurangi pengangguran dengan salah satu programnya yaitu Kartu Prakerja.

Program yang bertujuan untuk pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja tentu sangat membantu masyarakat dalam usaha memperoleh pekerjaan. Namun pemerintah dirasa perlu untuk meningkatkan pengawasan dan proses seleksi karena banyak ditemukan penyelewengan dari para oknum yang justru menggunakan bantuan biaya tidak sesuai dengan peruntukannya.



Selain dari pemerintah, peningkatan kualitas pendidikan juga diperlukan. Menurut penelitian dari Byron Mook (1982), sekolah-sekolah di negara berkembang lebih banyak fokus mengajarkan teori dan ilmu pengetahuan tanpa mengajarkan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga :  Independensi KPK Dalam Pemberantasan Korupsi

Sehingga ketika para siswa sudah lulus dari sekolahnya, mereka tidak punya pandangan yang jelas tentang bagaimana cara mencari pekerjaan. Oleh sebab itu disarankan untuk dibentuk suatu program bimbingan kepada para siswa yang menyediakan informasi terkait pilihan pendidikan dan karir ke depannya. Sehingga para pemuda lebih memiliki gambaran yang jelas atas masa depan mereka.

Namun perlu juga diingat bahwa berbagai upaya perbaikan yang telah dilakukan akan sia-sia jika dari para pemudanya sendiri yang bermalas-malasan atau terlalu pemilih dalam mencari pekerjaan. Tingkatkanlah kemampuan kalian dengan mengikuti berbagai pelatihan, perluas relasi, dan cari pengalaman kerja baik melalui magang ataupun organisasi untuk meningkatkan kualitas diri sehingga setelah lulus dari sekolah/universitas tidak menyandang status sebagai pengangguran terdidik.

3 Desember 2021

Penulis:

Dedhy Sugiharjo, SST.

Staf Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Saat ini sedang Tugas Belajar di Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Comment