Categories: HeadlinesPontianak

Polisi Periksa Enam Saksi Kasus Dugaan Penganiayaan Ratu Kesultanan Pontianak

Polisi Periksa Enam Saksi Kasus Dugaan Penganiayaan Ratu Kesultanan Pontianak

KalbarOnline, Pontianak – Pihak Kepolisian telah memeriksa sedikitnya enam orang saksi terkait dugaan pengusiran dan penganiayaan terhadap Ratu Kesultanan Pontianak Nina Widiastuti yang merupakan istri pertama Sultan Pontianak Syarif Mahmud Melvin Alkadrie, saat berlangsungnya acara penobatan di Istana Kadriah Kesultanan Pontianak, Minggu kemarin, 31 Oktober 2021.

“Sejauh ini enam orang diperiksa sebagai saksi. Besok saksi tambahannya akan diperiksa. Besok kita update lagi,” kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Indra Asrianto kepada wartawan, Rabu, 3 November 2021.

Indra menjelaskan, enam orang saksi yang telah diperiksa pihaknya di antaranya adalah pelapor atau korban, kedua anaknya, dan sopir.

“Sampai saat ini, tahapan perkaranya masih penyelidikan,” kata Indra.

Kesultanan Kadriah Pontianak Dipolisikan Istri Pertama Sultan Melvin

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah pihak Kesultanan Kadriah Pontianak dilaporkan istri pertama Sultan IX Kesultanan Kadriah Pontianak Sultan Syarif Mahmud Melvin Alkadrie, yang bergelar Maha Ratu Mas Mahkota Kusuma Sari Nina Widiastuti ke Polresta Pontianak atas dugaan penganiayaan, Minggu, 31 Oktober 2021. Atas penganiayaan itu, Maha Ratu Nina kini dirawat di Rumah Sakit Pro Medika Pontianak.

Kapolresta Pontianak melalui Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Indra Asrianto pun membenarkan hal tersebut.

“Benar, kami telah menerima laporan dugaan penganiaayan yang dilaporkan oleh korban,” kata Indra Asrianto saat dikonfirmasi wartawan, Minggu malam.

Pihaknya pun kini tengah melakukan penyelidikan. Dia memastikan bahwa pihak Kepolisian dalam hal ini menjalankan tugas secara profesional.

“Korban sudah diminta keterangan dan dilakukan visum, kami kepolisian akan menjalankan tugas secara profesional,” tegasnya.

Peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi tepat pada saat berlangsungnya penobatan gelar kepada sejumlah orang di Istana Kadriah termasuk penobatan gelar Maha Ratu Suri Mahkota Agung kepada Tanaya Ahmad, yang belakangan diketahui merupakan istri siri Sultan Melvin.

“Saya masih istri sah dan saya tidak terima dia akan dinobatkan, karena saya masih istri sahnya (Sultan). Karena yang harus dinobatkan itu adalah istri sah seorang Sultan, baru bisa mendapat gelar,” kata Ratu Nina kepada sejumlah wartawan, Minggu malam, 31 Oktober 2021.

Ratu Nina mengaku, kehadirannya bukan untuk membuat keributan. Ia hanya ingin datang dan bertanya kepada Sultan, atas dasar apa mengangkat Tanaya sebagai Maha Ratu.

“Itu yang ingin saya tanyakan, tapi karena mungkin mereka sudah tahu kehadiran saya dan takut akan terbongkar bahwa itu (Tanaya Ahmad) bukan istri sah Sultan. Kemudian Sultan memerintahkan kepada pihak istana untuk menyeret saya keluar,” katanya.

“Beberapa pihak istana pun lantas menyeret saya keluar. Saya diperlakukan dengan tidak sepantasnya, padahal saya punya hak untuk mendampingi beliau di acara apapun,” sambungnya.

Ratu Nina mengaku, dirinya dikeroyok beberapa orang laki-laki. Ia ditarik paksa keluar. Berdasarkan pengakuan Ratu, para tamu yang hadir dalam acara tersebut pun tidak melakukan satu upaya apapun untuk menolong dirinya.

“Sultan tidak ada reaksi apapun, bahkan beliau tetap memerintahkan pihak istana untuk menyeret saya keluar dengan bahasa “tolong amankan” sambil menunjuk ke arah saya,” jelasnya.

“Intinya saya ditarik paksa keluar, yang lain hanya melihat. Tidak ada satu upaya apapun untuk menolong saya, padahal di sana ramai sekali orang datang, bahkan banyak pejabat juga hadir. Saya diseret keluar, tapi diseret dengan cara tidak pantas selayaknya seorang manusia, seperti seekor hewan, bahkan hewan saja bisa disayang manusia, tapi ini kelakuannya tidak pantas, tidak punya hati, laki-laki semua pula,” katanya.

Peristiwa tersebut turut dibenarkan oleh Syarifah Elvina Febriana Alkadrie, putri sulung Sultan bersama Ratu Nina.

“Beliau (sultan) yang menyuruh pihak istana menyeret kami, anak dan istri sahnya untuk keluar, seharusnya kami yang punya hak di sana, tapi malah kami yang diusir. Bahkan setelah kami diseret keluar, acara penobatan tetap dilanjutkan,” katanya.

Sementara itu, Dewi Ari Purnamawati selaku penasehat hukum Ratu Nina mengatakan, pihaknya telah mendampingi korban melaporkan ke Polresta Pontianak dengan dugaan pengeroyokan susuai dengan pasal 170 KUHP.

“Awalnya tidak ada yang menyentuh Ratu Nina, tapi begitu ada perintah dari Sultan “segera amankan” atau dikeluarkan itu, baru mereka menyeret Ratu Nina untuk keluar,” kata dia.

“Yang saya heran itu kenapa tega-teganya hal itu dilakukan itu di hadapan para pejabat dan masyarakat yang hadir di acara itu,” katanya.

Pihaknya pun menginginkan kliennya itu mendapatkan keadilan. Kliennya menginginkan agar para terduga pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Redaksi KalbarOnline pun telah mencoba melakukan konfirmasi langsung kepada Sultan Syarif Mahmud Melvin Alkadrie melalui WhatsApp pada Minggu, 31 Oktober pukul 20.28 WIB, namun belum mendapatkan jawaban. Redaksi KalbarOnline pun mencoba melakukan konfirmasi kembali melalui WhatsApp pada pukul 22.27 WIB, namun belum juga mendapatkan respon hingga berita ini diterbitkan.

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Air Terjun Riam Macan: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat yang Sarat Makna Religi

KalbarOnline, Bengkayang - Kalimantan Barat tidak hanya kaya akan keanekaragaman budaya dan suku, tetapi juga…

32 mins ago

Kilas Balik Sejarah Putussibau Tahun 1895, Pernah Dipimpin Controleur LC Westenenk

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan HUT…

11 hours ago

Staf Ahli Bupati Ketapang Bacakan Pembukaan UUD 45 pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

KalbarOnline, Ketapang - Menggunakan pakaian adat nusantara, Staf Ahli Bupati bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik…

11 hours ago

Wakili Bupati Ketapang, Dharma Buka Penilaian dan Lomba Kelurahan se-Kalbar di Desa Istana

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Dharma…

11 hours ago

Atlet PPLP Kalbar Katyea E Safitri Jadi Pembawa Bendera Merah Putih di Opening Ceremony ASG 2024

KalbarOnline, Vietnam - Berkekuatan 50 personel, kontingen Indonesia beratribut kemeja batik biru yang dikombinasikan dengan…

12 hours ago

Menelusuri Keindahan Air Terjun Saka Dua di Sanggau Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Salah satu destinasi yang…

16 hours ago