Kesultanan Kadriah Pontianak Dipolisikan Istri Pertama Sultan Melvin

Peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi tepat pada saat berlangsungnya penobatan gelar kepada sejumlah orang di Istana Kadriah termasuk penobatan gelar Maha Ratu Suri Mahkota Agung kepada Tanaya Ahmad, yang belakangan diketahui merupakan istri siri Sultan Melvin.

“Saya masih istri sah dan saya tidak terima dia akan dinobatkan, karena saya masih istri sahnya (Sultan). Karena yang harus dinobatkan itu adalah istri sah seorang Sultan, baru bisa mendapat gelar,” kata Ratu Nina kepada sejumlah wartawan, Minggu malam, 31 Oktober 2021.

Ratu Nina mengaku, kehadirannya bukan untuk membuat keributan. Ia hanya ingin datang dan bertanya kepada Sultan, atas dasar apa mengangkat Tanaya sebagai Maha Ratu.

Baca Juga :  Rumusan RPJMD Harus Realistis dan Bisa Diimplementasikan

“Itu yang ingin saya tanyakan, tapi karena mungkin mereka sudah tahu kehadiran saya dan takut akan terbongkar bahwa itu (Tanaya Ahmad) bukan istri sah Sultan. Kemudian Sultan memerintahkan kepada pihak istana untuk menyeret saya keluar,” katanya.

“Beberapa pihak istana pun lantas menyeret saya keluar. Saya diperlakukan dengan tidak sepantasnya, padahal saya punya hak untuk mendampingi beliau di acara apapun,” sambungnya.

Ratu Nina mengaku, dirinya dikeroyok beberapa orang laki-laki. Ia ditarik paksa keluar. Berdasarkan pengakuan Ratu, para tamu yang hadir dalam acara tersebut pun tidak melakukan satu upaya apapun untuk menolong dirinya.

Baca Juga :  Sampaikan Permohonan Maaf, Pangeran Seri Negara Kesultanan Pontianak: Insiden Itu Tak Pantas Terjadi di Istana

“Sultan tidak ada reaksi apapun, bahkan beliau tetap memerintahkan pihak istana untuk menyeret saya keluar dengan bahasa “tolong amankan” sambil menunjuk ke arah saya,” jelasnya.

“Intinya saya ditarik paksa keluar, yang lain hanya melihat. Tidak ada satu upaya apapun untuk menolong saya, padahal di sana ramai sekali orang datang, bahkan banyak pejabat juga hadir. Saya diseret keluar, tapi diseret dengan cara tidak pantas selayaknya seorang manusia, seperti seekor hewan, bahkan hewan saja bisa disayang manusia, tapi ini kelakuannya tidak pantas, tidak punya hati, laki-laki semua pula,” katanya.

Comment