Kalbar Terima 100 Oksigen Konsentrator Bantuan Presiden

Kalbar Terima 100 Oksigen Konsentrator Bantuan Presiden

KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menerima bantuan 100 alat oksigen konsentrator dari Pemerintah Pusat. Alat tersebut diprioritaskan untuk pasien corona yang membutuhkan oksigen.

Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Presiden RI melalui Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji kepada seluruh rumah sakit di kabupaten/kota se-Kalbar termasuk untuk rumah sakit swasta, Selasa, 3 Agustus 2021.

“Kita bagi, tidak hanya rumah sakit pemerintah, swasta juga kita berikan. Karena swasta ini kadang langka juga oksigennya. Kita tidak mau itu terjadi,” kata Midji.

Adapun cara kerja oksigen konsentrator tersebut menyaring udara di ruangan yang awalnya terdiri dari 80 persen nitrogen dan 20 persen oksigen. Lalu alat tersebut menggunakan udara itu, kemudian menyaringnya dan diubah menjadi 90 hingga 95 persen oksigen murni.

Kalbar Terima 100 Oksigen Konsentrator Bantuan Presiden
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji saat menyerahkan secara simbolis bantuan alat oksigen konsentrator dari Presiden kepada seluruh kabupaten/kota se-Kalbar (Foto: Biro Adpim Provinsi Kalbar)

“Pasien covid itu sangat butuh oksigen, dengan alat ini bisa mengubah nitrogen menjadi 90 persen lebih oksigen murni, itu bisa digunakan untuk pasien,” kata Midji.

Menurut Midji, alat tersebut bukan untuk menyelesaikan persoalan oksigen, melainkan untuk keadaan darurat.

“Alat ini untuk darurat bukan untuk menyelesaikan masalah oksigen tapi untuk emergency,” kata Midji.

Kata Midji, pembagian bantuan alat tersebut disesuaikan volume penanganan Covid-19 di masing-masing daerah.

Baca Juga :  Selain Protokol 3M, Tuntaskan Covid-19 dengan Lacak Kontak Erat

“Seperti misalnya kenapa Ketapang dapat enam, Kayong Utara dapat tiga? Karena volume penanganan covid di Ketapang lebih tinggi dibandingkan Kayong Utara,” jelasnya.

Penggunaan alat tersebut terbilang efisien, lantaran menggunakan listrik.

“Jadi alat ini akan mengubah udara di ruangan dari nitrogen menjadi oksigen. Ketahanannya tergantung listrik, listrik harus hidup terus. Ini kan mesin. Alat ini kalau 100 unit, harganya lebih dari Rp 3 miliar juga, karena harganya di pasaran lebih dari Rp30 juta,” jelasnya.

“Kalau misalnya tabung oksigen sedang sulit, daruratnya bisa dengan alat ini, terutama pasien yang betul-betul butuh oksigen, seperti ICU misalnya, ICU itu pasiennya dalam 24 jam perlu lima tabung oksigen ukuran besar. Dengan alat ini bisa mencukupi, kalau seandainya ada 1000 unit, bisa menghasilkan 2 ton oksigen,” kata Midji.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson menjelaskan, 100 unit oksigen konsentrator itu diberikan untuk kebutuhan seluruh rumah sakit di kabupaten/kota se-Kalbar. Dengan rincian masing-masing enam unit untuk Kabupaten Ketapang, Sintang, Sanggau, Landak, dan Kabupaten Sambas.

Kemudian masing-masing lima unit untuk Kabupaten Mempawah, Kapuas Hulu, Kota Singkawang, dan Kota Pontianak. Masing-masing empat untuk Kabupaten Melawi, Sekadau, dan Kabupaten Bengkayang. Masing-masing tiga unit untuk Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten Kubu Raya.

Baca Juga :  Kampung Melayu Benua Melayu Laut Tawarkan Wisata Berbasis Budaya dan Masyarakat

“Kita juga berikan kepada Rumah Sakit Kartika Husada tiga unit, RS Bhayangkara tiga unit, RSUD Soedarso enam unit, RS Antonius tiga unit, RS Fatimah Ketapang dua unit, RSU Harapan Bersama Singkawang dua unit, RS Bethesda Serukam dua unit, RS Yarsi tiga unit, RS Lapangan di Upelkes tiga unit, RS ABK dua unit, RS TNI AU satu unit,” jelas Harisson.

“Memang beberapa rumah sakit swasta ada yang tidak dapat. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada bantuan lagi, baru kita bagi lagi,” kata Harisson.

Untuk distribusi sendiri, Harisson meminta agar kabupaten/kota dapat mengambil sendiri ke Pemerintah Provinsi sekaligus mengambil bantuan obat.

“Alat ini yang kita khawatirkan itu ringkih, jadi sebaiknya kabupaten/kota mengambil sendiri ke sini (provinsi) sekaligus mengambil obat, secepatnya. Siang ini kita juga akan menerima obat dari Bapak Presiden. Jadi kalau bisa sekalian,” kata dia.

Sejatinya, oksigen konsentrator sebenarnya sudah dimiliki di puskesmas-puskesmas di Kalbar termasuk rumah sakit. Namun, lantaran usianya yang sudah tua, menyebabkan alat tersebut banyak yang sudah rusak.

“Jadi ini dapat digunakan bila nanti persediaan oksigen menipis, digunakan di ruang isolasi. Ini sangat membantu, karena alat ini dapat membuat oksigen,” kata Harisson.

Comment