Pemprov Kalbar Siapkan Rumah Sakit Darurat Bagi Pasien Covid: Antisipasi RS Penuh

Pemprov Kalbar Siapkan Rumah Sakit Darurat Bagi Pasien Covid: Antisipasi RS Penuh

KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat tengah menyiapkan rumah sakit darurat atau rumah sakit lapangan yang ditempatkan di Upelkes Kalbar yang dapat menampung sebanyak 100 pasien Covid-19. Termasuk menyiapkan tempat-tempat isolasi ketat dengan daya tampung hingga 250 orang yang akan ditempatkan di Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalbar dan BPSDM.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi rumah sakit penuh seiring melonjaknya tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) perawatan Covid-19 di daerah itu yang semakin hari semakin meningkat termasuk angka keterjangkitan yang semakin tinggi.

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji pun mengingatkan seluruh masyarakat Kalbar untuk mewaspadai kondisi ini. Bahkan pada Rabu, 7 Juli 2021 pagi ini, kata Midji, tempat tidur perawatan pasien Covid-19 terisi sekitar 90 persen. Varian baru virus Covid-19 pun menurut Midji sangat berpotensi masuk ke Kalbar.

“Kita jaga bandara dengan wajib PCR, ternyata dari kapal penumpang, dermaga-dermaga di luar pelabuhan dan tidak ditutupnya perbatasan dengan provinsi tetangga yang waktu itu keterjangkitannya sangat tinggi,” kata Midji melalui akun Facebook resmi miliknya, Rabu, 7 Juli 2021.

Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini pun mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mendapati gejala flu, meriang dan sebagainya. Termasuk menyegerakan diri untuk divaksin.

Baca Juga :  100 Dokter Meninggal Akibat Covid-19, DPR: Perlu jadi Perhatian Khusus

“Segera swab, minta obat. Semua tak bayar. Oksigen sampai saat ini masih aman. Segera vaksin biar terhindar dari akibat fatal covid,” tutupnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson mengatakan, RS darurat atau RS lapangan yang disiapkan ini sebagai rumah sakit alternatif untuk mengantisipasi agar jangan sampai tingkat keterisian rumah sakit semakin meningkat sebagaimana instruksi Gubernur. Di mana, kata Harisson, rumah sakit darurat itu memiliki daya tampung sebanyak 100 orang yang ditempatkan di Upelkes.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan menyiapkan tempat isolasi bagi pasien kasus konfirmasi dengan nilai CT yang rendah yang akan ditempatkan di Gedung LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan)  Kalbar dan BPSDM Kalbar dengan daya tampung sebanyak 300 orang.

“RS darurat itu sudah ditandatangani Pak Gubernur SK-nya pada tanggal 1 Juli 2021, sekarang kita sudah mengoperasikan tapi hanya untuk pasien yang ringan dan sedang, sementara untuk pasien sedang berat kita rawat di Soedarso.

Tenaga medis yang disiapkan di rumah sakit darurat itu pun akan memberdayakan tenaga medis dari Upelkes dan UPT Pelayanan Kkesehatan Paru.

“Kalau memang masih kurang maka kami akan merekrut relawan,” ucapnya.

Pihaknya pun sesegera mungkin menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan rumah sakit darurat tersebut mulai dari sarana, alat kesehatan maupun obat-obatan sebagai sarana pendukung rumah sakit darurat atau rumah sakit lapangan itu.

Baca Juga :  Jadi Narasumber Talkshow Kalbar Sehat di TVRI, Hary Agung Paparkan Perkembangan Covid-19 dan Varian Omicron

Pengampu rumah sakit darurat ini adalah rumah sakit rujukan Kalbar yaitu RSUD Soedarso,” kata dia.

Diketahui tingkat BOR untuk perawatan Covid-19 di Kalbar saat ini berada di angka 69,69 persen. Kota Pontianak dan Kota Singkawang menempati urutan teratas. Di mana Kota Pontianak berada di angka 85,91 persen dan Kota Singkawang 87,02 persen. Sementara untuk RSUD Soedarso sebesar 90 persen. Menurut dia, peningkatan BOR ini terjadi sejak dua atau tiga minggu terakhir.

Berdasarkan data pada tanggal 7 Juli 2021, Kalbar mendapat tambahan sebanyak 282 kasus konfirmasi baru dari total 755 sampel yang diperiksa. Di mana Pontianak menjadi penyumbang terbesar dengan total 88 kasus konfirmasi baru, disusul Kabupaten Landak sebanyak 35 kasus dan masing-masing 33 kasus dari Kubu Raya dan Sambas.

Kemudian Kabupaten Sekadau sebanyak 27 kasus, Sanggau 22 kasus, Bengkayang 20 kasus, Melawi 12 kasus, Ketapang delapan kasus, serta masing-masing dua kasus dari Mempawah dan Kota Singkawang. Selain itu juga terdapat tambahan 126 kasus sembuh.

Sehingga total kasus konfirmasi di Kalimantan Barat sampai dengan 7 Juli 2021 mencapai sebanyak 16.227 kasus dengan jumlah 1.726 kasus aktif atau sebesar 10,63 persen, 14.090 kasus sembuh atau sebesar 86,83 persen dan sebanyak 411 kasus meninggal atau sebesar 2,53 persen.

Comment