596 Sekolah di Ketapang Siap Gelar Sekolah Tatap Muka Tahun Ajaran Baru

596 Sekolah di Ketapang Siap Gelar Sekolah Tatap Muka Tahun Ajaran Baru

KalbarOnline, Ketapang – Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Pendidikan mengeluarkan panduan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi covid-19 tahun 2021-2022 bagi sekolah tingkat PAUD, SD, dan SMP di Kabupaten Ketapang berdasarkan keputusan SKB empat menteri.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang, Uti Royten mengatakan, berdasarkan data yang diterima pihaknya ada sekitar 596 sekolah yang siap mengikuti PTM, sedangkan yang belum siap 422 sekolah dari total keseluruhan 1.018 sekolah dari tingkat PAUD, SD, dan SMP.

Uti Royten menyebut kalau untuk pembelajaran tatap muka tahun ini, berdasarkan SKB empat menteri tadi serta berdasarkan intruksi Mendagri No. 14 tahun 2021 tentang PPKM terhadap PTM terbatas, dia menjelaskan apabila suatu sekolahan berada di zona merah yang terletak di suatu desa maka pelaksanaan PTM harus ditunda sementara.

Baca Juga :  Polres Ketapang Komitmen Berikan Pelayanan Terbaik ke Masyarakat

“Ini artinya, tidak harus semestinya semua sekolahan se kecamatan, maupun se Kabupaten harus ditunda pelaksanaan PTM nya apabila hanya suatu wilayah daerah saja yang terdapat zona merah,” tegasnya, Jumat (25/6/2021).

Ia menambahkan, bagi sekolahan yang akan melaksanakan PTM terbatas ini pihaknya telah mengimbau sekolahan agar selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti diantaranya, dengan menjaga jarak duduk murid 1,5 meter, memakai masker, serta sebelum proses belajar mengajar harus terlebih dahulu mencuci tangan.

“Dan apabila peserta didik tadi ada yang sakit atau bergejala kita minta untuk dilarang terlebih dahulu mengikuti PTM,” imbaunya.

Lebih lanjut, Uti menerangkan, selama pandemi covid-19 di mana siswa belajar di rumah atau melalui daring, ia mengaku banyak para siswa di Ketapang putus sekolah.

Baca Juga :  Coffee Morning, Pemkab Ketapang Bahas Percepatan Pembangunan Kawasan Food Estate

“Lonjakan angka putus sekolah dari tahun 2020-2021 cukup banyak, di mana untuk tingkat SD sebanyak 382 siswa, dan tingkat SMP 703 siswa dari keseluruhan total 1.085 siswa,” paparnya.

Angka putus sekolah para siswa ini menurutnya jauh lebih besar dibandingkan sebelum masa pandemi.

“Sebelum pandemi hanya berkisar 200 hingga 300 siswa yang putus sekolah,” sebutnya.

Uti menerangkan, adapun tingginya angka putus sekolah terjadi dari siswa yang bersekolah di kecamatan pedalaman lantaran persoalan ekonomi.

“Mereka ini putus sekolah karena mereka ikut membantu orang tuanya bekerja, dan ada pula karena pernikahan dini,” tandasnya. (Adi LC)

Comment