Penjelasan Lengkap Midji Soal Atbah: Apa yang Saya Sampaikan Terbukti!

Penjelasan Lengkap Midji Soal Atbah: Apa yang Saya Sampaikan Terbukti!

KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji memastikan apa yang disampaikannya mengenai kinerja Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili dalam penanganan Covid-19 tidak ada yang arogan dan kasar.

“Intinya saya hanya minta Pak Atbah jalankan tugas sampai menit terakhir jabatannya. Kenapa saya bilang ogah-ogahan, karena beliau (Atbah) Ketua Satgas (Covid-19) Sambas. Sudah sering saya sampaikan. Hati-hati. Sering kirim swab (tes usap) sampel ke provinsi. Tapi jarang sekali kirim,” ujarnya.

Selain jarang mengirim sampel tes usap, capaian vaksinasi untuk warga lanjut usia (lansia) di Kabupaten Sambas juga sangat rendah. Bahkan apa yang dikhawatirkan Midji terhadap penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sambas pun terbukti benar adanya. Di mana, terjadi peningkatan kasus Covid-19 harian yang signifikan di Kabupaten Sambas.

“Apa yang saya sampaikan terbukti, Sambas hasil lab (PCR) Untan kemaren, ada 44 kasus positif,” kata Midji.

Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini pun tak ingin ambil pusing mengenai komentar sejumlah warga di Sambas yang enggan mendukungnya jika ia kembali maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) di periode berikutnya.

“Kalau masalah jabatan yang kedua, ketiga, saya tak mikir. Kita hidup menjalankan skenario atau takdir Allah. Manusia boleh berkehendak tapi Allah penentu segalanya,” ucapnya tegas.

Baca Juga :  Kekhawatiran Warga Singapura Tertular Covid-19 Paling Rendah

Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini menegaskan bahwa dirinya merasa tak perlu mencari sebuah popularitas dalam menjalankan amanah masyarakat sebagai Gubernur. Terlebih lagi dalam hal penanganan Covid-19, ia memastikan akan tetap mengambil suatu keputusan sekalipun pahit, asalkan demi keselamatan masyarakat banyak.

“Karena tanggungjawab saya selaku pemimpin. Jika kepemimpinan saya jelek, mengecewakan saya serahkan ke masyarakat. Saya tak akan pernah mengorbankan keselamatan masyarakat hanya untuk satu popularitas. Di ranah politik hal yang menyakitkan adalah tidak dipilih lagi, tapi saya siap dengan segala konsekuensinya. Saya selaku Ketua Satgas Covid provinsi akan tetap tegas dalam hal penanganan Covid,” pungkasnya.

Sutarmidji Minta Atbah Besar Hati

Beberapa hari belakangan, Gubernur Kalbar Sutarmidji dan Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili sempat berseteru. Berawal dari pernyataan Midji yang menyebutkan Atbah ogah-ogahan menangani Covid-19 di Sambas lantaran masa jabatannya yang akan berakhir pada Juni mendatang.

“Sambas saya sudah angkat tangan, capek ngomong (bicara). Mungkin karena sudah tidak efektif pemerintah di sana, tinggal satu bulan lagi Bupatinya,” ujarnya.

Meski masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Sambas akan berakhir pada Juni 2021 ini, Midji meminta yang bersangkutan tetap maksimal dalam menangani pandemi.

Baca Juga :  Masuk Tahun Politik, Masyarakat Kalbar Diminta Tetap Jaga Kondusivitas

“Kan tak boleh begitu, kasihan masyarakatnya, jangan Bupati merasa abisnya Juni lalu ogah-ogahan. Tidak bisa begitu, tanggung jawab dia itu sampai Juni. Sudahlah, besar hati lah, besar hati untuk laksanakan tugas pemerintahan, jangan merasa tidak terpilih lagi, lalu ogah-ogahan. Tidak boleh begitu,” pungkasnya.

Atbah Jawab Sutarmidji: Bahasanya Kasar dan Congkak

Tak terima dengan pernyataan tersebut, Atbah pun membalas. Atbah bahkan tak segan menyebut Gubernur Sutarmidji tak bisa menjaga lidahnya.

“Sutarmidji itu memang tidak bisa menjaga lidahnya, walaupun sedang puasa. Saya usul agar dia (Sutarmidji.red) menyibukkan diri dengan membaca Alquran saja,” kata Atbah.

Menurut dia, Gubernur Sutarmidji sembarangan bicara tanpa data dan tanpa klarifikasi.

“Seperti itu kebiasaannya, senang nyalahkan dan suka nyakiti hati orang lain. Ngomongnya kasar dan congkak,” tegasnya.

Sebagai pemimpin, kata Atbah, Sutarmidji seharusnya memberikan arahan dan petunjuk dengan cara yang baik dan santun.

“Bahasanya kadang buruk dan kotor. Sutarmidji terbiasa memperlakukan orang lain di depan umum, sungguh kebiasaan yang tidak perlu dibiasakan. Menurut saya, perilaku Sutarmidji seperti itu cocoknya jadi penguasa, sangat tidak cocok jadi pemimpin,” tandasnya.

Comment