Langkah Jarot Tangani Gelombang Ketiga Corona di Sintang

Langkah Jarot Tangani Gelombang Ketiga Corona di Sintang

Siapkan gedung isolasi mandiri 2

Curigai adanya varian baru corona di Sintang

KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang, Jarot Winarno menyebut bahwa daerah yang dipimpinnya itu tengah mengalami gelombang ketiga kasus Corona. Bahkan pihaknya menduga, ada varian baru virus Corona di Sintang yang memiliki tingkat keganasan lebih tinggi. Dugaan ini diperkuat dengan banyaknya kasus, positivity rate yang tinggi dan Case Fatality Rate yang tinggi, mencapai empat persen.

“Ini menunjukkan bahwa strain Covid-19 di Sintang beda dengan yang dulu-dulu. Dulu mayoritas OTG (orang tanpa gejala), sekarang ini yang sudah ganas, sampai ada yang meninggal. Terutama pada masyarakat yang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, sakit pernafasan, jantung dan sebagainya,” kata Jarot.

“Kelihatannya ada varian baru, karena tingkat keganasannya lebih tinggi dari sebelum-sebelumnya. Biasanya kita ada 400an kasus, tapi mayoritas OTG. Tapi sekarang ini ada yang baru masuk, satu hari meninggal. Baru masuk dan berhasil kita selamatkan tapi sudah sesak nafas. Ada juga yang sebenarnya sudah seminggu demam dan hilang penciuman tapi takut dikonfirmasi covid, lalu datang ke rumah sakit dalam keadaan kritis, kemudian meninggal. Ini mungkin ya, kita takutnya ada varian baru, tapi yang jelas lebih ganas dari yang sebelumnya. Makanya angka Case Fatality Rate-nya sampai empat persen, biasanya kita di kisaran 2,8-3,5 persen yang meninggal dari seluruh kasus yang ada, sekarang ini sudah empat persen. Agak tinggi. Rata-rata di dunia ini lima persen saja, kita ini empat persen, jadi sangat tinggi, ini khusus bulan April,” timpalnya.

Baca Juga :  Bupati Jarot Lepas Rombongan BKMT Sintang Ikuti Dakwah Wisata Regional Kalimantan

Sejumlah langkah pun telah disiapkan pihaknya. Gedung Diklat milik Pemerintah Kabupaten Sintang diaktifkan kembali untuk dijadikan tempat isolasi mandiri yang resmi beroperasi Senin tadi. Selain itu, pihaknya juga akan memperketat orang yang masuk ke Sintang baik warga luar maupun warga asli Sintang yang baru pulang dari perjalanan lantaran tingginya angka kepositifan dari kasus perjalanan. Kemudian terus menerus melakukan surveilans epidemiologi.

“Tanpa surveilans yang bagus, kita tidak bisa memetakan masalah kita. Yang paling penting, masyarakat harus tetap mematuhi 5M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Ini yang kita khawatirkan dan harus kita antisipasi. Karena saat ini bulan suci Ramadhan, banyak kegiatan kita yang menyebabkan kita ingin beribadah bersama seperti salah tarawih, salat lima waktu, kemudian itikaf di masjid. Boleh, asalkan tetap melakukan prokes yang ketat. Pasar juadah juga. Ini harus kita urai pelan-pelan. Jadi masyarakat kita imbau untuk tetap melakukan 5M lebih disiplin,” pesannya.

Hal lain yang menurut Jarot tak kalah penting adalah memotivasi semua pihak terkait dalam pencegahan corona, terutama tenaga medis.

“Dengan jumlah (kasus) yang banyak ini, ketika seluruh tenaga medis kita sudah lelah, letih, mereka manusia biasa yang bisa juga lelah, apalagi kalau tingkat kesejahteraannya tidak diperhatikan, mereka menjadi lebih lelah lagi, bahkan sampai 15 orang di UGD RSUD Sintang pun terpapar, tenaga medis adalah manusia biasa, mereka pahlawan kita tapi mereka manusia biasa, sehingga ini juga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. Ini yang kita mesti hati-hati. Seluruh kesejahteraan tenaga medis harus segera kita cairkan, kita perhatikan mereka semuanya, kita motivasi mereka. Mereka pahlawan penjaga kita, ketika lelah mereka manusia biasa. Jadi kita harus kasih perhatian lebih pada mereka,” tegasnya.

Baca Juga :  Kasus Covid-19 di Indonesia, 144.945 Positif dan 98.657 Pasien Sembuh

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan pihaknya adalah mempercepat vaksinasi. Terutama pada kelompok usia lanjut yang lebih beresiko.

“Ini harus segera kita lakukan. Tapi yang penting tetap protokol kesehatan. Seperti menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Ini harus kita jalankan semuanya dengan penegakkan peraturannya, kemarin kita razia satu tempat di warung kopi ada 70an orang, masih ada yang kita temukan satu orang positif hasil rapid antigen, sehingga perlu kita swab lagi. Jadi kalau kita lagi ngopi pun, mungkin di tengah-tengah kita ada yang positif tapi kita tidak tahu dan orang tersebut pun tidak tahu. Ini yang kita hindari. Tolonglah, selama bulan suci Ramadhan ini perbanyak ibadah di rumah, kalau ngopi pun, ngopi di rumah, mau dzikir, tadarus sambil menunggu sahur, silahkan saja di rumah masing-masing dalam kelompok kecil, kalau di surau, masjid harus menerapkan prokes yang ketat,” pesannya.

Comment