Sutarmidji Jadikan Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Objek Wisata di Kalbar

Sutarmidji Jadikan Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Objek Wisata di Kalbar

KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji ingin menjadikan birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik di pemerintahannya itu sebagai salah satu objek wisata di Kalbar. Untuk mewujudkan itu, semua Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar dimintanya untuk melakukan inovasi dalam tata kelola pemerintahan dan birokrasi. Terutama di sektor pelayanan publik.

Menurut dia, hal tersebut bukan satu hal yang sulit diimpelementasikan. Sangat gampang. pasalnya, hal serupa pernah dilakukannya saat memimpin Pontianak selama dua periode. Di mana, berkat inovasi yang dilakukan, menjadikan Pontianak sebagai laboratorium inovasi sehingga banyak dikunjungi ratusan pemerintah daerah se-Indonesia sebagai tujuan studi tiru.

“Di kota (Pontianak) waktu itu pernah ada sebanyak 214 daerah tingkat II yang datang, Jayapura itu bahkan satu bulan mengirim 100 orang dalam waktu sebulan, mulai dari penginapan dan makannya kan jadi pendapatan daerah. Provinsi saya ingin begitu juga. Jadi, inovasi kita itu bisa dicontoh daerah lain, dan mereka belajar di daerah kita dan ini bisa jadi wisata birokrasi,” ujarnya usai membuka acara Penguatan Kapasitas Pemprov Kalbar tahun 2021, Kamis (4/3/2021).

Dalam kesempatan itu, Midji juga melaunching dua aplikasi yang berkaitan dengan pelayanan di antaranya Tata Naskah Dinas Elektronik (Kapuas) dan Budaya Kerja ASN yang Profesional, Responsif, Integritas, Melayani, Akuntabel (PRIMA).

Baca Juga :  Gubernur Kalbar Sambut Komitmen Bersama Negara Tetangga Majukan Sektor Pendidikan

“Kalau KAPUAS itu lebih mempercepat urusan di dalam (pemerintahan), seperti disposisi surat dan sebagainya itu bisa lebih cepat. Kalau PRIMA, berkaitan dengan pelayanan yang berkaitan dengan masyarakat. Saya maunya pelayanan dalam segala aspek di Pemerintah Provinsi ini cepat, murah dan transparan. Sehingga kemanfaatannya jelas dan selalu berinovasi supaya semuanya terukur dan masyarakat ada kepastian dalam pelayanan. Saya maunya ke depan semuanya cepat, semuanya transparan dan semuanya murah,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI juga menyerahkan penghargaan kepada RSUD Soedarso Pontianak yang masuk dalam Top 99 inovasi melalui inovasi Rumah Sakitku Rumah Keduaku dalam rangka memberikan pelayanan yang aman dan nyaman bagi penderita thalassaemia. Hal ini pun mendapat pujian dari Gubernur Sutarmidji.

“Kalau Soedarso itu banyak ya inovasinya. Salah satunya misalnya Rumah Sakitku Rumah Keduaku, dalam rangka pelayanan kita pada penderita thalassaemia. Mereka itu pasti ke rumah sakit setiap bulan. Pasti. Karena harus transfusi darah dan sebagainya. Kita harus berikan pelayanan yang baik. Makanya inovasi itu bagus. Kemudian yang juara tadi itu yang dapat apresiasi, semuanya bidang-bidang yang bersentuhan langsung ke masyarakat. Rumah sakit, Puskesmas, PTSP. Ini bagus, artinya optimisme kita untuk capaian pelayanan publik yang PRIMA itu bukan satu hal yang sulit untuk diimplementasikan, gampang sekali,” tandasnya.

Baca Juga :  Buka Daerah Terisolir, Sutarmidji Percepat Pembangunan Infrastruktur

Sementara Kepala LAN RI, Adi Suryanto berharap, Kalimantan Barat bisa terus menerus mengembangkan inovasi-inovasi dalam hal pelayanan publik. Di mana, hal tersebut sudah dilakukan Kota Pontianak saat Gubernur Sutarmidji masih menjabat sebagai Wali Kota.

“Seperti dulu Pak Gubernur masih menjadi Wali Kota Pontianak, banyak sekali inovasi yang digagas. Bahkan Kota Pontianak menjadi salah satu sumber belajar inovasi. Jadi, banyak orang yang datang ke Pontianak, untuk belajar, studi tiru terhadap apa yang sudah dilakukan Pontianak. Dengan banyaknya orang datang ke Pontianak, tentu berimplikasi pada pendapatan di sektor perhotelan, restoran dan sebagainya,” kata dia.

Untuk itu, ia berharap Kalbar juga bisa menjadi satu tempat untuk belajar inovasi dan percontohan bagi provinsi lain di Indonesia terutama di sektor pelayanan publik. Terlebih lagi, diakui dia, masih sedikit inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pemerintah di level provinsi se-Indonesia.

“Kalau di level provinsi mungkin belum terlalu banyak, sementara untuk kabupaten/kota sudah banyak. Level provinsi masih sedikit inovasi terkait dengan kewenangan dan yang dilakukan oleh provinsi. Tapi memang karena kareteristik, ruang lingkup kewenangan dan tugas provinsi beda dengan kabupaten/kota. Jadi, inovasi yang punya ciri khas provinsi harus terus ditumbuhkembangakan. Saya harap Kalbar bisa jadi percontohan nanti untuk inovasi di level provinsi,” pungkasnya.

Comment