Hari Pertama Sekolah Tatap Muka di Pontianak Setelah Hampir Setahun Belajar dari Rumah

Hari Pertama Sekolah Tatap Muka di Pontianak Setelah Hampir Setahun Belajar dari Rumah

Rindu momen kebersamaan di sekolah

KalbarOnline, Pontianak – Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia, berdampak bagi seluruh sektor kehidupan. Selain sektor perekonomian, sektor pendidikan juga turut terkena dampak yang cukup fatal.

Dunia pendidikan terpaksa memindahkan proses belajar mengajar dari sekolah ke rumah atau yang dikenal metode belajar dari rumah (BDR) untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Di mana, metode BDR sendiri ada dua, yakni secara daring (dalam jaringan) dan PPJ luring (Luar Jaringan). Sudah hampir setahun kegiatan BDR dilaksanakan. Meski masih banyak kendala yang dihadapi, satuan pendidikan mulai terbiasa menyelenggarakan BDR. Namun terlalu lama tidak melakukan pembelajaran tatap muka akan berdampak negatif bagi anak didik. Juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak serta tekanan psikososial dan kekerasan terhadap anak yang tidak terdeteksi.

Menyikapi hal ini, Pemerintah mengumumkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

Dalam SKB tersebut, pemerintah melakukan penyesuaian kebijakan untuk memberikan penguatan peran pemerintah daerah atau kantor wilayah (kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) sebagai pihak yang paling mengetahui dan memahami kondisi, kebutuhan, dan kapasitas daerahnya. Pemberian kewenangan penuh dalam menentukan izin pembelajaran tatap muka tersebut berlaku mulai semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021, pada bulan Januari 2021.

Di Provinsi Kalimantan Barat sendiri, sekolah tatap muka hanya diizinkan bagi daerah yang masuk dalam zona hijau dan zona kuning penyebaran Covid-19. Di mana per tanggal 22 Februari 2021 ada sebanyak delapan daerah di provinsi itu yang berada di zona kuning alias resiko rendah, yakni Sambas, Mempawah, Sanggau, Ketapang, Bengkayang, Sekadau, Kubu Raya dan Pontianak. Daerah ini otomatis diizinkan menggelar sekolah tatap muka, dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Baca Juga :  Srikandi Ganjar Kalbar Gelar Festival Milenial Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024

Hari ini, Senin (22/2/2021), sekolah tatap muka di Kalbar resmi dimulai. Hal itu tertuang dalam surat bernomor 421/829/DIKBUD-C yang bersifat penting perihal pembelajaran tatap muka yang ditujukan kepada Kepala SMA/SMK/SLB baik negeri dan swasta se-Kalimantan Barat yang ditandatangi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Sugeng Hariadi.

Dalam surat itu disebutkan bahwa pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan pada 22 Februari 2021 bagi sekolah yang berada di zona kuning, karena dianggap penyebaran Covid-19 di daerah terkendali. Maka Diizinkan untuk pembelajaran tatap muka di sekolah dengan mepersiapkan kesiapan sarana dan prasarana selama masa pandemi Covid-19.

Di Pontianak sendiri, sejumlah sekolah di pelbagai tingkatan sudah memulai sekolah tatap muka. Di tingkat SMA, sedikitnya ada lima yang menggelar sekolah tatap muka yakni SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, dan SMAN 11 dan SMA Kapuas. Namun hanya diprioritaskan bagi siswa kelas XII.

Digelarnya sekolah tatap muka ini pun lantas disambut antusias oleh para siswa. Salah satunya Clarisa. Siswa SMAN 3 Pontianak ini mengaku senang dilaksanakannya belajar tatap muka. Menurutnya, belajar tatap muka lebih efektif dibandingkan belajar secara daring. Di mana, sudah hampir setahun ia harus menjalani proses belajar mengajar secara daring.

“Karena lebih dapat menangkap materi. Lebih mengerti dengan materi yang diajarkan sama guru, kalau online lebih banyak tidak mengertinya dari apa yang disampaikan guru. Senanglah bisa belajar tatap muka lagi. Kalau daring kan, kita (siswa) lebih banyak diberikan tugas sehingga kita lebih sulit memahami materi. Apalagi sudah mendekati ujian akhir,” ujarnya saat diwawancarai, Senin (22/2/2021).

Yang terpenting dari belajar tatap muka ini, kata dia, adalah pemahaman materi yang disampaikan guru.

“Walaupun waktu belajarnya singkat, tapi efektif dibandingkan belajar daring, karena lebih dapat menangkap materi,” ucapnya.

Di satu sisi ia juga merasa sedih. Ia rindu momen-momen kebersamaannya bersama teman-temannya di sekolah yang harus direnggut oleh pandemi.

“Banyak bedanya, kalau dulu kita bisa sambil ngumpul dengan teman, kalau mau sharing enak, sekarang jaga jarak, seperti ada yang kurang. Sedih juga, karena kurangnya momen-momen bersama teman-teman. Apalagi belajar tatap muka singkat waktunya. Tapi walaupun singkat, dengan dilaksanakannya belajar tatap muka ini sangat berharga bagi saya, semoga kedepannya pandemi cepat berlalu supaya kita lebih nyaman kedepannya mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan nanti, juga supaya adek-adek kelas kita lebih nyaman untuk sekolah,” pungkasnya.

Baca Juga :  Ketua DPD RI Sebut Sikap Gubernur Sutarmidji ke Perusahaan Sawit Wajar

Sejatinya, SMA Negeri 3 Pontianak sempat melakukan simulasi belajar tatap muka selama 10 hari berdasarkan izin dari Gubernur Kalbar selaku Ketua Satgas Covid di provinsi itu. Namun pada saat itu Kota Pontianak kembali masuk ke zona orange penyebaran Covid, maka belajar tatap muka kembali dihentikan.

Pastikan sekolah terapkan protokol kesehatan

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meninjau pelaksanaan sekolah tatap muka di SMA Negeri 3 Pontianak, Senin (22/2/2021).

Peninjauannya itu, dalam rangka memastikan pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah benar-benar diterapkan, baik oleh siswa maupun guru.

“Memastikan bahwa sekolah sudah menerapkan protokol kesehatan. Tapi anak-anak semuanya pakai masker dan maskernya bagus-bagus,” ujarnya saat diwawancarai usai peninjauan.

Hari ini merupakan hari pertama dilaksanakannya sekolah tatap muka untuk tingkatan SMA di Kota Pontianak yang saat ini sudah berada dalam zona kuning penyebaran covid-19.

“Kita lihat kalau Pontianak hari ini misalnya ada peningkatan atau jadi orange lagi, maka sekolah libur lagi, kalau tidak, lanjut,” kata Midji.

Dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin, Midji optimis tidak akan ada kendala dalam pelaksanaan sekolah tatap muka.

“Sekolah sudah menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Midji turut menyerahkan bantuan berupa masker kepada pihak sekolah.

“Tadi saya serahkan masker scuba itu sudah terlanjur kita buat. Ini untuk memastikan masker mereka setiap hari diganti. Kalau sudah pakai masker yang bagus biarkan saja mereka pakai. Tapi masker scubanya dibawa, ada lima warna, supaya bisa ganti-ganti. Kita hanya memastikan masker yang mereka gunakan tidak berulang kali dipakai kecuali dari kain,” tandasnya.

Comment