Survei Median Pilkada DKI: Risma ‘Ancam’ Posisi Anies Meski Masih Unggul Elektabilitas

KalbarOnline.com – Survei Median terkait kandidat calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta periode mendatang menunjukkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 42,5 persen.

Elektabilitas Anies unggul ketimbang 14 nama-nama lain yang diproyeksikan maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta. “Skenario 15 nama dengan memberikan pertanyaan semi terbuka, di mana responden dibolehkan menyebutkan nama yang tak ada di dalam kuesioner, menunjukkan calon gubernur DKI Jakarta dengan elektabilitas tertinggi masih Anies Baswedan 42,5 persen,” kata peneliti Median, Ade Irfan dalam konferensi pers paparan rilis hasil surveinya, Senin (15/2/2021).

Ade merinci nama Menteri Sosial Tri Rismaharini menyusul di urutan kedua elektabilitas tertinggi dengan 23,5 persen sebagai calon gubernur DKI. Lalu, disusul berturut-turut oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sebesar 5,5 persen, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,5 persen dan Komisaris PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan elektabilitas 2 persen.

Baca Juga :  Selamat! Pemkot Tangsel Raih Predikat Sangat Inovatif Anugerah IGA 2020

“Sementara top of mind tentang wakil gubernur. Jika pemilihan Wagub dilakukan saat ini, ada Sandiaga Uno tertinggi sebesar 14,5 persen, Ahmad Riza Patria 13 persen, Tri Rismaharini 3,5 persen, dan Djarot Saiful Hidayat 3,5 persen,” kata Ade.

Lebih lanjut, Ade melakukan simulasi Anies berhadapan ‘head to head’ dengan Risma apabila Pilgub DKI digelar pada hari ini. Simulasi itu menunjukkan bahwa Anies masih mengungguli Risma dengan selisih 9 persen.

“Jika kita uji head to head, gap keduanya menurun. Anies dapat elektabilitas 45 persen. Risma 36 persen. Selisihnya hanya 9 persen. Single digit,” kata dia.

Dengan selisih elektabilitas yang tipis dalam simulasi ‘head to head’, Ade mengatakan posisi Anies belum aman untuk bisa menang dalam Pilgub DKI Jakarta mendatang.

“Beberapa daerah yang kita survei. Selisih di bawah 10 persen sangat rawan. Untuk bisa aman biasanya hasil survei kandidat harus double digit unggulnya,” kata dia.

Baca Juga :  Terapkan Prokes, PGK: Gunakan Pendekatan Budaya

Selain itu, Ade mengatakan hasil simulasi ‘head to head’ tersebut harus menjadi cerminan bagi Anies agar tak menganggap remeh rival-rivalnya. Sebab, elektabilitas Risma sendiri mengalami kenaikan yang signifikan dalam kurun waktu 8 bulan ke belakang.

Hasil survei yang dilakukan Median pada Juli 2020 lalu menunjukkan elektabilitas Risma masih berada pada angka 4,2 persen. “Kemudian tiba-tiba Februari 2021 elektabilitas Risma 23 persen. Ini kenaikan cukup signifikan. Kalau diteruskan dengan aktivitas-aktivitas beliau yang di DKI Jakarta, tentu akan ancam Anies,” kata dia.

Survei Median ini digelar pada 31 Januari-3 Februari 2021 dengan melibatkan 400 responden warga DKI Jakarta yang sudah memiliki hak pilih.

Pemilihan responden dilakukan melalui metode random dengan teknik Multistage Random Sampling. Survei tersebut memiliki margin of eror 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Ade mengklaim survei ini bersifat independen dan dibiayai oleh pendanaan secara mandiri. [ind]

Sumber: CNNIndonesia

Comment