Categories: Nasional

Mahfud Sebut Pemerintah Tidak Akan Proses Hukum Din Syamsudin

KalbarOnline.com – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, pemerintah tidak akan menangkap orang yang kritis terhadap kebijakan yang diambil pemerintahan Jokowi-Maruf Amin. Pernyataan ini menanggapi laporan yang dilayangkan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau Din Syamsuddin.

“Pemerintah tidak akan pernah menangkap orang yang kritis. Yang diproses secara hukum adalah orang yang melanggar secara hukum, mau kritis tapi sebenernya destruktif, tapi kalau Pak Din, mana pernah kita persoalkan,” kata Mahfud dalam keterangannya, Minggu (14/2).

Pasalnya GAR ITB menuding, Din melakukan pelanggaran kode etik aparatur sipil negara (ASN) dalam kapasitasnya sebagai dosen FISIP UIN Jakarta dan perilaku dengan tuduhan radikalisme. Mahfud memandang, Din merupakan tokoh nasional yang dibutuhkan untuk mengawal setiap kebijakan yang diambil pemerintah.

“Pemerintah tetap menganggap Pak Din itu tokoh yang kritis, yang kritiknya selalu kita dengar. Coba kapan pemerintah pernah menyalahkan pernyataan Pak Din Syamsuddin, apalagi sampai memprosesnya secara hukum, tidak pernah, dan Insya Allah tidak akan pernah, karena kita anggap beliau tokoh,” tegas Mahfud.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini tak memungkiri, dirinya kerap bertemu dan berdiskusi dengan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu. Perbincangan yang kerap dilakukan mengenai kemajuan Indonesia dan perdamaian antar umat beragama.

“Saya sering diskusi dengan beliau, kadang di rumah Pak Jusuf Kalla, kadang di PP Muhammadiyah bicaranya tentang nasionalisme, berbicara soal kemajuan Indonesia, bahkan dia pernah menjadi utusan khusus pemerintah Indonesia ke seluruh dunia untuk berbicara soal Islam yang damai, perdamaian umat,” ujar Mahfud.

Baca juga: MUI Sesalkan Din Syamsudin Dituduh Radikal

Bahkan, saat Din Syamsuddin masih menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, dia yang menggagas Islam Wasathiyah. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

“Pak Din saat jadi Ketum Muhammadiyah, di saat itu kan beliau yang menggagas Islam Wasathiyah, sama juga sama yang digagas NU. Karena Islam sudah kompatible dengan NKRI yang berdasarkan Pancasila, moderasi Islam atau negara Islam moderat, negara kesepakatan lintas etnis, agama, ras dan sebagainya,” tandas Mahfud.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

TP PKK Pontianak Gelar Halal Bihalal

KalbarOnline, Pontianak - Masih dalam suasana Idul Fitri, Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak menggelar…

11 hours ago

Usul Pekan Budaya LPM Jadi Agenda Tetap

KalbarOnline, Pontianak - Laskar Pemuda Melayu (LPM) Kalimantan Barat (Kalbar) bekerja sama dengan Pemerintah Kota…

11 hours ago

Ani Sofian Lantik Zulkarnain Jadi Pj Sekretaris Daerah Kota Pontianak

KalbarOnline, Pontianak – Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian melantik Zulkarnain sebagai Pj Sekretaris Daerah…

11 hours ago

Dinkes Pontianak Ungkap Sejumlah Penyakit yang Berpotensi KLB Tahun Ini

KalbarOnline, Pontianak – Upaya pencegahan penyakit terus menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas…

11 hours ago

Jumlah Jemaah Haji Asal Pontianak Terbanyak se-Kalbar, Termuda Berusia 20 tahun, Tertua 86 tahun

KalbarOnline, Pontianak - Jumlah jemaah haji dari Kota Pontianak mendominasi dari kabupaten/kota yang ada di…

11 hours ago

Bupati Ketapang Hadiri Acara Hari Ketiga Peresmian Balai Kepatihan Jaga Pati

KalbarOnline, Ketapang – Bupati Ketapang, Martin Rantan menghadiri acara hari ketiga peresmian Balai Kepatihan Jaga…

14 hours ago