Obat Radang Sendi untuk Kurangi Risiko Kematian Pasien Covid-19

KalbarOnline.com – Berbagai temuan obat-obatan medis secara ilmiah terus dilakukan oleh peneliti untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Sebab hingga kini tak ada obat yang pasti sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Baru-baru ini, peneliti Oxford, Inggris, melakukan penelitian khasiat obat radang sendi untuk pasien Covid-19.

Dilansir dari CBC, Sabtu (13/2), obat radang sendi Roche Tocilizumab dinilai bisa mengurangi risiko kematian di antara pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dengan kondisi parah. Lalu juga mempersingkat waktu pemulihan dan mengurangi kebutuhan ventilator.

Temuan dari uji coba RECOVERY yang berbasis di Inggris telah menguji berbagai pengobatan potensial untuk Covid-19 sejak Maret 2020. Peneliti meneliti tocilizumab apakah memiliki manfaat untuk pasien Covid-19 setelah serangkaian campuran baru-baru ini.

Baca juga: Dokter di Inggris Sebut Pilek dan Hidung Meler jadi Gejala Covid-19

“Kami sekarang tahu bahwa manfaat tocilizumab efektif ke semua pasien Covid-19 dengan kadar oksigen rendah dan peradangan yang signifikan,” kata seorang profesor penyakit menular di Universitas Oxford dan peneliti utama Peter Horby, pada uji coba RECOVERY.

Baca Juga :  Bukan Tes PCR, Ini Saran Pakar AS saat Kontak dengan Pasien Covid-19

Pada Juni tahun lalu, uji coba RECOVERY menemukan bahwa steroid Deksametason yang murah dan tersedia secara luas mengurangi tingkat kematian sekitar sepertiga di antara pasien Covid-19 yang sakit paling parah. Obat itu dengan cepat menjadi bagian dari perawatan standar yang direkomendasikan untuk pasien yang parah.

Tocilizumab, dijual dengan merek dagang Actemra, adalah obat antibodi monoklonal antiradang intravena yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis. Lalu obat itu ditambahkan ke uji coba pada April 2020 untuk pasien dengan Covid-19 yang membutuhkan oksigen dan memiliki bukti peradangan.

Studi ini melibatkan 2.022 pasien Covid-19 yang dialokasikan secara acak untuk menerima tocilizumab melalui infus intravena, dan dibandingkan dengan 2.094 pasien yang secara acak dialokasikan untuk perawatan biasa saja. Peneliti mengatakan 82 persen dari semua pasien memakai steroid sistemik seperti deksametason.

Hasil menunjukkan bahwa pengobatan dengan tocilizumab secara signifikan mengurangi kematian. Dengan 596 (29 persen) pasien dalam kelompok tocilizumab meninggal dalam 28 hari, dibandingkan dengan 694 (33 persen) pasien dalam kelompok perawatan biasa.

Baca Juga :  Sindiran Keras Xi Jinping Terkait Sikap AS yang Kian Agresif

“Ini berarti ada perbedaan mutlak 4 persen. Ini juga berarti bahwa untuk setiap 25 pasien yang diobati dengan tocilizumab, satu nyawa tambahan akan diselamatkan,” kata Horby dan rekannya, Martin Landray.

Mereka menambahkan bahwa manfaat tocilizumab jelas terlihat sebagai tambahan dari obat steroid. “Jika dikombinasikan, dampaknya besar,” kata seorang profesor kedokteran dan epidemiologi Oxford, Landray.

Kepala divisi obat Roche, Bill Anderson mengatakan pekan lalu bahwa hasil yang beragam sebelumnya kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan dalam jenis pasien yang diteliti serta kapan mereka dirawat. “Sepertinya kandidat yang ideal adalah pasien yang benar-benar berada dalam fase akut serangan inflamasi, atau pasien parah,” katanya.

Actemra, bersama dengan obat serupa Sanofi, Kevzara, diberi wewenang oleh NHS Inggris pada awal Januari untuk pasien Covid-19 di unit perawatan intensif. Data awal mengindikasikan bahwa obat itu dapat mengurangi rawat inap di rumah sakit sekitar 10 hari. Para peneliti mengatakan hasil awal akan segera tersedia di server pracetak medRxiv dan dikirimkan ke jurnal medis yang ditinjau sejawat.

Comment