Orang Tua Harus Pintar dan Kreatif Edukasi Anak di Masa Pandemi

KalbarOnline.com – Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih belum melandai. Bahkan, kasus hingga Kamis (11/2) kemarin, angka kasus positif Covid-19 terus melonjak, yakni menjadi 1.191.990 atau naik 8.435 kasus.

Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menekan penyebaran virus dengan berbagai kebijakan. Yang terbaru adalah menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro untuk wilayah Pulau Jawa dan Bali mulai 9-22 Februari mendatang.

Kemudian, kebijakan lainnya adalah penerapan protokol kesehatan 3M, yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dengan sabun serta wajib menjaga jarak dan menghindari keramaian.

Namun, bagi anak kecil, khususnya yang masih berusia di bawah lima tahun, protokol kesehatan untuk diberitahukan hanya lewat kata-kata. Perlu kreativitas dalam penyampaiannya.

Baca Juga :  11 Pati TNI Resmi Dapat Kenaikan Pangkat, Ini Daftarnya

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan bahwa orang tua perlu berdialog secara menyenangkan bersama anak untuk mengenalkan protokol kesehatan, misalnya saja menyanyi.

“Dunia anak adalah dunia bermain, dunia anak adalah dunia dongeng, dunia gembira. Bisa dengan nyanyi dengan ciptakan lagu-lagu atau mendongeng mungkin. Mungkin ada boneka (diibaratkan manusia) nih, mulai dongeng, ini kenapa jadi sakit nih, ya karena nggak pakai masker, ayo pakai masker yuk. Ajak seperti itu,” terangnya.

Baca Juga :  Boeing 737-500 Yang Jatuh Berusia 26 Tahun, Sriwijaya Air Beli Second

Kreativitas, persahabatan, semangat serta penuh kegembiraan adalah cara terbaik dalam mengajak anak menerapkan apa yang disampaikan. “Ciptakanlah rumahku adalah istanaku, rumahku adalah surgaku, sehingga dengan demikian anak-anak nyaman di rumah tidak ingin buru-buru keluar dan stres,” ujar Kak Seto.

Kak Seto pun berpesan kepada seluruh orang tua yang memiliki balita agar membuat komunikasi yang menyenangkan agar anak tersebut tidak cepat bosan. “Kuncinya memang hanya di ayah dan ibu atau wali paling tidak mungkin ada nenek di rumah, ciptakanlah suasana penuh persahabatan tanpa ada konflik atau kekerasan anak,” pungkasnya.

Comment