Rachland Demokrat Singgung Eks Panglima Tak Kenal Budi, Foto Moeldoko Cium Tangan SBY Kembali Viral

KalbarOnline.com – Saling serang dan bantah antarpolitisi Demokrat dengan sejumlah nama yang dituding berniat menggulingkan AHY dari Ketua Umum makin bergulir panas. Bahkan saking panasnya isu kudeta ini, politisi Demokrat tak segan-segan menyebut ‘Jenderal’ tak kenal budi.

Sebutan ‘jenderal tak kenal budi’ dilontarkan salah seorang elite Demokrat Rachland Nashidik. Hal itu ia sampaikan menanggapi pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang menyinggung soal menjaga loyalitas anak buah dalam sebuah partai.

Ya, saat konferensi pers menanggapi tudingan Partai Demokrat terhadapnya, Moeldoko menyebutkan, apabila partai tidak ingin anak buahnya pergi maka sebaiknya dijaga kuat-kuat.

Pernyataan yang dimaksud itu “Kalau kader tidak boleh menemui saya, borgol saja, “kata eks Panglima TNI tak kenal budi itu,” cuit Rachland melalui akun Twitternya, dilihat Selasa (2/2/2021).

“Soalnya, Jenderal, bukan kenapa mereka menemui Anda. Tapi apa keperluan Kepala Staf Presiden menemui mereka– segelintir kader yang tersingkir?,” sambungnya.

Pada cuitan lainnya, ia juga kedapatan meretweet foto saat SBY melantik Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI 2013 silam.

Disisi lain, Rachland juga menyinggung pernyataan Moeldoko sebelumnya jika Jokowi sama sekali tak mengetahui isu yang diungkap AHY soal kudeta. Dan apa yang disampaikan AHY sepenuhnya menjadi tanggung jawab dirinya. “Jadi, itu urusan saya, Moeldoko. Ini bukan selaku KSP,” katanya.

Baca Juga :  KPU Tidak Berikan Data Pemilih ke Kemkes untuk Vaksinasi, Ini Alasannya

Menjawab hal itu, Rachland membalasnya jika urusan pribadi harusnya Moeldoko mencopot dulu atribut KSP nya. “Kalau urusan pribadi, sebaiknya lencana istana dicopot dulu dari dada,” tuturnya.

Jika Rachland menyinggung Jenderal tak kenal budi, beda halnya dengan netizen yang kembali memviralkan foto Moeldoko cium tangan SBY. Foto-foto “menyentuh” itu menggambarkan saat SBY melantik Moeldoko menjadi Panglima TNI pada Desember 2013, dan saat Moeldoko mencium tangan SBY sambil membungkuk.

Foto pelantikan SBY melantik Moeldoko diviralkan politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon melalui akun Twitter-nya, @jansen_sp, pada Senin (1/2/2021) malam. “Walau saya telat mengucapkannya, selamat jenderal atas diangkatnya menjadi panglima TNI,” sindir Jansen.

Rachland Demokrat Singgung Eks Panglima Tak Kenal Budi, Foto Moeldoko Cium Tangan SBY Kembali Viral 2

Foto itu diposting SBY pada 30 Agustus 2013 di akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, dan diberi narasi begini: “Presiden SBY lantik Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI & Letjen Budiman sebagai Kepala Staf Angkatan Darat yang baru”.

Dalam foto itu terlihat SBY menjabat tangan Moeldoko yang berdiri di samping istrinya. Foto saat Moeldoko mencium tangan SBY diviralkan sedikitnya oleh dua netizen, yakni pemilik akun @baor23 dan tokoh NU Umar Hasibuan melalui @UmarHSB75.

Baca Juga :  Tanggapi Serangan Saraswati, Tim Komunikasi Ben-Pilar Sebut Dia Harus Banyak Membaca Data

“Dulu kau rajin cium tanga, tapi kini air susu kau balas dengan air tuba (Isbog 6 Sep 2014 pukul 21.09 WIB),” kata @baor23.

“Apa kabar Mr Moeldoko? Masih ingat moment ini saat anda cium tangan SBY? Btw kalau ketemu SBY apa anda berani tatap mata SBY?” tanya Umar Hasibuan.

Seperti diketahui, sebelumnya AHY mengungkap bahwa ada gerakan politik di partainya yang mengarah pada upaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Ia menjelaskan, modus yang dijalankan para pelaku adalah dengan berupaya menyelennggarakan Kongres Luar Biasa (KLB). Untuk kepentingan KLB tersebut, para pelaku mendekati 360 kader Demokrat pemegang suara untuk mendukung rencananya dengan imbalan uang yang sangat besar.

“Informasi yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Joko Widodo,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa manuver politik itu mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Presiden Jokowi, namun AHY juga mengatakan bahwa ia tak mudah mempercayai informasi ini dan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah dalam menyikapinya. [ind]

Comment