Keluar dari Uni Eropa, Cari Pasar Baru, Inggris Minta Gabung ke CPTPP

KalbarOnline.com – Inggris mencari pasar baru setelah keluar dari Uni Eropa (UE). Mereka ingin masuk sebagai anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). Itu adalah kesepakatan perdagangan di antara sebelas negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Cile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

Hari ini, Senin (1/2), Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss akan mengajukan permintaan resmi untuk bergabung. CPTPP cukup menjanjikan karena ia merepresentasikan setengah miliar orang, setara dengan 13,5 persen ekonomi global.

”Setahun setelah keluar dari UE, kami menjalin kemitraan baru. Ini akan membawa manfaat ekonomi yang sangat besar bagi rakyat Inggris,” ujar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson seperti dikutip The Straits Times. Dia menyatakan, mengajukan diri sebagai anggota CPTPP menunjukkan ambisi Inggris untuk berbisnis dengan cara terbaik dengan partner mereka di seluruh dunia.

Baca Juga :  Hilang Dua Bulan, Jack Ma Tak Lagi Terkaya di Tiongkok

Saat menyatakan keluar dari UE, Inggris sudah mendekati anggota-anggota CPTPP. Selama itu berbagai diskusi sudah dilakukan. Langkah tersebut akan menjadi perjuangan berat bagi Inggris. Sebab, selama lebih dari 40 tahun pasar terbesar mereka adalah negara-negara Eropa.

Baca Juga :  Final Euro 2020: Italia VS Inggris

Departemen Perdagangan Inggris menyatakan bahwa negosiasi secara formal dengan anggota CPTPP mungkin dilakukan mulai tahun ini. Tapi, Menteri Perdagangan Internasional Bayangan Inggris Emily Thornberry mempertanyakan transparansi kesepakatan dengan CPTPP. Di Inggris ada posisi menteri bayangan yang dijabat oposisi.

”Setelah lima tahun berdebat tentang kesepakatan perdagangan Brexit, penduduk harus mempertanyakan keputusan pemerintah Inggris yang tergesa-gesa bergabung dengan pihak lain di sisi lain dunia. Tanpa konsultasi publik yang berarti sama sekali,” ucap Thornberry seperti dikutip Agence France-Presse.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment